Allah Memiliki Rencana Lain
Rabu, 29 Maret 2023
Baca: Keluaran 2:1-10
2:1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;
2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.
2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;
2:4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.
2:5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.
2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani.”
2:7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: “Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?”
2:8 Sahut puteri Firaun kepadanya: “Baiklah.” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.
2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: “Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.
2:10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Puteri Firaun . . . menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air.” —Keluaran 2:10
Tidak ada yang tahu berapa usia mereka sebenarnya. Yang satu ditemukan di tangga sebuah gereja; yang seorang lagi hanya tahu bahwa ia dibesarkan oleh para biarawati. Lahir di Polandia semasa Perang Dunia II, selama hampir delapan puluh tahun baik Halina maupun Krystyna tidak mengetahui keberadaan satu sama lain. Lalu, hasil tes DNA mengungkapkan bahwa mereka kakak dan adik. Mereka pun dipertemukan dalam reuni yang penuh sukacita. Tes itu juga mengungkapkan fakta bahwa mereka berdarah Yahudi, dan hal itu menjelaskan mengapa mereka dibuang. Mereka sudah ditandai untuk dibunuh hanya karena identitas mereka.
Membayangkan seorang ibu yang ketakutan harus meninggalkan anak-anaknya yang terancam bahaya di tempat mereka mungkin bisa diselamatkan mengingatkan kita pada kisah Musa. Sebagai bayi laki-laki Ibrani, Musa terancam akan dihabisi (lihat Kel. 1:22). Namun, dengan cerdik ibunya menempatkan Musa di Sungai Nil (2:3), sehingga Musa memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Allah memiliki rencana yang tak terbayangkan oleh sang ibu, yaitu untuk menyelamatkan umat-Nya melalui Musa.
Kisah Musa mengarahkan kita pada kisah Yesus. Sebagaimana Firaun berusaha membunuh seluruh bayi laki-laki Ibrani, demikian pula Herodes memerintahkan pembantaian seluruh bayi laki-laki di Betlehem (lihat Mat. 2:13-16).
Di balik semua kebencian tersebut—terutama terhadap anak-anak—adalah musuh kita, si Iblis. Allah tidak terkejut dengan kekerasan sekeji itu. Dia telah memiliki rencana untuk Musa, dan Dia telah memiliki rencana untuk kamu dan saya. Kemudian, melalui Putra-Nya, Yesus, Dia telah mengungkapkan rencana terbesar-Nya—untuk menyelamatkan dan memulihkan mereka yang pernah menjadi musuh-musuh-Nya. —Tim Gustafson
WAWASAN
Kebaikan putri Firaun (Keluaran 2:6) setara dengan belas kasihan para bidan Ibrani yang dikisahkan dalam pasal sebelumnya. Firaun telah memerintahkan Sifra dan Pua untuk membunuh bayi laki-laki yang dilahirkan para perempuan Ibrani (1:15-16). Apakah hanya ada dua bidan? Kita tidak tahu, tetapi nama kedua bidan itu disebutkan karena keberanian hati mereka. Sifra dan Pua “takut akan Allah” sehingga mereka menolak melakukan perintah jahat Firaun (ay.17). Ketika ditanyai Firaun, mereka berbohong tentang hal itu (ay.18-19). Allah memberkati mereka, karena mereka lebih takut kepada-Nya daripada kepada Firaun, dan karena tindakan mereka membela hidup kaum yang lemah (ay.21). —Tim Gustafson

Bagaimana kamu melihat rencana Allah berlangsung dalam hidup kamu? Dengan cara apa Dia telah menyelamatkan kamu?
Bapa Surgawi, ada begitu banyak kejahatan di dunia. Terima kasih atas karya penyelamatan-Mu. Tolonglah aku untuk mempercayai rencana-Mu yang sempurna.
Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 7-8; Lukas 5:1-16
Amen
Amin
Amen
Amin teimksh bpk untk rencana yg kau beri bagi setiap anak 2 mu ajar kami untk hdp selalu taat melakukan rencana dan kehdkmu untk kemulyaan namamu ya bpk amin
Amin… rencana Tuhan adl yang terbaik bagi kita semua ank2 Nya
Amin ðŸ™
bagus renungan nya
Amin
Amin