Tak Terbayangkan

Minggu, 5 Februari 2023

Baca: 2 Korintus 5:1-10

5:1 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

5:2 Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,

5:3 sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.

5:4 Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.

5:5 Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

5:7 –sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat–

5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

5:9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.

5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. [ ] —Pengkhotbah 12:7

Saya duduk di bangku gereja tepat di belakang seorang wanita, saat para pemuji mulai mengajak jemaat menyanyikan lagu “I Can Only Imagine” (Sungguh Tak Terbayangkan). Saya memuji Allah sambil mengangkat tangan, sementara suara sopran yang indah dari wanita di depan saya menyatu dalam harmoni dengan suara saya. Setelah ibadah, beliau menceritakan tentang pergumulan kesehatannya, dan kami pun berdoa bersama untuk perawatan kanker yang akan dijalaninya. 

Beberapa bulan kemudian, Louise mengaku bahwa ia takut mati. Saya mendekatkan kepala saya ke kepalanya yang terbaring di ranjang rumah sakit, membisikkan doa, dan menyanyikan lagu tadi dengan suara pelan. Sungguh tak terbayangkan apa yang akan Louise rasakan ketika ia bertemu muka dengan muka dan memuji Tuhan Yesus beberapa hari kemudian.

Rasul Paulus menawarkan jaminan yang menguatkan para pembacanya yang tengah menghadapi kematian (2Kor. 5:1). Penderitaan yang kita alami di muka bumi ini memang dapat membuat kita mengeluh dan merintih, tetapi kita tetap teguh berharap akan tempat kediaman surgawi kita, yakni kehidupan kita yang kekal bersama Yesus (ay.2-4). Meski Allah merancang kita untuk mendambakan hidup kekal bersama-Nya (ay.5-6), janji-janji-Nya dimaksudkan untuk memberi dampak pada cara kita hidup bagi-Nya di masa sekarang (ay.7-10).

Dalam kerinduan kita untuk menyenangkan Yesus sambil menunggu kedatangan-Nya kembali atau menunggu Dia memanggil kita pulang, kita dapat mengalami sukacita dan damai sejahtera dalam kehadiran-Nya yang setia. Pengalaman seperti apa yang akan kita rasakan ketika kita meninggalkan tubuh fana kita dan berjumpa dengan Tuhan Yesus dalam kekekalan? Sungguh tak terbayangkan! —Xochitl Dixon

WAWASAN
Paulus menggunakan metafora seperti “bejana tanah liat” (2 Korintus 4:7) dan “kemah tempat kediaman . . . di bumi” (5:1) untuk menggambarkan betapa rapuh dan fananya tubuh manusia kita di dunia, serta mengontraskannya dengan tubuh kebangkitan kita yang tidak dapat rusak, serta bersifat abadi dan mulia. Tubuh duniawi kita “semakin merosot” (4:16), usang karena dosa, pembusukan, dan kematian. Sementara “kita jemu akan tubuh yang sekarang ini” Paulus membawa kita kepada pengharapan akan perwujudan kemuliaan abadi kita, ketika kita akan “memperoleh tubuh surgawi, yang akan kita kenakan seperti pakaian baru” (5:2 FAYH). Rasul Paulus menyamakan tubuh baru orang percaya dengan “sebuah rumah di surga, yang dibuat oleh Allah sendiri dan yang tahan selama-lamanya” (ay.1 BIS). Di bagian Alkitab yang lain, Paulus berbicara tentang suatu “tubuh rohani”—yang tidak dapat binasa, mulia, kuat, dan abadi (1 Korintus 15:42-53). —K.T. Sim

Tak Terbayangkan

Pernahkah kamu merasa khawatir atau patah semangat ketika menghadapi kematian atau kehilangan orang yang kamu kasihi? Bagaimana janji Allah tentang hidup kekal menguatkan Anda? 

Allah Mahakasih, terima kasih atas janji-Mu untuk tetap bersamaku di dunia ini hingga sampai kekekalan. 

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 36-38; Matius 23:1-22

Bagikan Konten Ini
38 replies
  1. Audri Huwae
    Audri Huwae says:

    Duduk di bangku prkuliahan sangat sering kita temui berbagai hal yang kita sebut sebagai masalah, ancaman, persoalan sehingga sebagai manusia kita tentu pernah merasa takut dan khawatir dalam berbagai hal dari aspek internal maupun eksternal. Terbukti nyata janji Allah itu ada ketika yang menjadi kekuatan adalah keluarga. Allah mengizinkan mereka hidup hingga saat ini untuk menyatakan janjinya kepadaku yaitu kesuksesan (Amsal 1:7, 3:1-6). Terima kasih untuk kemurahanMu yang tiada batasnya sampai hari ini, Tuhan. Aku percaya janjiMu nyata dan Amin. Happy Sunday and GBU all😇

  2. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amin

  3. Ferry Francisco
    Ferry Francisco says:

    Engkau Tahu ya Tuhan tujuan hidupku, hanyalah untuk menyenangkan hatimu… terimakasih Tuhan 32 menuju 33..🙏🙏🙏

  4. Sandra Ria
    Sandra Ria says:

    Amin, terima kasih atas renungan firman Tuhan hari ini. Tuhan Yesus Memberkati kita semua, Amin 😇🙏✨

  5. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ya tuhan trima kasih untk janjimu bagi anak2mu kelak engkau sdh mempersiap kami tempat yg kekal di surga bersamamu ya bpk dan bagi anak2 yg perc kepd janji yg tuhan beri untk. kita bersama di rmh yg kekal bersama ya bpk amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *