Hari Kerendahkan Hati
Rabu, 22 Februari 2023
Baca: Filipi 2:1-11
2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. [ ] —Filipi 2:8
Saya sering merasa geli mengetahui hari-hari perayaan tidak resmi yang diciptakan orang-orang. Sebagai contoh, ada Hari Tertawa Sedunia, Hari Berbicara dalam Bahasa Bajak Laut, bahkan Hari Biskuit Anjing pun ada! Di Amerika, hari ini ternyata dirayakan sebagai Hari Kerendahan Hati. Rasanya kita semua sepakat bahwa kerendahan hati adalah sifat yang luhur, sehingga rasanya wajar untuk dirayakan. Akan tetapi kenyataannya, sifat itu tidak selalu dijunjung tinggi.
Pada zaman dahulu, orang lebih mementingkan kehormatan, dan sebaliknya memandang kerendahan hati sebagai kelemahan dan bukan nilai yang luhur. Membanggakan prestasi diri dianggap wajar, dan tidak aneh jika kamu berusaha mengangkat status kamu. Kerendahan hati dianggap lebih hina, seperti sikap seorang hamba terhadap tuannya. Namun, para ahli sejarah menyatakan, semua itu berubah setelah penyaliban Yesus. Dalam peristiwa itu, Pribadi yang “dalam rupa Allah” melepaskan status keilahiannya demi menjadi “seorang hamba” dan “merendahkan diri-Nya” untuk mati bagi orang lain (Flp. 2:6-8). Tindakan terpuji itu membuat orang berpikir ulang tentang makna kerendahan hati. Pada akhir abad pertama, para penulis sekuler pun mengakui bahwa karena karya Kristus tadi, kerendahan hati adalah sifat yang luhur.
Kini, setiap kali seseorang dipuji karena kerendahan hatinya, sebenarnya Injil telah diberitakan secara halus. Karena tanpa Yesus, kerendahan hati bukanlah sesuatu yang “baik”, dan Hari Kerendahan Hati pun mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kita. Kristus rela melepaskan status-Nya bagi kita, dan menunjukkan sifat Allah yang rendah hati bagi seluruh umat manusia. —Sheridan Voysey
WAWASAN
Salah satu perdebatan besar dalam teologi adalah seputar “teori kenosis.” Kata kenosis berasal dari bahasa Yunani kenoo, yang berarti “mengosongkan” (lihat Filipi 2:7, “telah mengosongkan diri-Nya sendiri”). Jika Yesus “membuat diri-Nya tidak memiliki apa-apa” (AYT) untuk datang sebagai manusia, dari apakah Dia mengosongkan diri-Nya sendiri? Ada yang berspekulasi bahwa Dia telah mengosongkan diri-Nya sendiri dari sifat-sifat ilahi-Nya. Akan tetapi, tanpa sifat-sifat ilahi, Dia tidak lagi menjadi Allah, sementara Alkitab jelas menyatakan bahwa Kristus yang berinkarnasi adalah Allah sekaligus manusia (ay.6). Banyak ahli menyimpulkan bahwa Yesus tidak mengosongkan diri-Nya dari aspek-aspek ilahi apa pun, melainkan mengesampingkan hak istimewa untuk secara bebas menggunakan sifat-sifat tersebut. Sebaliknya, Dia bergantung pada Roh Kudus dan dituntun oleh maksud yang telah Bapa tetapkan. —Bill Crowder

Kira-kira, apa jadinya dunia ini bila kerendahan hati masih dianggap sebagai kelemahan? Dalam hubungan dengan siapa kamu dapat meniru kerendahan hati Yesus hari ini?
Tuhan Yesus, aku memuji-Mu karena Engkaulah teladan kerendahan hati yang sejati. Aku pun rindu merendahkan diriku di hadapan-Mu hari ini, karena itulah respons yang layak kuberikan kepada-Mu!
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 4-6; Markus 4:1-20
amin
Amin
AminðŸ™ðŸ˜‡
amin
amin ya bpk trimksh untk kasih mu yg sangat luar biasa karna engkau allah yg patut di puji dan di sembah engkau rela bpk dtg kedunia ini untk di salib untk menebus bpk dosa setiap anak2mu engkau bpk sdh ke mengangkat dosa kami yg peec kpdmu hingga kami. bpk boleh menerima keslmtan yg dasyat yg dari pdmu ya bpk haleluyah amin
amin