Hadiah yang Tidak Selayaknya Diterima

Sabtu, 11 Februari 2023

Baca: 1 Timotius 1:12-16

1:12 Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku–

1:13 aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.

1:14 Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

1:15 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.

1:16 Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.

“Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. [ ] —1 Timotius 1:15

Saya terkejut ketika seorang teman memberi saya hadiah baru-baru ini. Saya merasa tidak layak menerima hadiah sebagus itu darinya. Ia mengirimkannya setelah mendengar saya sedang mengalami tekanan di tempat kerja, padahal ia sendiri juga mengalami banyak tekanan, bahkan mungkin jauh melebihi yang saya alami. Ia harus merawat orangtua yang menua, anak-anak yang sulit, gejolak di tempat kerja, dan masalah dalam pernikahannya. Saya tidak menyangka kalau ia lebih memikirkan saya daripada dirinya sendiri, dan hadiah sederhana yang ia berikan membuat saya terharu.

Sesungguhnya, kita semua menerima hadiah yang tidak selayaknya kita terima. Paulus mengatakannya demikian: “‘Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,’ dan di antara mereka akulah yang paling berdosa” (1Tim. 1:15). Meski Paulus “tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas . . . kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya” kepadanya (ay.13-14). Tuhan Yesus yang telah bangkit memberi Paulus pengertian yang mendalam tentang kasih karunia yang diterimanya secara cuma-cuma. Alhasil, ia belajar apa artinya menjadi seseorang yang tidak selayaknya menerima karunia tersebut. Pada gilirannya, ia pun menjadi alat yang luar biasa di tangan Allah untuk mengabarkan kasih Allah kepada banyak orang dan menceritakan apa yang telah Allah lakukan baginya. 

Hanya melalui kasih karunia Allah kita menerima kasih sebagai ganti hukuman, dan belas kasihan sebagai ganti penghakiman. Hari ini, marilah kita rayakan kasih karunia Allah yang tidak selayaknya kita terima dan selalu mengupayakan cara untuk menunjukkan kasih karunia tersebut kepada sesama. —Karen Pimpo

WAWASAN
Stefanus adalah salah satu dari tujuh orang yang dipilih oleh kedua belas rasul untuk mengambil alih beberapa tugas mereka (Kisah Para Rasul 6:3-6). Tak lama kemudian ia mulai mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat besar (ay.8). Namun, setelah diserang dengan tuduhan palsu, Stefanus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama, dewan yudisial tertinggi Yudaisme pada masa itu. Di sana Stefanus memberikan pidato yang berapi-api, diakhiri dengan kutukan terhadap Mahkamah itu atas keterlibatan mereka dalam pembunuhan Yesus (7:52). Dengan marah, para anggota Mahkamah menyeret Stefanus dan melemparinya dengan batu sampai ia mati. Di situlah Paulus (saat itu disebut Saulus) masuk dalam cerita. “Saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus” (ay.58), yang menyetujui pembunuhan itu (8:1). Saulus mulai menganiaya jemaat, dengan menyeret laki-laki dan perempuan ke dalam penjara (ay.3). Dalam Kisah Para Rasul 9, Saulus sedang dalam perjalanan ke Damsyik untuk menangkap para pengikut “Jalan Tuhan” (ay.1-2) ketika Yesus tiba-tiba muncul, dan hidup Saulus pun diubahkan selamanya (ay.3-19). —Alyson Kieda

Hadiah yang Tidak Selayaknya Diterima

Sudah lupakah kamu pada kasih karunia ajaib yang pernah kamu terima? Apa jadinya ketika kita didorong kembali oleh kasih karunia Allah?

Ya Bapa, tolong aku untuk lebih memahami apa artinya meneruskan kasih karunia-Mu kepada sesamaku.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 11-12; Matius 26:1-25

Bagikan Konten Ini
42 replies
  1. Audri Huwae
    Audri Huwae says:

    Syalom.. jgn lpa mnjdi brkat ya lwat ksih karunia Allah, kita psti bisa mnjdi sluran brkat kpd org lain. GB all.

  2. Siong kim hian
    Siong kim hian says:

    Begitulah Tuhan Allah kita. Kasih karunianya kepd kita sungguh amat besar. Sudah habis kata” utk memujiNya.

  3. Yani Sarah Sinaga
    Yani Sarah Sinaga says:

    Kasih dari Tuhan bagaikan karunia ajaib yang pernah saya terima. Tuhan mengasihi ku tanpa balasan dan dengan kasih-Nya lah, aku beroleh hidup yang baru setiap harinya. Aku ingin selalu menerima kasih karunia Tuhan, karena aku juga ingin mengasihi orang-orang di sekitar ku. Bahkan mengasihi musuhku dan orang-orang yang membenci ku.

  4. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *