Disucikan Sepenuhnya

Jumat, 17 Februari 2023

Baca: Yesaya 64:1-8

64:1 Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu

64:2 –seperti api membuat ranggas menyala-nyala dan seperti api membuat air mendidih–untuk membuat nama-Mu dikenal oleh lawan-lawan-Mu, sehingga bangsa-bangsa gemetar di hadapan-Mu,

64:3 karena Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan, seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala!

64:4 Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian.

64:5 Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala.

64:6 Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

64:7 Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami.

64:8 Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.

Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor. [ ] —Yesaya 64:6

Baru-baru ini, saat saya dan istri membersihkan rumah untuk menyambut kedatangan tamu, saya menemukan beberapa noda gelap pada lantai keramik dapur kami yang berwarna putih. Saya sampai harus berjongkok untuk menggosok noda-noda ini.

Namun, saya segera tersadar; semakin saya gosok, semakin saya melihat noda-noda lain. Setiap noda yang berhasil saya hilangkan hanya membuat noda lain terlihat lebih jelas. Lantai dapur kami mendadak tampak sangat kotor. Lalu, saya pun menyadari: Seberapa pun kerasnya saya menggosok, saya takkan pernah bisa membuat lantai ini bersih total.

Kitab Suci mengatakan sesuatu yang mirip tentang membersihkan diri. Upaya terbaik kita sendiri untuk mengatasi dosa akan selalu gagal. Nabi Yesaya yang prihatin bagaimana umat Allah, bangsa Israel, akan mengalami keselamatan dari-Nya (Yes. 64:5), menulis, “Kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor” (ay.6).

Namun, Yesaya tahu bahwa selalu ada harapan melalui kebaikan Allah. Maka ia berdoa, “Tuhan, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami” (ay.8). Yesaya tahu, hanya Allah yang dapat membersihkan apa yang tidak dapat kita bersihkan, hingga noda yang paling gelap sekalipun dapat menjadi “putih seperti salju” (Yes. 1:18).

Kita tidak dapat menghapus noda dosa dalam hati kita. Puji Tuhan, kita dapat menerima keselamatan di dalam Dia yang pengorbanan-Nya memungkinkan kita untuk disucikan sepenuhnya (1Yoh. 1:7). —Adam R. Holz

WAWASAN
Motif tanah liat tembikar adalah gambaran yang digunakan oleh Nabi Yesaya untuk melukiskan hubungan yang rusak antara Allah dan umat-Nya. Metafora ini menunjuk pada hubungan antara Pencipta yang berdaulat dan ciptaan yang tunduk kepada-Nya. Sebagai tanah liat, kita adalah buatan tangan Bapa (Yesaya 64:8). Memilih menempuh jalan kita sendiri berarti menolak otoritas Allah atas hidup kita dan “memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk?” (29:16). Ini sama seperti periuk memberi tahu tukang periuk apa yang harus dilakukannya. Yesaya memperingatkan, “Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya” (45:9). Sebagai Pembentuk kita, Dia berhak melakukan apa yang Dia kehendaki (ay.10-12). Sekitar enam puluh tahun setelah kata-kata Yesaya tadi ditulis, Nabi Yeremia pergi ke rumah tukang periuk untuk menyampaikan pesan yang sama kepada umat Allah: “Seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!” (Yeremia 18:6). —K.T. Sim

Disucikan Sepenuhnya

Mengapa rasanya sulit menerima pengampunan Allah? Mengapa kita tergoda untuk berusaha mengatasi dosa dengan kemampuan kita sendiri?

Ya Bapa, tolong aku untuk menerima pengampunan-Mu daripada mengupayakan apa yang sebenarnya telah Engkau berikan secara cuma-cuma.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 21-22; Matius 28

Bagikan Konten Ini
37 replies
  1. david rikki hutahaean
    david rikki hutahaean says:

    terima kasih sudah mengampuni dosa ku, ajar akau terus bahwa pengampunan berasal dari-Mu.

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari , pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  3. Martha Agustina Wila Pago
    Martha Agustina Wila Pago says:

    Tuhan bentuklah aku bagai bejana yg siap dibentuk, aku memohon pengampunan dari Tuhan, jangan biarkan aku terus berkompromi dengan dosa yang menjauhkan aku dari kasih dan RohMu

  4. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin trimksh ya bpk untk sgala pengampunan yg kau beri bagi hdpku ajar kamu untk selalu hdp taat melakukan hdp yg tuhan mau sturut dgn kehdkmu yg jadi ya bpk amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *