Tetapi Aku Berkata Kepadamu 

Kamis, 19 Januari 2023

Baca: Matius 5:43-48

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?

5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?

5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”

Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu. [ ] —Matius 5:44

“Ibu tahu apa yang mereka katakan. Tapi, Ibu bilang sama kamu . . .” Waktu masih kecil, mungkin ribuan kali saya mendengar ibu saya mengucapkan petuah seperti itu. Konteksnya selalu soal tekanan dari teman sebaya. Ibu mencoba mengajarkan kepada saya untuk tidak begitu saja ikut arus. Namun, meski bukan anak-anak lagi, mentalitas untuk ikut arus masih cukup kuat bercokol dalam diri ini. Contohnya nasihat ini: “Tempatkanlah dirimu di antara orang-orang yang berpandangan positif.” Meski kalimat itu sudah umum, kita patut mengujinya dengan bertanya: “Apakah itu sesuai dengan ajaran Kristus?”

“Tetapi Aku berkata kepadamu . . . ” Yesus beberapa kali memulai kalimat-Nya dengan frasa itu dalam Matius 5. Dia tahu benar apa yang terus-menerus dikatakan dunia ini kepada kita. Namun, Dia ingin kita hidup dengan cara yang berbeda. Tentang hal itu, Dia berkata, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (ay.44). Kemudian, dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus menggunakan kata yang sama untuk menggambarkan, tebak siapa? Ya, betul: kita—“pada masa kita bermusuhan dengan Allah” (rm. 5:10 bis). Jauh dari sikap munafik, Yesus sendiri membuktikan ucapan-Nya dengan tindakan. Dia mengasihi kita, dan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.

Apa jadinya jika Kristus hanya membuka diri untuk “orang-orang yang berpandangan positif”? Mana tempat bagi kita? Puji Tuhan, kasih-Nya tidak membeda-bedakan orang. Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, dan dalam kuasa-Nya, kita dipanggil untuk melakukan hal yang sama. —John Blase

WAWASAN
Pengajaran Yesus dalam Khotbah di Bukit (Matius 5–7) merupakan koreksi terhadap pengajaran dan praktik-praktik agama populer pada zaman-Nya. Jadi, Dia berulang kali berkata, “Kamu telah mendengar yang difirmankan . . . Tetapi Aku berkata kepadamu . . .” (5:21-44). Perlu diperhatikan bahwa Dia memerintahkan “haruslah kamu sempurna” (ay.48). Sama seperti perintah-perintah lainnya, Kristus memanggil para pengikut-Nya untuk mencapai standar yang lebih tinggi. Namun, kesempurnaan yang dimaksudkan-Nya bukanlah kesempurnaan moral (ketiadaan dosa). Kata Yunani teleios (dari telos), yang diterjemahkan “sempurna” berarti “keparipurnaan” atau “kedewasaan”, sesuatu yang telah mencapai tujuan. Yesus memanggil para pengikut-Nya kepada kedewasaan “relasi”, suatu kasih dewasa yang tidak membeda-bedakan, seperti kasih Bapa Surgawi. Kasih ini tidak terpengaruh oleh silsilah atau pelabelan, dan kasih itu diteladankan oleh seorang Samaria dalam perumpamaan di Lukas 10:25-37. —Arthur Jackson

Tetapi Aku Berkata Kepadamu 

Kapan terakhir kalinya seseorang menunjukkan kasihnya kepada kamu saat kamu sedang tidak “berpandangan positif”? Bagaimana kamu dapat menunjukkan kasih yang nyata kepada seorang musuh hari ini?

Ya Bapa, aku cenderung hanya ingin hidup di antara orang-orang yang menyenangkanku. Namun, itu bukanlah hidup, dan bukan hidup yang Kau inginkan bagiku. Tolonglah aku mengasihi siapa saja, termasuk musuh-musuhku.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 46-48; Matius 13:1-30

Bagikan Konten Ini
45 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari pimpin dan kuatkan lah. kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan. segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpuji lah NamaMu kekal selamanya, amin

  2. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ajar kami Bapa untk tetap mengasihi seperti Engkau juga mengasihi ajar kami untk tetap mengasihi seperti kasihMu yg Engkau beri bagi anak2Mu ya Bapa amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *