Melawan Orang Banyak

Jumat, 13 Januari 2023

Baca: Roma 9:1-5

9:1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus,

9:2 bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati.

9:3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.

9:4 Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji.

9:5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!

Aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. [ ] —Roma 9:3

“Adakalanya manusia berani melawan raja-raja yang paling berkuasa dan menolak tunduk di hadapan mereka,” demikian hasil pengamatan filsuf dan penulis Hannah Arendt (1906–75). Ia menambahkan, “Namun, tidak banyak yang berani melawan orang banyak, yang berjuang seorang diri menentang sekumpulan orang yang sesat pikir, untuk menghadapi kegilaan mereka yang tak kenal ampun tanpa menggunakan senjata.” Sebagai seorang Yahudi, Arendt menyaksikan sendiri kenyataan tersebut di negeri asalnya, Jerman. Ada kengerian tersendiri ketika ditolak oleh satu kelompok.

Rasul Paulus pernah mengalami penolakan tersebut. Sebagai seorang Farisi dan rabi Yahudi, hidupnya berubah total ketika ia berjumpa dengan Yesus yang telah bangkit. Saat itu, Paulus sedang berada dalam perjalanan ke Damsyik untuk menganiaya umat yang percaya kepada Kristus (Kis. 9). Namun, setelah bertobat, ia justru mengalami penolakan dari orang-orang sebangsanya. Dalam surat yang kita kenal sebagai 2 Korintus, Paulus menyebut sejumlah kesusahan yang dialaminya karena mereka, di antaranya ia “disiksa, dipenjarakan” (6:5 bis).  

Alih-alih menanggapi penolakan keras itu dengan kemarahan atau kepahitan, Paulus merindukan mereka untuk juga dapat mengenal Yesus. Ia menulis, “Aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani” (Rm. 9:2-3).

Setelah Allah menyambut kita sebagai anggota keluarga-Nya, kiranya Dia juga memampukan kita untuk mengundang pihak-pihak yang memusuhi kita ke dalam hubungan dengan-Nya. —Bill Crowder

WAWASAN
Ayat-ayat pembuka Roma 9 mengingatkan kita bahwa Paulus bukan sedang menulis risalah teologi (meski Kitab Roma dianggap karya terbesar sang rasul secara teologis). Namun, sulit untuk tidak melihat kerinduannya bagi saudara sebangsanya, orang Yahudi, dan penolakan mereka terhadap Yesus sebagai Mesias. Kesedihannya demikian dalam (“sangat berdukacita dan selalu bersedih hati,” ay.2), sampai-sampai ia menyatakan dirinya “mau terkutuk dan terpisah dari Kristus” (ay.3). Kata Yunani anathema, yang diterjemahkan sebagai “terkutuk” atau “terlaknat” (TL), mengacu kepada sesuatu yang telah diletakkan atau dipisahkan sebagai persembahan, suatu kurban. “Terkutuk” berarti diputuskan atau dipisahkan dari hubungan dengan Yesus. Keinginan mendalam Paulus agar orang-orang sebangsanya ikut menerima keselamatan yang dibawa Kristus membuat sang rasul berharap bahwa ia, seperti Yesus, dapat menjadi kurban persembahan demi bangsanya. —J.R. Hudberg

Melawan Orang Banyak

Bagaimana respons kamu selama ini ketika mengalami penolakan? Apa yang membuat penolakan terasa menyakitkan?

Allah Mahakasih, tolonglah aku menuntun orang lain kepada-Mu, supaya mereka mendapat tempat dalam kerajaan-Mu, terlepas dari penderitaan atau kekecewaan yang pernah kualami.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 31-32; Matius 9:18-38 

Bagikan Konten Ini
43 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta beri kekuatan, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  2. shanny
    shanny says:

    aku selalu takut akan penolakan. aku tidak ingin ditolak. tetapi sering sekali aku mengalami penolakan. namun, aku selalu berusaha menerima kenyataan ini : bahwa tak semua harus menerima kita kalau tidak atas seijinNya. terpujilah Tuhan. aminaminamin 😇🙏

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *