Kekuatan Kita Sendiri Tidak Akan Mampu Mengubah Kita

Oleh Sofia Dorkas Pakpahan, Medan

“New year, new me.”

Istilah ini banyak disebut orang dalam menyambut tahun baru, biasanya muncul berbagai postingan media sosial. Begitu pun aku, rasanya kurang afdol kalau tidak ikutan tren juga. Kuperhatikan foto yang ingin kuposting. Tanda “kirim” belum juga aku klik. Entah mengapa, aku merasa kalau postingan itu kukirim, aku seakan membohongi diriku sendiri.

Sembari jariku masih memegang HP, aku menatap lekat foto itu dan bertanya dalam hati, “Apakah aku benar-benar sudah menjadi new me di tahun ini?”

Sulitnya menjadi “New Me”

Banyak orang berlomba-lomba menyebutkan berbagai resolusinya di awal tahun untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar ingin menjadi pribadi yang baru, namun resolusi tersebut tampak semakin hilang di bulan-bulan berikutnya dan akhirnya resolusi yang direncanakan sedemikian rupa di awal tahun pun gagal dilakukan. Tak dapat ditampik, namun kebanyakan orang Kristen juga mengalami hal yang sama. Ketika mengawali tahun yang baru dengan semangat resolusi yang menggebu-gebu namun akhirnya gagal untuk dilakukan. Mengapa? Kurasa alasan terbesarnya adalah karena kita tidak memiliki kekuatan untuk menggenapinya.

Tidak berbeda denganku yang juga mengalami hal yang sama. Salah satu resolusi yang ingin kulakukan bahkan dari tahun-tahun yang lalu yaitu ingin bisa menyelesaikan membaca seluruh pasal di Alkitab. Harusnya ini bisa dilakukan dengan mudah, hanya membaca tidak butuh waktu yang lama bukan? Namun, mengapa rasanya sangat sulit untuk dilakukan? Bahkan hingga sekarang aku sudah menginjak tahun yang baru, aku belum juga bisa menyelesaikan hingga Kitab Wahyu. Bagaimana mungkin aku bisa mengirim postingan dengan caption, “New Year New Me?

Cara menjadi “New Me”

Jika ditanya apakah aku tidak berkomitmen sehingga aku gagal menyelesaikan resolusiku, tentu aku memiliki komitmen. Bahkan komitmen itu sudah kubangun sejak aku menetapkan resolusiku. Tetapi benar kata orang, mengucapkan memang mudah, tetapi bertahan untuk melakukan komitmen itulah yang sulit.

Saat pertama kali menetapkan resolusi, aku selalu membuat notes kecil untuk mengingatkanku setiap hari untuk membaca satu per satu ayat di Alkitab. Namun, kesibukan kuliah membuatku perlahan melupakan resolusiku dan tidak lagi melakukannya. Ini menunjukkan bahwa ternyata komitmen saja belum tentu membuat kita berhasil melaksanakan resolusi kita. Satu hal yang akhirnya kusadari, selama ini aku hanya mengandalkan kekuatanku sendiri dan melupakan bahwa sesungguhnya hanya Tuhanlah yang mampu membantu dan memberi kekuatan pada kita. Mungkin terlihat sederhana, namun hal yang kita pikir kecil itu pun akan sulit kita lakukan seandainya kita tidak bersandar dan menyerahkannya kepada Tuhan.

Kisah perubahan hidup yang dialami Daud adalah contoh yang baik untuk kita terapkan. Kita tahu bahwa Daud pernah berdosa di hadapan Tuhan dengan melakukan zinah. Atas perbuatannya itu, Daud pun lantas menyesal. Dalam Mazmur 51:12 dia berseru, “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!”.

Ada sesuatu yang menarik yang bisa kita gali dari seruan Daud. Perhatikan, dalam seruan itu Daud tidak mengucap janji untuk menjadi lebih baik di masa depan. Yang Daud lakukan adalah berbalik pada Tuhan dan belas kasih-Nya. Daud secara lugas meminta Tuhan untuk memperbaharui hatinya, menjadikannya pribadi yang baru. Tuhan tak hanya mampu mengampuni, tetapi Dia juga mengubahkan hati seseorang menjadi murni. Daud mungkin akan terus gagal dalam upayanya berbalik dari dosa jika dia hanya bersandar hanya pada kekuatannya sendiri.

Lebih lanjut, Filipi 4:13 yang ditulis oleh Paulus pun meneguhkan kita bahwa segala perkara dapat kita tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan pada kita.

Kekuatan untuk menjadi “New Me” hanya didapat dari Allah saja. Resolusi kita bisa berhasil hanya jika kita mengandalkan Allah dan berkomitmen total untuk melakukannya.

Aku sangat menyesali tindakanku yang karena kesibukan kuliah akhirnya aku mengabaikan apa yang sudah aku tekadkan dari awal, bahkan aku melupakan untuk meminta pertolongan dari Tuhan dan terus mengandalkan diri sendiri sehingga resolusi yang kubangun sejak awal berakhir gagal.

Namun sekarang, setelah sekian menit berlalu dengan memandangi handphone yang saat ini kupegang, akhirnya dengan penuh berani aku menekan tombol “kirim” dan postinganku dengan caption “New Year New Me” pun terunggah. Aku memutuskan, jika di tahun 2022 aku belum berhasil menyelesaikan membaca Alkitab hingga akhir, maka di tahun 2023 ini aku akan menyelesaikannya. Begitu pun dengan resolusiku yang lainnya. Tidak lupa aku juga menyerahkan keputusanku ini kepada Tuhan, memohon agar Dia memperbaharui hatiku. Aku percaya, Tuhan pasti akan membantuku. Walaupun akan ada hambatan menanti yang kita tidak tahu itu apa, namun selagi kita selalu bersandar pada Tuhan, maka Tuhan akan membantu menggapai apa yang kita inginkan.

Bagaimana denganmu? Apa resolusimu tahun ini? Apapun itu, mulailah tahun ini dengan kebiasaan baru sebagai “Pribadi yang baru” di dalam Tuhan. Hanya dalam Tuhan sajalah kita mampu mewujudkan segala resolusi yang kita inginkan dan menjadi seseorang yang baru, seperti istilah “New year new me”.

Bagikan Konten Ini
12 replies
  1. Minarti Liana Murni
    Minarti Liana Murni says:

    Pergumulan yg sama kk,,, semoga tahun ini dengan pertolongan Tuhan kita sama² bisa menyelesaikan apa yg jadi komitmen kita 😇🙏

    Tuhan Yesus yg memampukan 🙏

  2. Yubelina Leddy Mariana Bolhuy
    Yubelina Leddy Mariana Bolhuy says:

    Terima kasih kaka, untuk sharing kesaksiannya, sungguh luar biasa kasih Tuhan bagi kita semua. Sehingga Tuhan selalu dan senantiasa mengingatkan kita melalui firmannya.

  3. Theresia Kyul
    Theresia Kyul says:

    Sangat terberkati dengan artikelnya
    benar sekali, ketika saya unggah foto saya di awal tahun
    saya bertekad ini dan itu
    namun pada akhirnya tekad itu justru membuatku semakin terpuruk karena aku gagal melakukannya
    itu karena aku bersandar pada kekuatan ku sendiri dan tidak membawa tekadku kehadapan Tuhan

  4. shanny
    shanny says:

    terima kasih sudah menguatkan saya melalui tulisan ini. semoga saya bisa menjadi lebih baik, setidaknya 1% dari tahun 2022. terpujilah Tuhan. aminaminamin😇🙏

  5. Dewi Sai Marantha
    Dewi Sai Marantha says:

    benar sekali ..awal tahun sudah berkomitmen utk memulai hubungan LBH baik bersama Tuhan . tp sll mencari alasan sibuk,capek,.smp HR ini blm terwujud.. terimakaish Tuhan sdh ingatkn melalui firman ini

  6. Sonia Dewi Kusumastuti
    Sonia Dewi Kusumastuti says:

    Amin, kesaksian yang sangat memberkati sekali. Terima kasih atas renungannya. Kembali diingatkan bahwa tanpa Tuhan, kita tidak dapat berbuat apa-apa..

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *