Cerita Selengkapnya

Kamis, 12 Januari 2023

Baca: Wahyu 5:1-10 

5:1 Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.

5:2 Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?”

5:3 Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.

5:4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.

5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.”

5:6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

5:7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.

5:8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

5:10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.”

Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang. [ ] —Wahyu 5:5

Selama lebih dari enam dekade, suara jurnalis berita Paul Harvey begitu akrab di telinga pendengar radio di Amerika. Enam hari seminggu, ia biasa menyapa mereka dengan gaya khasnya, “Anda sudah tahu beritanya, sebentar lagi kamu akan mendengar cerita selengkapnya.” Setelah iklan singkat, ia akan membacakan suatu kisah yang jarang didengar mengenai seorang tokoh terkenal. Biasanya Harvey baru akan menyebutkan nama tokoh tersebut atau beberapa elemen kunci lainnya pada akhir segmen. Para pendengar yang terhibur akan mendengar penutup yang diucapkannya dengan jeda dramatis dan deskripsi khas: “Sekarang kamu tahu . . . cerita selengkapnya.”

Pandangan Rasul Yohanes tentang hal-hal dari masa lalu dan masa depan juga menyingkapkan janji serupa. Namun, kisah sang rasul dimulai dengan kesedihan. Tak henti-hentinya ia menangis saat melihat bahwa tidak ada makhluk, baik di surga maupun di bumi, yang dapat menjelaskan ke mana sejarah akan mengarah (Why. 4:1; 5:1-4). Kemudian, ia mendengar suara yang menawarkan pengharapan dalam sosok “Singa dari suku Yehuda” (ay.5). Akan tetapi, Yohanes tidak melihat singa yang menang, melainkan seekor Anak Domba yang sepertinya telah disembelih (ay.5-6). Pemandangan tak terduga itu membangkitkan perayaan yang meriah di sekeliling takhta Allah. Tiga nyanyian dilantunkan oleh dua puluh empat tua-tua bersama malaikat yang tak terhitung banyaknya dan kemudian semua makhluk di surga dan di bumi (ay.8-14).

Siapa sangka, Juruselamat yang disalibkan itu akan menjadi pengharapan bagi semua makhluk, membawa kemuliaan bagi Allah kita, dan melengkapi cerita hidup kita. —Mart DeHaan

WAWASAN
Dalam perikop hari ini dari penglihatan Yohanes yang tercatat di Wahyu (5:1-10), kita mendapat gambaran tentang cara-cara Allah yang tidak terduga. Awalnya Yesus digambarkan sebagai “singa dari suku Yehuda” (ay.5), tetapi saat Yohanes melihat ke atas, ia tidak melihat sosok singa yang megah, melainkan Anak Domba yang telah tersembelih (ay.6). Kemenangan Allah diperoleh bukan oleh sang singa yang perkasa, melainkan oleh domba sederhana yang tampaknya telah kalah.

Kedua gambaran tadi, singa dan domba, digunakan pada bagian lain Kitab Suci untuk berbicara mengenai Mesias yang diutus Allah dan karya yang akan dikerjakan-Nya. Menjelang kematiannya, Yakub mengucapkan berkat kepada setiap anaknya, dan menyatakan kepada putranya, Yehuda, bahwa ia “seperti anak singa” yang akan melahirkan seorang penguasa (Kejadian 49:9). Yohanes Pembaptis menyebut Yesus “Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). —J.R. Hudberg

Cerita Selengkapnya

Ketakutan dan kesedihan apa yang membuat kamu membutuhkan pengharapan dari Yesus? Bagaimana membayangkan Yesus, baik sebagai Singa yang menang maupun Anak Domba yang disembelih, dapat mendorong kamu untuk menyembah Dia?

Allah Mahakuasa, Engkau sungguh layak menerima segala kuasa, pujian, dan kasih.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 29-30; Matius 9:1-17

Bagikan Konten Ini
50 replies
  1. Helsa Zunella Togatorop
    Helsa Zunella Togatorop says:

    Ketakutan ku akan masa depan yg tidak bisa membahagiakan orangtua. dan keraguan atas hubungan ku dengan seseorang

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *