Saling Menguatkan

Kamis, 1 Desember 2022

Baca: Ibrani 3 : 7 – 19

3:7 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,

3:8 janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun,

3:9 di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.

3:10 Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,

3:11 sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.”

3:12 Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup.

3:13 Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.

3:14 Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.

3:15 Tetapi apabila pernah dikatakan: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”,

3:16 siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa?

3:17 Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun?

3:18 Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat?

3:19 Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.

Nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”. [ ] —Ibrani 3:13

Setelah selama seminggu kembali mengalami sakit, saya terhenyak lemas di sofa. Saya tidak ingin memikirkan apa pun. Tidak ingin bicara dengan siapa pun. Saya bahkan tidak dapat berdoa. Perasaan putus asa dan ragu menggayuti saat saya menyalakan televisi dan sebuah iklan muncul. Di sana tampak seorang gadis kecil berkata kepada adik laki-lakinya, “Kamu seorang juara,” katanya. Ia terus mengulangi ucapan yang menguatkan itu sampai adiknya tersenyum, dan saya pun ikut tersenyum.

Sejak awal, umat Allah tidak lepas dari pergumulan dengan perasaan putus asa dan ragu. Dengan mengutip Mazmur 95, yang menegaskan bahwa suara Allah dapat didengar melalui Roh Kudus, penulis Kitab Ibrani memperingatkan umat Allah untuk menghindari kesalahan yang dilakukan bangsa Israel saat mengembara di padang gurun (Ibr. 3:7-11). Ia menulis, “Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari” (ay.12-13).

Dengan pengharapan bahwa hidup kita aman di dalam Kristus, kita bisa menerima kekuatan penuh yang kita butuhkan untuk dapat bertekun: persekutuan umat percaya yang saling menguatkan (ay.13). Bila ada orang percaya mengalami kebimbangan, saudara-saudari seimannya dapat memberikan penguatan dan meneguhkannya kembali. Dengan penguatan yang Allah berikan, kita dimampukan untuk saling menguatkan. —XOCHITL DIXON

WAWASAN
Karena penganiayaan yang berat, orang-orang percaya yang berlatar belakang Yahudi terdesak untuk kembali menganut agama Yahudi (Ibrani 10:32-39). Untuk mendorong mereka bertahan di dalam iman mereka, penulis Kitab Ibrani meminta mereka untuk memandang Yesus sebagai teladan tertinggi (3:1-6; 12:2-3), dan tidak berlaku seperti nenek moyang mereka yang tidak setia dan gagal memperoleh anugerah masuk ke dalam tanah perjanjian (3:7-11). Dengan penekanan pada “hari ini” (ay.7,13,15), ia mendorong mereka agar menaati Allah setiap hari dan menolong satu sama lain setiap hari, agar hati mereka tidak menjadi “jahat dan tidak beriman, sehingga . . . berbalik dan menjauhi Allah yang hidup” (ay.12 BIS) dan akibatnya kehilangan berkat keselamatan (ay.18). —K.T. Sim

Saling Menguatkan

Bagaimana Allah pernah memakai perkataan yang menguatkan dari seseorang dalam hidup kamu untuk menghibur dan menyemangati kamu di masa-masa sulit? Bagaimana kamu dapat menyemangati orang lain dengan perkataan kamu hari ini?

Allah Mahakasih, tolonglah aku untuk hidup bagi-Mu dan menyemangati orang lain dalam kasih dengan perkataan dan perbuatanku.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 40 – 41; 2 Petrus 3

Bagikan Konten Ini
37 replies
  1. Evi Yanty Manullang
    Evi Yanty Manullang says:

    AMEN TUHANKU YESUS TERIMAKASIH UNTJK BULAN BARU DI AKHIR TAHUN INI, JADILAH KEHENDAKMU. AMEN

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari. pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi Ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  3. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin beri kami kemampua untk berkata2 benar dan menghibur sehingga hdpku menjadikan berkat bagi bnyk org ya bpk haleluyah amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *