Sahabat Seumur Hidup

Kamis, 15 Desember 2022

Baca: 1 Samuel 20 : 26 – 34

20:26 Dan Saul tidak berkata apa-apa pada hari itu, sebab pikirnya: “Barangkali ada sesuatu yang terjadi kepadanya; mungkin ia tidak tahir; ya, tentu ia tidak tahir.”

20:27 Tetapi pada hari sesudah bulan baru itu, pada hari yang kedua, ketika tempat Daud masih tinggal kosong, bertanyalah Saul kepada Yonatan, anaknya: “Mengapa anak Isai tidak datang makan, baik kemarin maupun hari ini?”

20:28 Jawab Yonatan kepada Saul: “Daud telah meminta dengan sangat kepadaku untuk pergi ke Betlehem,

20:29 katanya: Biarkanlah aku pergi, sebab ada upacara pengorbanan bagi kaum kami di kota, dan saudara-saudaraku sendirilah yang memanggil aku. Oleh sebab itu, jika engkau mengasihi aku, berilah izin kepadaku untuk menengok saudara-saudaraku. Itulah sebabnya ia tidak datang ke perjamuan raja.”

20:30 Lalu bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan, katanya kepadanya: “Anak sundal yang kurang ajar! Bukankah aku tahu, bahwa engkau telah memilih pihak anak Isai dan itu noda bagi kau sendiri dan bagi perut ibumu?

20:31 Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi, engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh. Dan sekarang suruhlah orang memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati.”

20:32 Tetapi Yonatan menjawab Saul, ayahnya itu, katanya kepadanya: “Mengapa ia harus dibunuh? Apa yang dilakukannya?”

20:33 Lalu Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk membunuhnya. Maka tahulah Yonatan, bahwa ayahnya telah mengambil keputusan untuk membunuh Daud.

20:34 Sebab itu Yonatan bangkit dan meninggalkan perjamuan itu dengan kemarahan yang bernyala-nyala. Pada hari yang kedua bulan baru itu ia tidak makan apa-apa, sebab ia bersusah hati karena Daud, sebab ayahnya telah menghina Daud.

[Yonatan] bersusah hati karena Daud, sebab ayahnya telah menghina Daud. [ ] —1 Samuel 20:34

William Cowper (1731–1800), penyair asal Inggris, bersahabat dengan John Newton (1725–1807), pendetanya yang mantan pedagang budak. Cowper menderita gangguan depresi dan kecemasan, bahkan pernah mencoba bunuh diri lebih dari sekali. Manakala Newton mengunjunginya, mereka akan pergi berjalan-jalan sambil bercakap-cakap tentang Allah. Agar Cowper kembali berkreasi dan punya alasan untuk menulis puisi, sang pendeta terpikir untuk membuat buku nyanyian. Cowper pun menyumbangkan banyak lagu, termasuk “God Moves in a Mysterious Way” (Dengan Cara-Mu yang Ajaib, Nyanyian Rohani Methodist no. 135). Ketika Newton pindah ke gereja lain, persahabatannya dengan Cowper terus terjalin dan mereka berkorespondensi secara rutin hingga akhir hidup Cowper.

Saya melihat kesamaan antara persahabatan erat Cowper dengan Newton dan persahabatan Daud dengan Yonatan di Perjanjian Lama. Setelah Daud mengalahkan Goliat, “berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri” (1Sam. 18:1). Meski Yonatan adalah anak Raja Saul, ia melindungi Daud dari pelampiasan iri hati dan amarah sang raja, bahkan bertanya kepada ayahnya mengapa Daud harus dibunuh. Mendengar itu, “Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk membunuhnya” (20:33). Yonatan berhasil mengelak, dan merasa prihatin karena perlakuan sang ayah yang menghina sahabatnya (ay.34).

Ikatan yang dimiliki kedua pasang sahabat di atas sungguh memberikan inspirasi. Mereka saling menguatkan untuk melayani dan mengasihi Allah. Bagaimana kamu dapat menguatkan seorang sahabat hari ini? —Amy Boucher Pye

WAWASAN
Persahabatan kental antara Daud dan Yonatan tetap bertahan menghadapi ujian waktu dan keadaan. Itu terbukti ketika Yonatan menentang ayahnya, Raja Saul, bahkan hingga membahayakan hidupnya sendiri demi menyelamatkan Daud (1 Samuel 20). Meski Yonatan seorang putra mahkota, ia menguatkan Daud dengan menjamin keselamatannya dan meyakinkannya bahwa Daud yang akan menjadi raja berikutnya (23:17). Setelah Yonatan wafat (31:2), Daud menghormatinya dan mengungkapkan kehilangannya yang mendalam: “Yonatan, hai saudaraku, hatiku pilu, sebab engkau sangat berharga bagiku” (2 Samuel 1:26 BIS). Setelah Daud menjadi raja, ia menunjukkan kebaikannya kepada Mefiboset, putra Yonatan satu-satunya (pasal 9). —K.T. Sim

Sahabat Seumur Hidup

Apa dampak persahabatan yang kamu miliki terhadap kesejahteraan hidup kamu? Bagaimana kamu dapat menunjukkan kasih Allah kepada seseorang untuk menguatkan dirinya?

Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk menikmati persahabatan dan persekutuanku dengan-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Amos 1 – 3; Wahyu 6

Bagikan Konten Ini
39 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpuji lah NamaMu kekal selamanya, amin

  2. Evan
    Evan says:

    Renungan yg sungguh menyentuh.
    Aku sebenarnya sudah berpisah dari sahabat-sahabatku karena pindah2 kota dan sekolah.

    Jadi sekarang aku sedang tidak punya sahabat dekat yg sebaya lagi.

  3. Feodora Judith
    Feodora Judith says:

    Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk menikmati persahabatan dan persekutuanku dengan-Mu.
    🙏

  4. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ya bpk yg baik kami rindu untk selalu menjalin persahabatanku bpk seumur hdpku bersamamu amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *