Makna Kehidupan
Selasa, 13 Desember 2022
Baca: 1 Korintus 15 : 50 – 58
15:50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
15:51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
15:52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
15:53 Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan.
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Maut telah ditelan dalam kemenangan. [ ] —1 Korintus 15:54
Penulis Jorge Luis Borges dari Argentina pernah menulis sebuah cerita pendek tentang Marcus Rufus, prajurit Romawi yang minum dari “sungai rahasia yang meluputkan orang dari maut”. Namun, Marcus akhirnya sadar bahwa keabadian tidaklah seindah yang ia bayangkan. Ia mendapati bahwa hidup tanpa akhir sama dengan hidup tanpa arti. Justru mautlah yang sesungguhnya memberikan makna bagi kehidupan. Marcus pun menemukan penawarnya—sebuah mata air yang jernih. Setelah minum dari mata air itu, ia menggoreskan duri pada tangannya, dan keluarlah setetes darah yang menandakan hidupnya tidak lagi abadi.
Seperti Marcus, adakalanya kita merasa tak berdaya menghadapi hidup yang lambat laun semakin dekat dengan kematian (Mzm. 88:4). Kita setuju, kematian memang memberikan makna bagi kehidupan. Namun, berbeda dari Marcus, kita tahu bahwa dalam kematian Kristus kita menemukan arti hidup yang sejati. Lewat darah-Nya yang ditumpahkan di kayu salib, Kristus menaklukkan maut, dan menelannya dalam kemenangan (1Kor. 15:54). Bagi kita, penawarnya adalah “air hidup” yang diberikan oleh Yesus Kristus (Yoh. 4:10). Karena kita minum air hidup itu, seluruh tatanan kehidupan, kematian, dan kehidupan kekal telah berubah (1Kor. 15:52).
Memang, kita tidak akan luput dari kematian jasmani, tetapi itu tidak lagi berpengaruh. Tuhan Yesus telah mematahkan ketidakberdayaan kita terhadap kehidupan dan kematian (Ibr. 2:11-15). Dalam Kristus, kita memiliki jaminan pengharapan akan surga dan sukacita yang penuh arti dalam hidup kekal bersama-Nya. —Kenneth Petersen
WAWASAN
Ketika Rasul Paulus mengakhiri pembelaannya yang sangat baik terhadap kebangkitan tubuh dalam 1 Korintus 15:54-55, ia mengutip dari dua perikop Perjanjian Lama yang menyoroti takluknya kematian (lihat Yesaya 25:8; Hosea 13:14). Kata kemenangan dipakai sebanyak tiga kali dalam 1 Korintus 15:54-57. “Yesus Kristus, Tuhan kita” menjadi sumber kemenangan atas maut (ay.57). Kata Yunani untuk “kemenangan” adalah nikos. Suatu perusahaan sepatu terkenal menggunakan bentuk dari kata itu sebagai merek dagang mereka (nik?). Di dalam Kitab Wahyu, kita melihat kata menang dari akar kata yang sama (lihat 2:7,11,17,26; 3:5,12,21; 15:2 BIS; 21:7). Terjemahan lain menggunakan istilah menaklukkan atau mengalahkan. Di Roma 8:37, kata tersebut dipakai dalam bentuk majemuk dan diterjemahkan “lebih dari pada orang-orang yang menang.” Sungguh kita dikuatkan saat mengetahui bahwa Pribadi yang menang atas maut itu juga menjadi sumber kemenangan dalam seluruh kehidupan kita. —Arthur Jackson

Apa yang sedang kamu khawatirkan? Apa yang kamu pikirkan tentang kematian? Bagaimana firman Tuhan dalam 1 Korintus 15 menguatkan kamu?
Ya Allah, tolonglah aku untuk mempercayai janji-janji-Mu mengenai penyelamatan yang membawa kami kepada hidup yang kekal bersama-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Hosea 12 – 14; Wahyu 4
AMEN TUHAN YESUS
amin
aminn aminn aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ»ðŸ™ðŸ»ðŸ™ðŸ»
Amin
Amin ðŸ¤
Amin
amin
Amin.
amin
Amin
Amin
aminnn 😇😇😇
Amin
Amin
amin
Amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin
amin
Amin
Amin
Amien
Amin😇
Amin
Amin
Shalom, terima kasih untuk renungan yang sungguh memberkati saya. Setiap hari tidak pernah absen Saat Teduh. Hari ini hari spesialku. Terimakasih Tuhan untuk berkatMu. Semoga di hari Spesialku ini saya diberkati di usia baru, bahagia, mendapat jodoh dari Tuhan yang mau menerimaku apa adanya, menutupi kekurangan, dan yang dapat membuat hidupku bahagia. Amin.
Amin
aminn
Pribadi yg menang atas maut, Thank You Jesus
amin
Amin.
“…bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”
amennn
amin
😇
amin
Tuhan akan menyelamatkan kita. Amin.
aminnn
Amin ya bpk triksh untk jaminan yg kau beri hagi hdp beri kami kempuan untk tetap percayai keslmtan yg kau beri hingga hdp kami boleh jadi berkat untk kemulyaan mu amin
Amin
Amin Firman TuhanðŸ™ðŸ˜‡
Amiin
Amin ðŸ™ðŸ™ðŸ™ðŸ™ðŸ™
Amin