Ketika Kita Takut
Senin, 26 Desember 2022
Baca: Hakim-hakim 7 : 8 – 15
7:8 Dari rakyat itu mereka mengambil bekal dan sangkakala; demikianlah seluruh orang Israel disuruhnya pergi, masing-masing ke kemahnya, tetapi ketiga ratus orang itu ditahannya. Adapun perkemahan orang Midian ada di bawahnya, di lembah.
7:9 Pada malam itu berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Bangunlah, turunlah menyerbu perkemahan itu, sebab telah Kuserahkan itu ke dalam tanganmu.
7:10 Tetapi jika engkau takut untuk turun menyerbu, turunlah bersama dengan Pura, bujangmu, ke perkemahan itu;
7:11 maka kaudengarlah apa yang mereka katakan; kemudian engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan itu.” Lalu turunlah ia bersama dengan Pura, bujangnya itu, sampai kepada penjagaan terdepan laskar di perkemahan itu.
7:12 Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya, dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya.
7:13 Ketika Gideon sampai ke situ, kebetulan ada seorang menceritakan mimpinya kepada temannya, katanya: “Aku bermimpi: tampak sekeping roti jelai terguling masuk ke perkemahan orang Midian; setelah sampai ke kemah ini, dilanggarnyalah kemah ini, sehingga roboh, dan dibongkar-bangkirkannya, demikianlah kemah ini habis runtuh.”
7:14 Lalu temannya menjawab: “Ini tidak lain dari pedang Gideon bin Yoas, orang Israel itu; Allah telah menyerahkan orang Midian dan seluruh perkemahan ini ke dalam tangannya.”
7:15 Segera sesudah Gideon mendengar mimpi itu diceritakan dengan maknanya, sujudlah ia menyembah. Kemudian pulanglah ia ke perkemahan orang Israel, lalu berkata: “Bangunlah, sebab TUHAN telah menyerahkan perkemahan orang Midian ke dalam tanganmu.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada [Gideon] dan berfirman kepadanya, demikian: “Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” [ ] —Hakim-hakim 6:12
Saya harus menjalani pemeriksaan kesehatan yang sudah dijadwalkan, dan meskipun tidak ada keluhan baru-baru ini, saya tetap takut melakukannya. Saya dihantui ingatan tentang diagnosis tidak terduga yang pernah saya terima di masa lalu. Walaupun tahu Allah menyertai dan saya hanya perlu mempercayai-Nya, masih saja saya merasa takut.
Sebenarnya saya kecewa dengan ketakutan dan kurangnya iman saya. Jika Allah selalu menyertai, mengapa saya merasa begitu cemas? Lalu suatu pagi saya percaya Dia menuntun saya untuk membaca kisah Gideon.
Meski disebut sebagai “pahlawan yang gagah berani” (Hak. 6:12), Gideon merasa sangat takut dengan tugasnya untuk menyerang orang Midian. Kendati Allah telah berjanji untuk menyertai dan memberinya kemenangan, Gideon masih berusaha meminta kepastian berulang kali (ay.16-23,36-40).
Akan tetapi, Allah tidak mengecam Gideon karena rasa takutnya. Allah mengerti. Pada malam penyerangan, Dia kembali meyakinkan Gideon bahwa ia akan menang, bahkan memberinya cara untuk meredakan ketakutannya (7:10-11).
Allah juga memahami ketakutan saya. Jaminan yang diberikan-Nya membuat saya berani mempercayai-Nya. Saya merasakan kedamaian-Nya, karena tahu bahwa Dia selalu menyertai saya apa pun hasilnya. Pada akhirnya, pemeriksaan saya berjalan lancar.
Kita memiliki Allah yang memahami ketakutan kita, dan yang meyakinkan kita melalui Kitab Suci dan Roh-Nya (Mzm. 23:4; Yoh. 14:16-17). Mari menyembah Dia dengan penuh syukur, seperti yang dilakukan Gideon (Hak. 7:15). —Karen Huang
WAWASAN
Pada masa terjadinya peristiwa-peristiwa dalam Hakim-Hakim 7, Gideon masih seseorang yang tidak dikenal. Bala tentara Midian sama sekali belum pernah mendengar tentang kehebatan Gideon, karena memang ia belum mencapai apa-apa. Perkataan malaikat yang terjadi jauh sebelumnya di pasal 6 adalah kunci keberhasilannya: "TUHAN menyertai engkau” (ay.12). Mimpi yang dialami tentara musuh dan penafsiran mimpi itu juga menjadi bukti nyata campur tangan Allah secara langsung dalam kehidupan bangsa Israel, umat-Nya (7:13-14). Namun, dalam setiap langkah perjalanannya, Gideon bergumul untuk mempercayai hal itu. Akhirnya, setelah mendengar namanya diucapkan oleh tentara musuh, ia memperoleh keyakinan penuh (ay.15). —Tim Gustafson

Ketakutan atau tantangan apa yang sedang kamu hadapi? Bagaimana semua itu membawa kamu mengetahui bahwa Allah menyertai dan ingin menolong kamu?
Ya Allah, terima kasih karena Engkau tidak mengecam ketakutanku, tetapi selalu meyakinkanku akan kehadiran-Mu. Tolong aku untuk berpaling kepada-Mu ketika aku takut dan belajar untuk mempercayai-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Hagai 1 – 2; Wahyu 17
Amin
aminn aminn aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ»ðŸ™ðŸ»ðŸ™ðŸ»
AMEN TUHAN YESUSKU
Amin ðŸ¤ðŸ¤
amin
Terimakasih untuk renungan nya😇
ketika pada pagi hari ini ada ketakutan saya untuk melewati hari ini, tetapi Tuhan mengingatkan saya supay tetap tidak takut dan datang pada Tuhan🫡😇
Amin
Amin
Amin…
Aminnn 😇😇😇
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana,kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah Kehendakmu yang terjadi, terpuji lah NamaMu kekal selamanya, amin
amin, Imanuel
Amin😇
Amin
beberapa waktu lalu sempet khawatir, takut, cemas dan kecewa sama diri sendiri kenapa masih ga percaya. Seneng banget ketika tau bahwa ketakutan kita justru malah dimengerti oleh Tuhan. How great is our God 🥰
Amin
Amin
Aamiin
Amin
amin
aminnn
Amin ya Bapa yg baik. Ajar kami Bapa untk tdk takut dan gentar dlm hidup ini. Ajar kami ya Bapa untk kami tetap percaya dan beriman hanya sepenuhnya kepadaMu ya Bapa. Amin
amin
Tuhan menyertai kita. Amin.
Amin
Amin
Amen
Amen
Amin