Kasih Karunia di Tengah Kekacauan 

Jumat, 30 Desember 2022

Baca: Mazmur 107 : 23 – 32

107:23 Ada orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal-kapal, yang melakukan perdagangan di lautan luas;

107:24 mereka melihat pekerjaan-pekerjaan TUHAN, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di tempat yang dalam.

107:25 Ia berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombangnya.

107:26 Mereka naik sampai ke langit dan turun ke samudera raya, jiwa mereka hancur karena celaka;

107:27 mereka pusing dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk, dan kehilangan akal.

107:28 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,

107:29 dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang.

107:30 Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.

107:31 Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.

107:32 Biarlah mereka meninggikan Dia dalam jemaat umat itu, dan memuji-muji Dia dalam majelis para tua-tua.

Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka. [ ] —Mazmur 107:30

Saya sudah hampir terlelap ketika tiba-tiba tersentak bangun. Dari ruang bawah tanah, anak lelaki saya memetik gitar listriknya dengan suara nyaring. Dinding-dinding rumah bergetar. Tidak ada kedamaian. Tidak ada ketenangan. Tidur pun terganggu. Beberapa waktu kemudian, terdengar musik lain yang mengalun lembut: anak perempuan saya memainkan lagu “Ajaib Benar Anugerah” dengan piano.

Biasanya, saya senang mendengar anak lelaki saya bermain gitar, tetapi saat itu musik yang dimainkannya terasa menyentak dan menggelisahkan hati saya. Namun, tidak lama kemudian, nada-nada yang akrab dari himne gubahan John Newton pun mengingatkan saya bahwa kasih karunia tumbuh subur di tengah kekacauan. Betapa pun dahsyat dan kacaunya badai yang tidak diinginkan itu mengamuk dalam hidup kita, nada-nada indah dari kasih karunia Allah berdentang jelas, mengingatkan pada pemeliharaan-Nya yang setia atas kita.

Kita melihat kenyataan itu dalam Kitab Suci. Dalam Mazmur 107:23-32, para pelaut berjuang keras menghadapi badai yang sangat mungkin menenggelamkan mereka. “Jiwa mereka hancur karena celaka” (ay.26). Akan tetapi, mereka tetap tidak berputus asa, melainkan “berseru-serulah mereka kepada Tuhan dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka” (ay.28). Akhirnya, kita membaca: “Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka” (ay.30).

Dalam situasi yang penuh kekacauan, baik yang mengancam jiwa atau yang sekadar mengganggu tidur, rentetan badai dan ketakutan dapat menghantam ketenangan jiwa kita. Namun, ketika kita percaya dan berdoa kepada Allah, kita akan mengalami kasih karunia berupa kehadiran dan pemeliharaan-Nya—itulah pelabuhan kasih setia-Nya. —Adam R. Holz

WAWASAN
Mazmur 107 dibuka dan ditutup dengan gambaran yang menolong kita memahami keempat puluh tiga ayatnya. Ayat 1 berbunyi, “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Lalu, ayat 43 berbunyi, “Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.” Paduan kedua ayat itu memberitahukan pembacanya bahwa “segala kemurahan” Allah akan bertahan selama-lamanya. Ayat-ayat di antaranya terbagi ke dalam beberapa bagian yang menggambarkan kisah umat Allah yang ditebus (ay.2-3). Secara keseluruhan, mazmur itu menggambarkan Allah yang bertindak untuk menarik orang-orang kepada diri-Nya. Kemurahan-Nya yang bertahan selamanya itulah yang membawa orang-orang kepada pengenalan dan ketergantungan kepada kebaikan dan kasih-Nya. —J.R. Hudberg

Kasih Karunia di Tengah Kekacauan 

Pernahkah kamu mengalami teduhnya pelabuhan Allah lewat kehadiran orang lain dalam hidup kamu? Siapa yang saat ini sedang memerlukan dorongan semangat dari kamu?

Ya Bapa, tolonglah aku mengingat untuk berseru kepada-Mu ketika badai kehidupan bergelora, dan mampukanlah aku untuk meneruskan pengharapan itu kepada sesamaku.

Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 13 – 14; Wahyu 21

Bagikan Konten Ini
39 replies
  1. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ya Bapa. Dlm situasi yg mencekam dlm kekacauan hdp ajar kami untk tetap mempercayai Engkau karna Engkaulah kekuatan kami, perisai dlm hdpku dlu skrg dan sampai selama2nya amin

  2. elena
    elena says:

    Benar firman Tuhan ini, kadang saat badai datang kita tdk mampu tetapi saat kita menghidupi firman dan percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan semua perkara kita pasti keluar sebagai pemenang, Amin.

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari , pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tangan Mu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *