Bergantung dari Hari ke Hari
Senin, 5 Desember 2022
Baca: Matius 6 : 6 – 13
6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. [ ] —Matius 6:11
Suatu hari anak-anak kami yang masih kecil bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan sendiri. Sabtu pagi itu, saya dan istri bermaksud bangun lebih siang karena merasa capek setelah melewati satu minggu yang melelahkan. Tiba-tiba, saya mendengar suara barang pecah! Saya melompat dari tempat tidur lalu bergegas turun. Di dapur, saya melihat sebuah mangkuk telah pecah dan havermut berserakan di lantai. Jonas, anak kami yang berumur lima tahun, sedang berusaha keras menyapu semua kotoran di lantai (tetapi lebih seperti melumuri lantai). Anak-anak saya lapar, tetapi mereka memutuskan untuk tidak meminta bantuan. Mereka memilih untuk mandiri, tidak mau bergantung pada kami, dan hasilnya berantakan.
Dalam kehidupan manusia, anak-anak memang perlu berkembang dari sikap bergantung kepada kemandirian. Namun, dalam hubungan kita dengan Allah, kedewasaan berarti beralih dari sikap mandiri kepada ketergantungan pada-Nya. Sikap ketergantungan ini kita latih melalui doa. Sewaktu Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya, dan kita semua yang telah percaya kepada-Nya, untuk berdoa, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat. 6:11), Dia sedang mengajarkan doa penuh ketergantungan. Roti adalah lambang dari makanan, kelepasan, dan tuntunan (ay.11-13). Kita bergantung pada Allah untuk itu semua, dan lebih banyak lagi.
Di dalam Tuhan, tidak ada orang percaya yang bisa berdikari, karena kita tidak akan pernah berhenti membutuhkan anugerah-Nya. Sepanjang hidup kita, kiranya kita selalu memulai hari demi hari dengan sikap penuh ketergantungan dalam doa kepada “Bapa [kita] yang di sorga” (ay.9). —Glenn Packiam
WAWASAN
Beberapa versi Alkitab menerjemahkan “bertele-tele” (Matius 6:7) sebagai “kata-kata yang tidak ada artinya” (AYT) atau “kata-kata yang tidak bermakna” (AVB), yang berarti terus-menerus mengulangi kata-kata yang sama seperti yang dilakukan mereka yang tidak mengenal Allah (bukan orang Yahudi). Mereka melakukannya untuk mendapat perhatian dan agar tampak benar atau saleh. Hal itu mengingatkan kita pada nabi-nabi Baal yang memanggil dewa mereka “dari pagi sampai tengah hari” tetapi “tidak ada yang menjawab” (1 Raja-Raja 18:26). Yesus tidak sedang mengecam praktik doa di depan umum, tetapi Dia melarang pengulangan tanpa makna dan tanpa hati. Orang-orang Farisi dan lain-lain yang munafik dengan bangganya berdoa seperti itu “dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang” (Matius 6:5). Namun, selama di dunia, Yesus “telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan” (Ibrani 5:7). Tidak seperti doa-doa sesat dari orang-orang munafik, “doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yakobus 5:16). —Alyson Kieda

“Roti” apa yang kamu minta hari ini? Bagaimana cara kamu menunjukkan kepercayaan kamu kepada Allah saat kamu berseru dalam doa?
Tuhan Yesus, Engkaulah Pencipta dan Pemeliharaku. Tolong aku untuk senantiasa percaya kepada-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Daniel 1 – 2; 1 Yohanes 4
Amin