Mewujudkan Iman Lewat Perbuatan

Selasa, 22 November 2022

Baca: Yakobus 2:14-26

2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?

2:15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,

2:16 dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?

2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”

2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.

2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?

2:21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?

2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.”

2:24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.

2:25 Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?

2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. —Yakobus 2:26

Tornado menyerang suatu wilayah pada malam hari di bulan Juni 2021, menghancurkan lumbung milik sebuah keluarga. Kehilangan ini begitu menyedihkan, karena lumbung itu sudah berdiri di tanah keluarga tersebut sejak akhir dekade 1800-an. Ketika keesokan paginya John dan Barb berkendara menuju gereja, mereka melihat kerusakan yang terjadi dan berpikir bagaimana mereka dapat menolong. Mereka lantas berhenti dan mengetahui bahwa keluarga tersebut membutuhkan bantuan untuk bersih-bersih. Mereka pun segera pulang untuk berganti pakaian, lalu kembali lagi untuk membantu membersihkan lumbung yang hancur oleh tornado. Mereka mewujudkan iman mereka dalam perbuatan nyata dengan melayani keluarga tersebut.

Yakobus berkata bahwa “iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak. 2:26). Ia memberi contoh Abraham, yang dalam ketaatannya mengikuti Allah saat ia tidak tahu ke mana akan pergi (ay.23; lihat Kej. 12:1-4; 15:6; Ibr. 11:8). Yakobus juga menyebut Rahab, yang menunjukkan imannya kepada Allah Israel saat ia menyembunyikan para pengintai yang datang untuk memantau kota Yerikho (Yak. 2:25; lihat Yos. 2; 6:17).

“Jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan” (Yak. 2:14), hal itu tidak ada gunanya bagi orang tersebut. “Iman adalah akar, perbuatan baik adalah buahnya,” komentar Matthew Henry, “dan kita harus memastikan bahwa kita memiliki keduanya.” Allah tidak membutuhkan perbuatan baik kita, tetapi iman kita dibuktikan lewat perbuatan-perbuatan kita. —ANNE CETAS

WAWASAN
Yakobus 2:14-26 menantang gagasan bahwa iman dapat hadir sendiri tanpa disertai perbuatan. Yakobus berkata bahwa orang yang menentang pemikiran itu bisa saja berkata bahwa ada orang percaya yang hanya beriman, sementara orang percaya yang lain hanya mempunyai perbuatan (ay. 18). Pihak lawan agaknya berpendapat bahwa keduanya sama-sama bisa berdiri sendiri. Namun, Yakobus menentang pemikiran bahwa iman dan perbuatan dapat dimasukkan ke dalam golongan yang terpisah, dengan berkata bahwa iman sejati tidak mungkin dinyatakan tanpa perbuatan baik (ay. 18). Ia menekankan bahwa iman sejati selalu diwujudkan dalam bentuk pelayanan kepada mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat dan lemah dalam hal ekonomi (ay. 14-17). —Monica La Rose

Mewujudkan Iman Lewat Perbuatan

Menurut kamu, mengapa penting bagi kita untuk berbuat baik? Apa yang dapat kamu lakukan sebagai perwujudan kasih kamu kepada Allah?

Ya Allah, izinkan aku melayani-Mu sebagai perwujudan iman dan kasihku kepada-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 18-19; Yakobus 4

Bagikan Konten Ini
44 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam tangan Mu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  2. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ya tuhan beri kami untk bisa melayani antr satu dgn yg lain untk bisa beriman dan percaya sepenuhnya hanya kpdmu ya bpk amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *