Keduanya Benar

Sabtu, 12 November 2022

Baca: Kejadian 45:3-11

45:3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?” Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.

45:4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: “Marilah dekat-dekat.” Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: “Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.

45:5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.

45:6 Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.

45:7 Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.

45:8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.

45:9 Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu.

45:10 Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu.

45:11 Di sanalah aku memelihara engkau–sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi–supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau.

Untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. —Kejadian 45:5

Setelah terpisah tiga dekade, akhirnya Feng Lulu berkumpul kembali dengan keluarga kandungnya. Semasa balita, ia diculik saat sedang bermain di luar rumah, tetapi ia berhasil ditemukan berkat bantuan lembaga Federasi Wanita Seluruh Tiongkok. Karena masih sangat kecil, Feng Lulu tidak ingat penculikan tersebut. Ia tumbuh besar dengan keyakinan bahwa ia dijual karena orangtuanya tidak mampu membesarkannya. Begitu banyak pertanyaan dan emosi yang muncul saat ia mengetahui kenyataan yang sebenarnya.

Ketika Yusuf bertemu kembali dengan saudara-saudaranya, besar kemungkinan emosinya juga campur aduk. Kakak-kakaknya telah menjualnya sebagai budak ke Mesir saat ia masih muda. Meski harus melalui serangkaian kejadian pahit, Allah menempatkan Yusuf di posisi penguasa. Ketika saudara-saudaranya datang ke Mesir untuk membeli makanan di masa kelaparan, tanpa sadar mereka telah membeli dari Yusuf.

Yusuf sadar bahwa Allah telah memulihkan akibat dari kesalahan mereka. Ia berkata bahwa Allah memakai semua itu “untuk memelihara hidup [mereka]” (Kej. 45:7). Namun, Yusuf tidak menutupi perbuatan mereka yang menyakitinya—dengan tepat ia menyebut mereka telah “menjual [dirinya]” (ay.5).

Terkadang kita mencoba terlalu jauh untuk memandang situasi sulit dengan kacamata yang positif. Kita terlalu berfokus pada kebaikan yang Allah datangkan dari situasi-situasi tersebut tanpa mengakui adanya pergumulan emosi yang kita rasakan. Biarlah kita berhati-hati untuk tidak menganggap suatu kesalahan sebagai kebaikan hanya karena Allah telah memulihkannya. Kita dapat meminta pertolongan-Nya untuk mendatangkan kebaikan dari peristiwa tersebut, sambil tetap mengakui rasa sakit yang ditimbulkan olehnya. Keduanya sama-sama benar. —KIRSTEN HOLMBERG

WAWASAN
Yusuf dikhianati oleh saudara-saudaranya yang iri, dijual sebagai budak, dipenjarakan dengan tidak adil, dan dilupakan oleh orang-orang yang telah ditolongnya. Namun, Allah menyertainya dan menjadikannya penguasa nomor dua di Mesir (Kejadian 41:39-40; Kisah Para Rasul 7:9-10). Ketika berdamai dengan saudara-saudaranya yang sudah lama terasing, Yusuf mengakui rencana Allah yang berdaulat di dalam hidupnya (Kejadian 45:5-7). Kemudian ia sekali lagi menegaskan bahwa pada akhirnya Allah mengatasi perbuatan dosa manusia demi kemuliaan-Nya dan untuk kebaikan kita (50:20). Rasul Paulus juga mengakui kedaulatan Allah: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28). —K.T. Sim

Keduanya Benar

Pernahkah kamu menghadapi kesulitan akibat kesalahan orang lain? Bagaimana kamu telah melihat Allah mendatangkan kebaikan dari masalah tersebut?

Allah Bapa, terima kasih, Engkau telah mengobati luka-luka batinku dengan kelembutan kasih-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 51-52; Ibrani 9

Bagikan Konten Ini
34 replies
  1. Feodora Judith
    Feodora Judith says:

    Allah Bapa, terima kasih, Engkau telah mengobati luka-luka batinku dengan kelembutan kasih-Mu. 🙏

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  3. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    amin saya perc bpk di setiap perjlnan hdp pasti kita ada byk mslh ajar kami ya bpk untk kami tdk takut dan gentar di dlm menghdpi hdp saya petc tuhan selalu ada selalu hadir bagi mereka yg taat dan melakukan hdpnygbtuhan mau amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *