Kebesaran Kasih Allah

Senin, 14 November 2022

Baca: Mazmur 57

57:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam Dari Daud, ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua. (57-2) Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu.

57:2 (57-3) Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku.

57:3 (57-4) Kiranya Ia mengirim utusan dari sorga dan menyelamatkan aku, mencela orang-orang yang menginjak-injak aku. Sela Kiranya Allah mengirim kasih setia dan kebenaran-Nya.

57:4 (57-5) Aku terbaring di tengah-tengah singa yang suka menerkam anak-anak manusia, yang giginya laksana tombak dan panah, dan lidahnya laksana pedang tajam.

57:5 (57-6) Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!

57:6 (57-7) Mereka memasang jaring terhadap langkah-langkahku, ditundukkannya jiwaku, mereka menggali lobang di depanku, tetapi mereka sendiri jatuh ke dalamnya. Sela

57:7 (57-8) Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur.

57:8 (57-9) Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!

57:9 (57-10) Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;

57:10 (57-11) sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.

57:11 (57-12) Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!

Kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan. —Mazmur 57:11

Pada tahun 1917, Frederick Lehman, seorang pengusaha asal California yang sedang diterpa kesulitan keuangan, menulis lirik bagi himne “The Love of God” (Kasih Allah, KPPK 27). Ia dengan cepat menulis dua bait pertama lagu ini, tetapi pada bait ketiga ia merasa menemui jalan buntu. Ia pun teringat pada sebuah puisi yang ditemukannya bertahun-tahun silam. Puisi itu digoreskan pada dinding penjara oleh seorang tahanan, sebagai ungkapan kesadarannya yang mendalam akan kasih Allah. Matra puisi itu kebetulan cocok dengan himne yang ditulis Lehman. Ia pun menjadikannya sebagai isi bait ketiga dari himne tersebut.

Seperti Lehman dan penyair dalam penjara tadi, adakalanya kita menghadapi kesulitan dan kemunduran. Saat merasa putus asa, kita dapat menggemakan kata-kata pemazmur Daud, yang berkata kepada Allah: “Dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung” (Mzm. 57:2). Kita bebas untuk “berseru kepada Allah” dengan membawa masalah-masalah kita (ay.3), untuk berbicara kepada-Nya tentang cobaan berat yang kita alami dan ketakutan yang kita rasakan saat berada “di tengah-tengah singa” (ay.5). Kita akan diingatkan pada kenyataan bahwa Allah telah memelihara kita di masa lalu, sehingga bersama Daud kita dapat berseru, “Aku mau menyanyi, aku mau bermazmur . . . . aku mau membangunkan fajar!” (ay.8-9).

“Kasih Allah amat besar,” ungkap himne ini, “lebih tinggi dari bintang.” Saat kita paling membutuhkan pertolongan, barulah kita menyadari betapa besar kasih Allah sesungguhnya—bahkan “sampai ke langit” (ay.11). —KENNETH PETERSEN

WAWASAN
Keterangan di awal mazmur ini mengaitkan doa di dalamnya dengan pengalaman Daud yang sedang melarikan diri dari Saul ke dalam gua, yang berlangsung dua kali: Pertama di dalam gua Adulam (1 Samuel 22:1-2), lalu di dalam gua di padang gurun En-Gedi (24:2-14). Nada dominan dalam Mazmur 57 menunjukkan adanya kepercayaan yang mendalam meskipun di hadapan bahaya besar yang mengancam (ay. 7). Kepercayaan itu berakar dalam keyakinan pemazmur akan kuasa “Allah, Yang Mahatinggi” (ay. 3). Julukan “Allah, Yang Mahatinggi” mengacu kepada kemuliaan dan pemerintahan Allah atas semua bangsa dan manusia di muka bumi (47:3). Dengan percaya pada kemuliaan-Nya dan kepastian akan tindakan-Nya (57:4), pemazmur menemukan perlindungan di dalam Dia, bahkan bersukacita di tengah bahaya (ay. 8-9). —Monica La Rose

Kebesaran Kasih Allah

Kesulitan apa saja yang sedang kamu hadapi hari ini? Bagaimana pemeliharaan Allah bagi kamu di masa lalu?

Allah yang penuh kasih, aku sedang menghadapi masalah-masalah sulit, tetapi aku diingatkan akan kasih-Mu untukku dan pemeliharaan-Mu di sepanjang hidupku. Terima kasih.

Bacaan Alkitab Setahun: Ratapan 3-5; Ibrani 10:19-39

Bagikan Konten Ini
50 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari , pimpin dan kuatkanlah kami dimana pun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah nama Mu kekal selamanya, amin

  2. Feodora Judith
    Feodora Judith says:

    Allah yang penuh kasih, aku sedang menghadapi masalah-masalah sulit, tetapi aku diingatkan akan kasih-Mu untukku dan pemeliharaan-Mu di sepanjang hidupku. Terima kasih. 🙏

  3. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin trimksh ya bpk yg baik walaupun aku ada bnyk kesulitan hdp saya bersykr karna kasihmu selalu menopang dlm setiap langkah hdpku engkau selalu menuntun sehingga saya tdk takut karna engkau selalu ada di hdpku di waktu susah mau senang engkau selalu ada di hdpku ya bpk amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *