Seperti Saudara

Kamis, 27 Oktober 2022

Baca: 1 Timotius 5:1-2

5:1 Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu,

5:2 perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.

Perlakukanlah orang-orang muda sebagai saudara, dan wanita-wanita tua sebagai ibu. Wanita-wanita muda . . . sebagai adik, dengan sikap yang murni. —1 Timotius 5:1-2 BIS

Ketika seorang pembimbing retret meminta saya untuk berbicara empat mata dengan Karen, saya menemukan dirinya sedang menangis di ruang konseling. Karen berusia empat puluh dua tahun dan ingin menikah, dan seorang pria menaruh perhatian padanya. Namun, pria ini adalah atasannya sendiri, dan sudah beristri.

Dengan saudara lelaki yang usil dan ayah yang tidak menunjukkan kasih sayang, sejak muda Karen sadar dirinya rentan terhadap rayuan pria. Pembaruan iman telah memberinya batasan-batasan baru, tetapi kerinduannya untuk disayangi tetap ada, dan cinta yang tidak dapat ia miliki ini menyiksa jiwanya.

Setelah bercakap-cakap, saya dan Karen berdoa. Dalam doa yang blak-blakan, ia mengakui cobaan yang dihadapinya, menyatakan tidak akan meneruskan hubungan itu, dan menyerahkan kerinduan jiwanya kepada Allah. Ia pun meninggalkan ruangan dengan perasaan lebih ringan.

Hari itu, saya menyadari betapa brilian nasihat Paulus untuk memperlakukan satu sama lain sebagai saudara-saudari dalam iman (1Tim. 5:1-2). Cara kita memandang orang menentukan cara kita berinteraksi dengan mereka, dan di dunia yang tega menjadikan orang sebagai objek seksual, sikap kita yang memandang lawan jenis sebagai keluarga dapat menolong kita untuk memperlakukan mereka dengan sopan dan wajar. Sebagai saudara-saudari dalam hubungan yang sehat, kita tidak akan saling melecehkan atau merayu.

Karena hanya mengenal pria yang suka merendahkan, memanfaatkan, atau mengabaikannya, Karen membutuhkan seseorang yang memperlakukannya seperti saudara. Itulah keindahan Injil—kita memperoleh saudara-saudari baru yang dapat membantu kita menghadapi masalah hidup. —SHERIDAN VOYSEY

WAWASAN
Bersama 2 Timotius dan Titus, 1 Timotius adalah salah satu dari tiga “surat pastoral” yang ditulis oleh Paulus. Surat-surat ini ditulis langsung untuk dua pemimpin gereja, Timotius dan Titus, yang bertanggung jawab untuk menggembalakan gereja setempat. Tujuan Paulus adalah untuk menguatkan iman orang-orang yang baru percaya sekaligus melawan ajaran palsu. Timotius sebelumnya merupakan rekan seperjalanan Paulus, dan pernah mendapat bimbingan darinya. Sekarang Timotius punya tanggung jawab penting sebagai gembala jemaat Efesus, sebuah kota berpenduduk sekitar empat ratus ribu orang. Allah mendirikan gereja di Efesus melalui perjalanan misi Paulus yang ketiga (lihat Kisah Para Rasul 19). Efesus juga merupakan tempat salah satu dari tujuh keajaiban dunia, yakni kuil dewi Artemis. Iman Kristen menjadi ancaman terhadap pemujaan itu, dan seorang tukang perak bernama Demetrius memicu huru-hara untuk melawan “Jalan Tuhan” (Kisah Para Rasul 19:23-41). “Keajaiban” dunia akan sirna keindahannya seiring dengan berkembangnya Jalan Tuhan (iman Kristen). —Tim Gustafson

Seperti Saudara

Bagaimana memandang orang lain sebagai saudara dapat membantu kamu memperlakukan mereka dengan “sikap yang murni” (1Tim. 5:2 BIS)? Bagaimana nasihat Paulus dapat membantu pria dan wanita untuk berhubungan dengan sehat?

Ya Bapa, tolonglah aku memperlakukan orang lain dengan hormat dan sikap yang murni.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 12-14; 2 Timotius 1

Bagikan Konten Ini
34 replies
  1. Feodora Judith
    Feodora Judith says:

    Ya Bapa, tolonglah aku memperlakukan orang lain dengan hormat dan sikap yang murni🙏

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada Tuhan serta tolong kami, sembuh kan orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  3. Agnes Yustivani
    Agnes Yustivani says:

    Puji Tuhan, satu hal penting sudah Tuhan jawab dan beri arahan kemana dan bagaimana saya harus bersikap untuk kedepannya 🙏🤍

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *