Rumah Kita yang Sejati

Selasa, 4 Oktober 2022

Baca: Mazmur 63

63:1 Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. (63-2) Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.

63:2 (63-3) Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.

63:3 (63-4) Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.

63:4 (63-5) Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.

63:5 (63-6) Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.

63:6 (63-7) Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, —

63:7 (63-8) sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.

63:8 (63-9) Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.

63:9 (63-10) Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah.

63:10 (63-11) Mereka akan diserahkan kepada kuasa pedang, mereka akan menjadi makanan anjing hutan.

63:11 (63-12) Tetapi raja akan bersukacita di dalam Allah; setiap orang, yang bersumpah demi Dia, akan bermegah, karena mulut orang-orang yang mengatakan dusta akan disumbat.

Tubuhku rindu kepada-Mu. —Mazmur 63:2

“Bobbie, si Anjing Ajaib” adalah anjing blasteran yang terpisah dari tuannya saat mereka pergi berlibur musim panas di suatu tempat yang jaraknya kira-kira 3.500 km dari rumah. Tuannya mencari Bobbie ke mana-mana tetapi dengan hati sedih terpaksa pulang tanpa anjing itu.

Enam bulan kemudian, menjelang akhir musim dingin, Bobbie yang kurus tetapi tabah muncul di depan rumah tuannya di Silverton, Oregon. Entah bagaimana, Bobbie berhasil menempuh perjalanan panjang berbahaya mengarungi sungai, padang pasir, dan gunung-gunung yang berselimutkan salju untuk menemukan jalan pulang ke rumah orang-orang yang dikasihinya.

Kisah Bobbie menjadi inspirasi bagi banyak buku, film, dan lukisan dinding di kota asalnya. Kesetiaannya menyentuh hati kita juga, dan ini mungkin karena Allah telah meletakkan kerinduan yang jauh lebih mendalam di hati kita. Seorang teolog kuno, Agustinus, menggambarkannya demikian: “Engkau telah menciptakan kami untuk diri-Mu sendiri, dan hati kami selalu gelisah sampai kami mendapatkan peristirahatan di dalam Engkau.” Ketika Daud bersembunyi dari orang-orang yang mengejarnya di padang belantara Yehuda, ia menyampaikan kerinduan serupa lewat doa indah yang penuh penyerahan diri: “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair” (Mzm. 63:2).

Daud memuji Allah karena “kasih setia-[Nya] lebih baik dari pada hidup” (ay.4). Tidak ada yang dapat dibandingkan dengan-Nya! Melalui Yesus, Allah mencari kita dan memberi kita jalan untuk kembali pulang kepada kasih-Nya yang sempurna, sejauh apa pun kita telah pergi dari-Nya. Saat kita berpaling kepada-Nya, kita menemukan rumah kita yang sejati. —JAMES BANKS

WAWASAN
Walaupun superskripsi (informasi tentang kepengarangan, kesempatan, dan instruksi musik atau liturgi) pada Mazmur 63 mencantumkan nama penulis lagu, “Daud,” dan lokasi, “padang gurun Yehuda”, tetapi tidak ada informasi yang diberikan terkait keadaan saat mazmur ini ditulis. Besar kemungkinan, situasinya adalah ketika Daud pergi ke padang gurun untuk melarikan diri dari Absalom, anaknya yang memberontak (2 Samuel 15–18). “Seluruh negeri menangis dengan suara keras, ketika seluruh rakyat berjalan lewat. Raja menyeberangi sungai Kidron dan seluruh rakyat berjalan ke arah padang gurun” (15:23; lihat ay.27-29; 16:2; 17:16,29). Daud sedang melarikan diri dari anak yang sangat dikasihinya (13:37-39), dan yang kemudian diratapinya dengan sangat sewaktu ia mati (18:31–19:4). Apa pun keadaannya, saat mengalami kesulitan yang berat, Daud menemukan kekuatan dengan berseru dan melekat kepada Allah (Mazmur 63:2,9). —Arthur Jackson

Rumah Kita yang Sejati

Apa yang paling kamu harapkan saat bertemu Yesus suatu hari nanti? Bagaimana kamu akan mencari Dia hari ini?

Tuhan Yesus, terima kasih, Engkau telah memberiku jalan untuk datang kepada-Mu melalui hidup-Mu, kematian-Mu, dan kebangkitan-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 20-22; Efesus 6

Bagikan Konten Ini
55 replies
« Older Comments
« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *