Masa Hidup Manusia

Rabu, 12 Oktober 2022

Baca: Mazmur 90:1-14

90:1 Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun.

90:2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.

90:3 Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: “Kembalilah, hai anak-anak manusia!”

90:4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.

90:5 Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh,

90:6 di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.

90:7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut.

90:8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.

90:9 Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh.

90:10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

90:11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?

90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

90:13 Kembalilah, ya TUHAN–berapa lama lagi? –dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

90:14 Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.

Di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu. —Mazmur 90:4

Pada tahun 1990, para peneliti Prancis menghadapi sebuah masalah komputer: terdapat kesalahan data dalam memproses usia Jeanne Calment. Jeanne berumur 115 tahun, dan usia tersebut berada di luar parameter program perangkat lunak yang digunakan. Para pemrogram mengira tidak ada yang dapat hidup selama itu! Jeanne bahkan hidup hingga usia 122 tahun.

Pemazmur menulis, “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun” (Mzm. 90:10). Ini adalah kiasan untuk mengatakan bahwa berapa pun usia kita, bahkan kalaupun mencapai usia seperti Jeanne Calment, kehidupan kita di bumi ini sungguh terbatas. Hidup kita ada dalam kedaulatan tangan Allah yang penuh kasih (ay.5). Namun, di alam rohani, kita diingatkan tentang apa itu sebenarnya “waktu Allah”: “Bagi-Mu seribu tahun seperti satu hari, hari kemarin yang sudah lewat” (ay.4 bis).

Dalam pribadi Yesus Kristus “masa hidup” telah diberi arti yang sama sekali baru: “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:36). Kata “beroleh” di sini berlaku kapan saja: masa kini, dalam hidup kita sekarang yang sarat kesulitan dan air mata, masa depan kita diberkati, dan masa hidup kita tidak terbatas.

Karena itu kita bersukacita, dan bersama pemazmur berdoa, “Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami” (Mzm. 90:14). —Kenneth Petersen

WAWASAN
Berdasarkan superskripsi pada Mazmur 90, Musa adalah penulisnya, sehingga ini merupakan mazmur tertua yang penulisnya dapat kita ketahui. Dapat dikatakan Musa adalah penulis Perjanjian Lama yang paling produktif karena selain menulis mazmur ini, ia juga dianggap menulis lima kitab pertama Alkitab—yaitu Pentateukh atau Taurat. Beberapa ahli Alkitab percaya bahwa yang menjadi latar belakang penulisan mazmur ini kemungkinan adalah kegagalan bangsa Israel di Kadesh-Barnea (Bilangan 13–14), ketika mereka menolak memasuki tanah perjanjian, meskipun Yosua dan Kaleb menyampaikan berita baik tentang tanah air baru yang dijanjikan Allah kepada mereka. Akibat dari penolakan ini, mereka harus mengembara di padang gurun selama empat puluh tahun. —Bill Crowder

Masa Hidup Manusia

Kekhawatiran apa yang kamu miliki mengenai hidup kamu dan keterbatasannya? Bagaimana kamu terhibur dengan kehadiran Yesus dalam masa hidup ini?

Allah yang penuh kasih, terkadang hidup ini memang sulit, akan tetapi, meski demikian, aku bersorak-sorai memuji kasih pemeliharaan-Mu. Puaskanlah aku hari ini dengan kasih-Mu yang tak berkesudahan.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 39-40; Kolose 4

Bagikan Konten Ini
54 replies
« Older Comments
  1. Sonia Dewi Kusumastuti
    Sonia Dewi Kusumastuti says:

    Amin, terima kasih atas renungannya. Tuhan aku serahkan kuatirku dalam tangan-Mu, aku percaya selalu ada damai sejahtera saat berjalan bersama-Mu.

« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *