Burung-Burung di Langit
Jumat, 7 Oktober 2022
Baca: Matius 6:25-33
6:25 “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Janganlah kuatir akan hidupmu. —Matius 6:25
Matahari musim panas tengah merangkak naik dan tetangga saya tersenyum ketika melihat saya di halaman depan. Sambil berbisik ia meminta saya mendekat. “Ada apa?” saya balas berbisik, penasaran. Ia menunjuk kelinting angin di teras depan rumahnya, dan di sana tampak setumpuk kecil jerami teronggok di atas dudukan besi. “Sarang kolibri,” bisiknya. “Lihat bayi-bayinya?” Dua paruh semungil ujung peniti mencuat keluar, nyaris tak terlihat. “Mereka sedang menunggu induknya.” Kami berdiri di sana dengan takjub. Saya mengarahkan ponsel untuk mengabadikan momen itu. “Jangan terlalu dekat,” kata tetangga saya. “Jangan sampai induknya takut.” Sejak hari itu, kami mengadopsi—dari jauh—sebuah keluarga kolibri.
Namun, itu tidak berlangsung lama. Seminggu kemudian, induk burung dan bayi-bayinya telah pergi—tanpa suara seperti waktu datangnya dahulu. Lalu, siapa yang merawat mereka?
Alkitab memberikan jawaban agung yang telah sering kita dengar. Karena sering mendengarnya, kita mungkin melupakan semua hal yang dijanjikannya: “Janganlah kuatir akan hidupmu,” kata Yesus (Mat. 6:25). Perintah yang sederhana tetapi indah. “Pandanglah burung-burung di langit,” tambahnya, “yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga” (ay.26).
Seperti Allah memelihara burung-burung kecil, Dia juga memelihara kita—mengasuh pikiran, tubuh, jiwa, dan roh kita. Sungguh janji yang luar biasa. Kiranya kita memandang kepada-Nya setiap hari—tanpa khawatir—dan terbang membubung tinggi. —PATRICIA RAYBON
WAWASAN
Dalam Matius 6:25-33, Yesus memakai satu prinsip logika dan interpretasi yang kadang-kadang disebut qal wahomer, istilah bahasa Ibrani yang berarti “ringan dan berat.” Qal wahomer merupakan salah satu prinsip yang dicatat oleh Hillel, seorang rabi Yahudi yang disegani (hidup antara tahun 110 SM–10 M). Prinsip ini menyatakan bahwa jika sesuatu berlaku untuk sesuatu yang kurang penting (“ringan”), maka hal tersebut juga berlaku untuk sesuatu yang lebih penting (“berat”). Yesus memakai prinsip ini untuk menekankan bahwa jika Allah peduli dengan burung-burung, apalagi dengan anak-anak yang Dia kasihi (ay.26). Lalu, jika Allah bersedia “mendandani” ladang dengan keindahan yang mempesona, apalagi dengan menyediakan pakaian bagi anak-anak-Nya (ay.30). Prinsip itu menegaskan apa yang Yesus minta dari kita untuk mengganti rasa khawatir dengan sikap percaya (ay.25-34). Ketika kita percaya kepada Allah, kita akan mengganti fokus kita dari hal-hal yang kurang penting kepada hal-hal yang paling penting: “Kerajaan Allah dan kebenarannya” (ay.33). —Monica La Rose

Apa perbedaan antara kekhawatiran dan perencanaan—atau kekhawatiran dan keprihatinan? Perhatikan hidup kamu, bagaimana cara Allah mencukupi kebutuhan kamu setiap hari?
Allah yang penuh kasih, sungguh ajaib menyadari bagaimana Engkau mencukupkan kebutuhan hidupku. Tolong aku menjunjung janji pemeliharaan-Mu dengan makin mempercayai-Mu hari demi hari.
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 28-29; Filipi 3
Amin