Allah yang Begitu Terperinci

Kamis, 20 Oktober 2022

Baca: Keluaran 2:1-10

2:1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;

2:2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.

2:3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;

2:4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.

2:5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.

2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani.”

2:7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: “Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?”

2:8 Sahut puteri Firaun kepadanya: “Baiklah.” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.

2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: “Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.

2:10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air.”

Lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu. . . . Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu. —Keluaran 2:5-6

Kevin dan Kimberley telah menjalani minggu yang berat. Penyakit kejang yang diderita Kevin tiba-tiba memburuk sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. Di tengah pandemi, keempat anak mereka—kakak-beradik yang mereka adopsi dari panti asuhan—merasa sangat bosan dan kesal karena terkurung di dalam rumah. Bukan itu saja, Kimberley merasa tidak memiliki bahan makanan yang layak dimakan. Anehnya, saat itu ia ingin sekali makan wortel.

Satu jam kemudian, terdengar pintu diketuk. Teman mereka, Amanda dan Andy, datang membawa hidangan lengkap untuk seluruh keluarga. Termasuk wortel!

Apakah ini hanya kebetulan? Tidak! Kisah menakjubkan dari sejarah orang Israel menunjukkan bahwa Allah begitu terperinci merencanakan setiap peristiwa. Firaun memerintahkan, “Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil” (Kel. 1:22). Usaha pembunuhan besar-besaran ini mendorong munculnya rencana dengan detail yang mengagumkan. Ibu Musa memang “membuang” bayinya ke Sungai Nil, tetapi ini adalah bagian dari strateginya. Di sungai itu, putri Firaun sendiri akan menyelamatkan bayi Musa, yang kelak akan dipakai Allah menyelamatkan umat-Nya. Putri Firaun bahkan mengupah sang ibu untuk menyusui bayinya sendiri! (2:9).

Suatu hari kelak, dari bangsa Yahudi yang nyaris dibinasakan itu akan lahir Bayi laki-laki yang telah dijanjikan. Kisah hidup-Nya akan dipenuhi dengan detail dan ironi ilahi yang menakjubkan. Yang terpenting, Yesus datang dan menyediakan jalan pembebasan bagi manusia yang diperbudak dosa.

Bahkan—khususnya—pada saat-saat kelam, Allah terus berkaya dengan begitu terperinci. Itu seperti yang Kimberley katakan, “Tuhan membawakan saya wortel!” —Tim Gustafson

WAWASAN
Nama mempunyai arti penting dalam Alkitab, tidak terkecuali dengan nama Musa. Nama yang diberikan putri Firaun kepadanya itu memuliakan asalnya sebagai orang Ibrani sekaligus pengasuhan Mesir yang akan segera dijalaninya. Dalam bahasa Mesir, kata Musa mungkin memiliki kaitan dengan kata “anak laki-laki.” Namun, Musa bisa terdengar seperti kata Ibrani, yang diterjemahkan “yang diambil.” Inilah yang dikaitkan penulis Kitab Keluaran dengan Musa yang keluar dari air (Keluaran 2:10). Akan tetapi, yang jauh lebih menarik adalah bahwa nama Musa tidak berarti “ditarik keluar,” melainkan “Dia yang menarik keluar.” Nama yang diberikan putri Firaun kepada bayi mungil itu menjadi bayangan dari karya penebusan yang akan Allah genapi melalui dirinya semasa dewasa kelak. —Jed Ostoich

Allah yang Begitu Terperinci

Dapatkah kamu menceritakan kesaksian hidup tentang perbuatan Allah yang begitu terperinci? Bagaimana hal tersebut telah memperkuat iman kamu?

Bapa, terima kasih, Engkau telah hadir dalam setiap hal, kecil maupun besar, dalam hidupku.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 59-61; 2 Tesalonika 3

Bagikan Konten Ini
34 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *