Pertolongan Allah untuk Masa Depan
Selasa, 27 September 2022
Baca: Mazmur 90:12-17
90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
90:13 Kembalilah, ya TUHAN–berapa lama lagi? –dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
90:14 Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.
90:15 Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.
90:16 Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka.
90:17 Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami. —Mazmur 90:14
Menurut psikolog Meg Jay, kita cenderung memikirkan diri kita di masa depan seperti bagaimana kita memikirkan orang asing. Mengapa? Hal itu mungkin disebabkan oleh sesuatu yang kadang-kadang disebut sebagai “kesenjangan empati”. Sulit bagi kita untuk berempati dan peduli pada orang yang kita tidak kenal secara pribadi—bahkan diri sendiri versi masa depan. Karena itu, dalam pekerjaannya, Jay berusaha menolong orang-orang muda membayangkan diri mereka di masa depan dan mengambil langkah untuk peduli. Hal ini termasuk menyusun rencana bagi diri mereka di masa depan, supaya terbuka jalan bagi mereka untuk mengejar impian mereka dan terus berkembang.
Dalam Mazmur 90, kita diundang untuk melihat hidup kita tidak hanya di masa kini, tetapi secara menyeluruh—untuk meminta Allah menolong kita “menghitung hari-hari [kita] sedemikian, hingga [kita] beroleh hati yang bijaksana” (ay.12). Dengan mengingat bahwa waktu kita di dunia ini terbatas, kita diingatkan akan kebutuhan kita untuk terus bergantung kepada Allah. Kita memerlukan pertolongan-Nya untuk belajar menemukan kepuasan dan sukacita—tidak hanya saat ini melainkan “seumur hidup” kita (ay.14 bis). Kita memerlukan pertolongan-Nya untuk belajar tidak hanya memikirkan diri sendiri, melainkan juga generasi mendatang (ay.16). Kita juga memerlukan pertolongan-Nya untuk melayani-Nya dengan waktu yang diberikan-Nya kepada kita—dan memohon Dia meneguhkan perbuatan tangan dan hati kita (ay.17). —Monica La Rose
WAWASAN
Keterangan di awal Mazmur 90 berbunyi, “Doa Musa, abdi Allah.” “Abdi Allah” adalah istilah yang dipakai kira-kira tujuh puluh lima kali di dalam Perjanjian Lama untuk menyebut seorang juru bicara bagi Allah. Oleh karena itu, istilahnya dipakai untuk nabi-nabi yang melayani umat Israel (lihat Hakim-Hakim 13:6; 1 Samuel 2:27; 1 Raja-Raja 12:22; 13:1), termasuk Elia dan Elisa (2 Raja-Raja 1:9; 4:16). Sebagai gelar kehormatan, sebutan itu sering disematkan pada Musa (Ulangan 33:1; Yosua 14:6; 1 Tawarikh 23:14; 2 Tawarikh 30:16; Ezra 3:2) dan Daud (2 Tawarikh 8:14; Nehemia 12:24,36). Mazmur 90 ditulis oleh Musa (sekitar tahun 1526–1406 SM), sehingga itulah mazmur tertua di antara ke-150 mazmur. Di samping mazmur itu, Musa juga menulis “Nyanyian di Laut” (Keluaran 15:1-18) dan “Nyanyian Musa” (Ulangan 31:19; 32:1-43). —K.T. Sim

Bagaimana kamu dapat semakin mempedulikan diri kamu di masa depan? Bagaimana dengan melihat gambaran besar kehidupan kamu dapat membantu kamu melayani sesama lebih baik lagi?
Ya Allah, terima kasih atas anugerah kehidupan ini. Tolong aku untuk menghargai waktu yang telah Engkau berikan kepadaku. Terima kasih, karena ketika perjalananku bersama-Mu di dunia berakhir, aku dapat menantikan persekutuan abadi bersama-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 3-4; Galatia 6
aminnnn…
Amen
amin jadikan kami untk hdp kami berarti untk kemulyaan mu dan untk hari dpnbyg cerah kami memiliki hdp layak dan berkenan kpdmu ya bpk
Amiin…
Amiiin
Amin
Amin