Ke Mana Harus Berpaling

Jumat, 30 September 2022

Baca: Yesaya 30:12-18

30:12 Sebab itu beginilah firman Yang Mahakudus, Allah Israel: “Oleh karena kamu menolak firman ini, dan mempercayakan diri kepada orang-orang pemeras dan yang berlaku serong dan bersandar kepadanya,

30:13 maka sebab itu bagimu dosa ini akan seperti pecahan tembok yang mau jatuh, tersembul ke luar pada tembok yang tinggi, yang kehancurannya datang dengan tiba-tiba, dalam sekejap mata,

30:14 seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak.”

30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan,

30:16 kamu berkata: “Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat,” maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: “Kami mau mengendarai kuda tangkas,” maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.

30:17 Seribu orang akan lari melihat ancaman satu orang, terhadap ancaman lima orang kamu akan lari, sampai kamu ditinggalkan seperti tonggak isyarat di atas puncak gunung dan seperti panji-panji di atas bukit.

30:18 Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!

Tuhan menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu. —Yesaya 30:18

Semua orang di SMA mengagumi sikap ramah dan keterampilan Jack dalam berolah raga. Ia merasa paling bahagia saat melayang di udara, di atas luncuran berbentuk setengah lingkaran—dengan satu tangan memegang skateboard, dan tangan yang lain terentang untuk menjaga keseimbangan.

Jack memutuskan mengikut Yesus setelah beribadah di salah satu gereja setempat. Sebelumnya ia menghadapi pergumulan keluarga yang sangat berat dan pernah memakai narkoba untuk melupakan kepedihan hatinya. Selama beberapa waktu setelah bertobat, semuanya terlihat baik-baik saja. Namun, beberapa tahun kemudian ia kembali memakai narkoba. Tanpa intervensi yang tepat dan pengobatan yang berkesinambungan, akhirnya Jack meninggal karena overdosis.

Sangat mudah untuk kembali ke kebiasaan lama saat kita menghadapi kesulitan. Ketika bangsa Israel merasa terancam oleh serangan Asyur, mereka kembali memohon pertolongan Mesir—tuan yang dahulu memperbudak mereka (Yes. 30:1-5). Allah menyatakan hal ini akan menjadi bencana besar di kemudian hari. Namun, Dia terus memelihara kehidupan mereka meski pilihan mereka salah. Yesaya menyerukan suara hati Allah: “Tuhan menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu” (ay.18).

Demikianlah sikap Allah terhadap kita, meski kita berpaling kepada yang lain untuk membunuh rasa sakit kita. Allah ingin menolong kita. Dia tidak ingin kita menyakiti diri sendiri dengan kebiasaan-kebiasaan yang memperbudak kita. Kita mungkin tergoda oleh zat-zat dan tindakan tertentu yang menjanjikan kelegaan sesaat, tetapi Allah ingin memberikan pemulihan sejati yang kita terima ketika kita berjalan dekat dengan-Nya. —Jennifer Benson Schuldt

WAWASAN
Pasukan Asyur yang militan kembali mengancam untuk menaklukkan seluruh wilayah Israel, tetapi alih-alih mempercayai Allah untuk kelepasan, Kerajaan Yehuda di selatan malah meminta bantuan Mesir (Yesaya 30:2). Allah jelas-jelas melarang raja-raja Israel untuk mempercayai kuda (melambangkan kekuatan dan kuasa militer) untuk meluputkan mereka, karena “seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; . . . Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan” (Mazmur 33:16-17). Yesaya memperingatkan bahwa sia-sialah mereka percaya kepada Mesir (Yesaya 30:1-7), dan sungguh bodoh untuk tidak mempercayai Allah (ay.8-19). Dengan penuh kasih, Allah mendesak umat-Nya untuk bertobat, dan menjanjikan berkat bagi mereka yang percaya kepada-Nya (ay.18-33). “Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab” (ay.19). Yehuda masih harus belajar bahwa “berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN” (Mazmur 33:12). —K.T. Sim

Ke Mana Harus Berpaling

Mengapa penting untuk menyadari kasih karunia Allah saat kita menghadapi kegagalan? Bagaimana kamu dapat lebih mencerminkan kesetiaan Allah dalam hubungan dengan-Nya?

Ya Allah, bebaskanlah aku dari kebiasaan-kebiasaan berdosa. Mampukanlah aku untuk berpaling kepada-Mu saat aku tergoda untuk mencari kelegaan dari hal-hal lain.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 9-10; Efesus 3

Bagikan Konten Ini
51 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *