Belajar dan Mengasihi

Minggu, 18 September 2022

Baca: Markus 10:13-16

10:13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.

10:14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.

10:15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”

10:16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

Lalu Ia memeluk anak-anak itu . . . dan memberkati mereka. —Markus 10:16

Di sebuah sekolah dasar di Greenock, Skotlandia, tiga guru yang sedang cuti melahirkan, membawa bayi mereka ke sekolah setiap dua minggu sekali untuk berinteraksi dengan para siswa. Bermain dengan bayi mengajar anak-anak untuk berempati, peduli, dan berbagi rasa dengan orang lain. Sering kali, yang paling cepat paham justru siswa-siswa yang “cukup menyulitkan,” ungkap salah seorang guru. “[Anak-anak] berinteraksi pada level yang lebih pribadi.” Mereka belajar “betapa tidak mudahnya merawat seorang anak,” dan “perlunya tenggang rasa terhadap satu sama lain.”

Belajar untuk peduli kepada sesama dari seorang bayi bukanlah ide yang baru bagi pengikut Yesus. Kita mengenal Yesus yang datang dalam wujud bayi. Kelahiran-Nya mengubah seluruh pemahaman kita mengenai kepedulian terhadap satu sama lain. Yang pertama kali mengetahui tentang kelahiran Yesus adalah para gembala, yang bekerja menjaga domba-domba yang lemah dan rentan, suatu profesi yang sering dipandang rendah. Kemudian, ketika anak-anak kecil dibawa ke hadapan Yesus, Dia menegur para murid yang semula menganggap anak-anak tidak penting. Kata-Nya, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (Mrk. 10:14).

Yesus “memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka” (ay.16). Dalam kehidupan kita sendiri, sebagai anak Allah yang terkadang “menyulitkan”, mungkin kita juga dianggap tidak layak. Namun, sebagai Pribadi yang pernah datang dalam wujud seorang anak, Kristus menyambut kita dengan kasih-Nya. Lewat teladan-Nya, kita diajar tentang kuasa kepedulian yang terwujud saat kita mengasihi sesama. —Patricia Raybon

WAWASAN
Kisah dalam Markus 10:13-16 tentang anak-anak yang dibawa kepada Yesus terdapat dalam ketiga Injil Sinoptik (lihat juga Matius 19:13-15; Lukas 18:15-17). Matius dan Markus menggambarkan peristiwa itu terjadi di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan. Yesus baru saja meninggalkan Galilea di utara tempat Dia mengajar murid-murid-Nya. Di Yudea, di wilayah selatan, “orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula.” (Markus 10:1). Beberapa waktu kemudian, ketika Kristus kembali mengajar murid-murid-Nya, orang-orang membawa anak-anak mereka yang masih kecil kepada-Nya untuk diberkati dan didoakan (Matius 19:13; Markus 10:13). Murid-murid menganggap itu suatu interupsi yang mengganggu, tetapi Yesus tidak menganggapnya demikian. Seperti ditunjukkan Kitab Suci, Dia mengasihi dan menghargai anak-anak, serta memberi peringatan keras bagi orang yang menyesatkan mereka (Matius 18:6). Yesus memanfaatkan “interupsi” itu untuk menyampaikan pelajaran penting: kita perlu menyambut Kerajaan Allah layaknya seorang anak kecil, dengan keyakinan yang sederhana dan kerendahan hati yang tulus (Markus 10:15). —Alyson Kieda

Belajar dan Mengasihi

Apa yang kamu sukai ketika bercengkerama bersama anak-anak? Apa yang diajarkan Yesus kepada kamu hari ini tentang cara mengasihi dan mempedulikan sesama?

Allah yang Mahapeduli, ketika aku lalai menunjukkan empati kepada orang lain, tolong aku untuk peduli seperti Engkau.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30-31; 2 Korintus 11:1-15

Bagikan Konten Ini
36 replies
  1. Lisia Lisia
    Lisia Lisia says:

    Tuhan Yesus mengasihi dan menghargai anak-anak. Ya Bapa, bantu aku untuk peduli dan menunjukkan empati KPD sesama kami. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa dan mengucap syukur. amin

  2. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amin

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi Ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tangan Mu saja biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  4. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    amin saya rindu bpk untk memiliki pribadi sepertimu ya bpk jadi kan kami hdp menjadi berkat untk kemulyaan namamu ya bpk amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *