Remuk dan Indah
Selasa, 16 Agustus 2022
Baca: Mazmur 51:12-19
51:12 (51-14) Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
51:13 (51-15) Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
51:14 (51-16) Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!
51:15 (51-17) Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
51:16 (51-18) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
51:17 (51-19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
51:18 (51-20) Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hati-Mu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem!
51:19 (51-21) Maka Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbah-Mu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. —Mazmur 51:19
Awalnya, saya menganggap Consider the Lilies karya Makoto Fujimura hanyalah lukisan monokromatik yang sederhana, menampilkan setangkai bunga bakung yang seakan tersembunyi di latar belakang. Namun, lukisan itu menjadi hidup setelah saya tahu karya itu sesungguhnya dilukis dengan lebih dari delapan puluh lapis mineral yang diremukkan sampai halus. Itulah gaya seni lukis Jepang “Nihonga”, yang disebut Fujimura sebagai “seni perlahan”. Lapisan-lapisan yang rumit dan menawan itu baru terlihat dari dekat. Fujimura menjelaskan bahwa ia melihat pesan Injil tersingkap dalam teknik yang menghasilkan “keindahan dari kehancuran” tersebut, serupa dengan penderitaan Yesus Kristus membawa keutuhan dan pengharapan bagi dunia.
Allah senang menggunakan aspek-aspek hidup kita yang remuk dan hancur untuk menciptakan sesuatu yang baru dan indah. Raja Daud membutuhkan pertolongan Allah untuk memperbaiki kehancuran hidup yang disebabkan oleh tindakannya yang berdosa. Mazmur 51 ditulis setelah Daud mengakui telah menyalahgunakan kekuasaannya sebagai raja untuk mengambil istri orang lain dan mengatur pembunuhan suami perempuan tersebut. Di dalamnya, Daud mempersembahkan hatinya “yang patah dan remuk” kepada Allah (ay.19) dan memohon belas kasihan-Nya. Bahasa Ibrani yang diterjemahkan sebagai “remuk” adalah nidkeh, yang juga berarti “hancur”.
Agar Allah memperbarui batinnya (ay.12), Daud harus terlebih dahulu membawa hatinya yang hancur kepada-Nya. Itulah ungkapan rasa duka sekaligus kepercayaan Daud. Daud menyerahkan hatinya kepada Allah yang setia dan pengampun, yang dengan penuh kasih mengambil apa yang telah remuk redam dan mengubahnya menjadi sesuatu yang indah. —Lisa M. Samra
WAWASAN
Pengantar Mazmur 51 berbunyi: “Mazmur karangan Daud setelah ia ditegur oleh Nabi Natan karena berbuat zinah dengan Batsyeba” (BIS). Latar belakang mazmur itu terdapat dalam 2 Samuel 11–12, ketika Daud menolak mengakui kedua dosanya—membunuh Uria dan berzina dengan Batsyeba selama hampir satu tahun. Allah kemudian mengutus Nabi Natan untuk menghadapinya. Setelah bertobat dari dosanya, banyak ahli Alkitab meyakini bahwa Daud menulis Mazmur 32 dan 51. (Sejumlah ahli menambahkan Mazmur 86 juga). Mazmur 51 adalah salah satu dari tujuh “mazmur penyesalan” (termasuk Mazmur 6, 32, 38, 102, 130, 143). Jenis mazmur itu disebut demikian, karena penulisnya yang berduka dan menyesal itu mengakui dosa-dosanya dan berpaling kepada Allah, untuk memohon belas kasihan dan pengampunan Allah. Mazmur 51 telah menjadi contoh doa bagi orang-orang percaya masa kini yang memohon pengampunan Allah atas dosa-dosa kita. —K.T. Sim

Bagian manakah dari hati kamu yang hancur? Bagaimana kamu dapat menyerahkan bagian yang hancur itu kepada Allah?
Bapa Surgawi, aku menyerahkan bagian diriku yang hancur kepada-Mu. Aku percaya, dalam waktu-Mu, Engkau akan mengubahnya menjadi sesuatu yang benar-benar indah.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 94-96; Roma 15:14-33
Amin
Amin ðŸ¤
aminnnn😇😇😇
Amin…
Amin
Amin
amin
Amin
Amin
Amin. Tuhan Yesus memberkati.
amin
ðŸ¤â¤ï¸
karena Allah sungguh baik, Memulihkan hat ygi patah dan hancur😇
Amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta tolong kami, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam Tangan Mu saja biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin
Amin
ðŸ™ðŸ˜‡
Amin😇ðŸ™
Amin🤗
Amin
Amin Tuhan Yesus Memberkati
Amin ðŸ™
Amin
aminn
amen
amin
amin
Tuhan Yesus menyertai
aminn aminn aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ™ðŸ™
Amenn ðŸ™ðŸ»ðŸ˜‡
Amenn
Amin
Amin
seorang raja yang telah dipercayai rakyat, seharusnya menjadi contoh dan teladan malah melakukan hal yang sebaliknya. Namun sebagai raja juga harus menyadari perbuatan yang busuk itu dan berbalik kepada Allah, penyesalan diubah menjadi penyembuhan yang berbalik kepada Allah. Melakukan hal² yang Allah kehendaki. Dalam situasi dan kondisi saat ini kita berdoa dan bekerja adalah cara kita memberi diri dengan semua kehancuran yang menimpa hidup kita. Kehancuran yang berasal dari diri kita sendiri harus kita sadari dan menyesal di hadapan Tuhan. Penyesalan itu harus membuahkan hasil dalam wujud tindakan yang nyata. Tuhan Yesus memberkati kita semua..
Amin
Amin
AMEN TUHAN YESUS KRISTUS
amin
amin
Amin
amen
Amin ya Tuhan
Amin
Amin
Amin
Amen
amin,,,