Minta Saja!

Jumat, 26 Agustus 2022

Baca: Filipi 4:4-7

4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. —Yakobus 4:2

Tiba-tiba saja, dari rubanah terdengar pekik gembira istri saya, Shirley. Setelah berjam-jam berkutat dengan suatu proyek buletin, ia nyaris menyerah. Dalam kecemasan dan kebimbangan tentang kelanjutan proyek itu, ia pun berdoa meminta pertolongan Allah. Ia juga meminta bantuan teman-temannya di Facebook, dan tak lama kemudian proyek itu selesai—sebagai hasil kerja bersama.

Proyek buletin mungkin hanyalah urusan yang remeh, tetapi hal-hal kecil (dan juga yang tidak terlalu kecil) dapat menimbulkan kekhawatiran atau kecemasan. kamu mungkin orangtua yang baru pertama kali mengasuh anak; mahasiswa yang baru menemui masalah dalam studinya; seseorang yang masih berduka atas kepergian orang terkasih; atau seseorang yang menghadapi tantangan di rumah, pekerjaan, atau pelayanan. Kadang kita merasakan frustrasi yang tidak perlu karena kita tidak meminta pertolongan Allah (Yak. 4:2).

Kepada para pengikut Yesus di Filipi, dan juga kepada kita, Paulus mengingatkan pertahanan pertama kita di tengah kebutuhan mendesak: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Flp. 4:6). Saat kehidupan berjalan tidak menentu, kita perlu diingatkan kembali, seperti yang dinyatakan dalam himne “Yesus Sobat yang Sejati”: “O, betapa kita susah / dan percuma berlelah, / bila kurang pasrah diri / dalam doa pada-Nya” (Kidung Jemaat, No. 453).

Bisa jadi, setelah kita meminta pertolongan Allah, Dia akan memimpin kita untuk meminta pertolongan dari orang-orang yang dapat membantu kita. —Arthur Jackson

WAWASAN
Pada bagian ini dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus memulai dengan suatu kesimpulan yang agak panjang. Meski ia baru saja memberi nasihat kepada Euodia dan Sintikhe, dua anggota jemaat yang sedang bertikai (Filipi 4:2), nadanya tetap hangat dan ramah. Inti bagian ini adalah: “Tuhan sudah dekat!” (ay.5). Alasan kita dapat bersukacita dalam keadaan apa pun (ay.4), alasan kita dapat membiarkan “kebaikan hati [kita] diketahui semua orang,” alasan kita dapat menuruti nasihat Paulus agar tidak “kuatir tentang apapun juga” (ay.6) adalah karena Yesus sudah dekat. Para ahli Alkitab berdebat apakah itu berarti kedatangan-Nya kembali sudah dekat ataukah Dia dekat dengan kita. Apa pun penafsirannya, itu harus memberi dampak yang sama bagi pemahaman kita. Tuhan bersama kita melalui Roh Kudus, dan Dia berjanji akan kembali bagi kita (Yohanes 14:3). —Tim Gustafson

Minta Saja!

Situasi sulit apa yang saat ini dapat kamu bawa kepada Allah dalam doa? Mengapa kamu terkadang ragu untuk meminta pertolongan Allah atau orang lain?

Bapa, ampunilah aku karena tidak membawa bebanku kepada-Mu dalam doa. Tolonglah aku untuk berani mencari orang lain dan meminta pertolongan mereka. 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 119:89-176; 1 Korintus 8

Bagikan Konten Ini
51 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *