Kerendahan Hati adalah Kebenaran

Selasa, 9 Agustus 2022

Baca: Yakobus 4:1-11

4:1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?

4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.

4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!”

4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”

4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!

4:9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.

4:10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.

4:11 Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.

Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. —Yakobus 4:10

Teresa dari Avila, seorang biarawati abad ke-16, pernah merenungkan mengapa Allah sangat menghargai kerendahan hati. Ia pun menyadari alasannya: “Itu karena Allah adalah Kebenaran tertinggi, dan kerendahan hati adalah kebenaran itu. . . . Tak satu pun hal baik dalam diri kita terbit dari diri kita sendiri. Sebaliknya, hal baik itu berasal dari mata air kasih karunia, dekat dengan jiwa, bagaikan pohon yang ditanam di tepi sungai, dan dari Matahari yang menghidupkan pekerjaan kita.” Teresa menyimpulkan bahwa melalui doa kita mengikatkan diri kita pada kenyataan itu, karena “seluruh dasar dari doa adalah kerendahan hati. Semakin kita merendahkan diri dalam doa, semakin tinggi Allah akan mengangkat kita.”

Ucapan Teresa tentang kerendahan hati mengumandangkan isi Kitab Suci dalam Yakobus 4. Di sana, Yakobus memperingatkan kita tentang sifat kesombongan dan ambisi egois yang merusak diri sendiri, dan ini berkebalikan dengan kehidupan yang bergantung sepenuhnya pada kasih karunia Allah (ay.1-6). Ia menekankan bahwa satu-satunya cara meninggalkan kehidupan yang penuh keserakahan, keputusasaan, dan konflik yang terus-menerus adalah dengan bertobat dari kesombongan kita dan meminta kasih karunia Allah sebagai gantinya. Dengan kata lain, “Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan,” maka pastilah “Ia akan meninggikan kamu” (ay.10).

Hanya dengan berakar di dalam mata air kasih karunia, kita dapat menerima “hikmat yang dari atas” (3:17). Hanya di dalam Dia, kita akan ditopang oleh kebenaran. —MONICA LA ROSE

WAWASAN
Yakobus menyebutkan dua sikap hati berdosa yang merusak kedamaian dan keharmonisan dalam jemaat: hawa nafsu (4:1-3) dan kecongkakan (ay.5-10). Hawa nafsu atau keserakahan dikecam dalam perintah Allah yang kedelapan dan kesepuluh (Keluaran 20:15,17). Yesus memperingatkan kita, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan” (Lukas 12:15). Ketamakan adalah penyembahan berhala (Efesus 5:5; Kolose 3:5), karena pada dasarnya, sikap itu adalah penyembahan atas diri sendiri. Apa yang menyulut penyembahan diri itu adalah kecongkakan. Salomo berkata, “Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran” (Amsal 13:10). Allah dengan tegas menghukum orang-orang yang berlaku congkak dengan merendahkan mereka (Amsal 6:16-17; Daniel 4:37; Yakobus 4:6; 1 Petrus 5:5). —K.T. Sim

Kerendahan Hati adalah Kebenaran

Bagaimana kesombongan bisa menghalangi kita untuk berdoa dengan benar dan menjauhkan kita dari kasih karunia Allah? Pernahkah kamu mengalami kerendahan hati yang memerdekakan saat berdoa?

Allah Mahakasih, terima kasih atas karunia hidup bersama-Mu. Terima kasih, karena aku bisa menjadi apa adanya di hadapan-Mu. Terima kasih, karena di dalam Engkau, kutemukan semua yang kubutuhkan, bahkan lebih banyak lagi.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 77-78; Roma 10

Bagikan Konten Ini
44 replies
  1. Kristanti Sipahutar
    Kristanti Sipahutar says:

    Manusia adalah manusia berdosa sejak mulanya, dan hanya kerendahan hati manusia lah yang mampu membangun kembali hubungan manusia dengan Allah yang telah rusak.

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *