Tanpa Kasih, Tiada yang Berguna

Sabtu, 16 Juli 2022

Baca: 1 Korintus 13:1-7

13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku . . . tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. —1 Korintus 13:3

Suatu hari, saya mengeluarkan bagian-bagian meja yang saya pesan khusus dari dalam kotaknya, lalu meletakkannya satu demi satu di depan saya. Namun, saya menyadari ada yang kurang. Permukaan meja yang indah dan bagian-bagian lainnya sudah lengkap, tetapi kaki mejanya kurang satu. Tanpa seluruh kakinya, saya tidak akan bisa merakitnya, dan meja tersebut menjadi tidak berguna.

Bukan hanya meja yang menjadi tidak berguna jika kehilangan satu bagiannya yang penting. Di surat 1 Korintus, Rasul Paulus mengingatkan pembacanya bahwa mereka kekurangan satu komponen yang sangat penting. Orang percaya di sana memiliki banyak karunia rohani tetapi tidak memiliki kasih.

Dengan gaya bahasa hiperbola untuk menegaskan maksudnya, Paulus menulis bahwa sekalipun mereka memiliki seluruh pengetahuan, sekalipun mereka membagi-bagikan segala sesuatu yang mereka miliki, dan sekalipun mereka rela menderita sengsara, tanpa kasih sebagai dasar yang terpenting, perbuatan mereka sedikit pun tidak ada gunanya (1Kor. 13:1-3). Untuk mendorong mereka agar selalu mendasari setiap tindakan mereka pada kasih, Paulus menggambarkan keindahan kasih yang selalu siap melindungi, percaya, penuh pengharapan, dan tekun bertahan (ay.4-7).

Saat menggunakan karunia-karunia rohani yang kita miliki, baik untuk mengajar, menguatkan, ataupun melayani saudara-saudari seiman, ingatlah bahwa rancangan Allah selalu membutuhkan kasih. Tanpa kasih, seperti meja yang kehilangan salah satu kakinya, kita tidak akan dapat memenuhi tujuan sesungguhnya dari rancangan tersebut. —Lisa M. Samra

WAWASAN
Bahasa Yunani yang digunakan untuk menulis Alkitab Perjanjian Baru menggunakan beberapa kata untuk menerangkan tentang cinta atau kasih. Eros menyatakan cinta romantis atau seksual; storge berbicara tentang kasih sayang dalam keluarga, seperti kasih sayang orangtua kepada anak; phileo menggambarkan kasih persaudaraan atau perkawanan; dan agape menggambarkan bentuk kasih yang tertinggi, yaitu kasih yang rela berkorban bagi pribadi yang dikasihinya. Kata itulah yang sering dipakai dalam Perjanjian Baru, dan paling jelas di dalam Yohanes 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.” Pengorbanan Kristus adalah pernyataan terbesar akan kasih Allah yang rela berkorban bagi makhluk ciptaan-Nya yang terhilang. Itulah juga kasih yang dinyatakan dalam 1 Korintus 13, yang membuat Paulus menegaskan, “yang paling besar di antaranya ialah kasih” (ay.13). —Bill Crowder

Tanpa Kasih, Tiada yang Berguna

Pernahkah kamu mengalami ketiadaan kasih dalam perbuatan baik yang kamu lakukan? Apa yang mungkin terjadi ketika kasih menjadi dasarnya?

Bapa Surgawi, tindakan-Mu yang senantiasa penuh kasih sangat menakjubkan. Tolonglah aku belajar mengasihi seperti diri-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 16-17; Kisah Para Rasul 20:1-16

Bagikan Konten Ini
39 replies
  1. Sri Purwaningsih
    Sri Purwaningsih says:

    Amin.
    Tiada kasih yg lebih besar selain kasih seorg sahabat yg rela mati urk sahabatnya itulah Kasih Kristus bagi kita org yg berdosa.

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  3. Noviana Da Silva
    Noviana Da Silva says:

    Allah, Putra dan Roh Kudus, seringkali kami berlomba² menebarkan kebaikan, menebarkan sukacita, ttpi seringkali hal itu kami lakukan atas dasar kewajiban kami, seakan ingin dipuji dan bukan karena atas dasar Kasih yg ingin kami tebarkan, kmi seakan ingin berlomba menebar kebaikan dan mengejar sehingga lupa bahwa tanpa Kasih semuanya tdk berarti. Kami serahkan kepad-Mu Tuhan semoga kami selalu melakukan kebaikan bukan atas dasar kewajiban melainkan kasih yg menggerakkan kami untuk menebarkan kebaikan😇😇🙏🏽🙏🏽🙏🏽🥰

  4. Sandra Ria
    Sandra Ria says:

    Aminnn, terima kasih atas Renungan Firman hari ini. Tuhan Yesus Memberkati Kita semua, Aminnn 😇🙏✨

  5. jispa
    jispa says:

    Dari renungan ini kita bisa bljr bahwa kasih itu dasar dari sesuatu seperti yg di katakan Alkitab kita mau memberi apa saja kepada org kalau tidak memiliki kasih semua itu tidak ad faedahnya oleh sebab itu mari saudara/saudari mari kita jadikan kasih sebagai dasar dari segala sesuatu spya apa yang kita beri apa yang kita buat dan jalani itu semua karna kasih-Nya

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *