Perjamuan Kudus di Bulan

Jumat, 1 Juli 2022

Baca: 1 Korintus 11:23-26

11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti

11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”

11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”

11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. —1 Korintus 11:26

Ketika Eagle, modul bulan dari Apollo 11, mendarat di area yang disebut Sea of Tranquility pada permukaan bulan tanggal 20 Juli 1969, para penjelajah ruang angkasa mengambil waktu beberapa saat untuk memulihkan diri sebelum menginjak permukaan bulan. Astronot Buzz Aldrin telah mendapat izin untuk membawa roti dan anggur supaya ia dapat melakukan perjamuan kudus. Setelah membaca Alkitab, ia mencicipi makanan pertama yang pernah dimakan manusia di bulan. Di kemudian hari, ia menulis: “Saya menuangkan anggur ke dalam cawan yang diberikan gereja saya. Oleh gravitasi bulan, cairan anggur tersebut bergulung pelan dengan indahnya menaiki dinding cawan.” Lewat perjamuan kudus yang dilakukannya di bulan, Aldrin menyatakan imannya pada pengorbanan Kristus di kayu salib dan jaminan akan kedatangan-Nya yang kedua.

Rasul Paulus mendorong kita untuk mengingat bagaimana Yesus duduk bersama murid-murid-Nya “pada malam waktu Ia diserahkan” (1Kor. 11:23). Kristus melambangkan tubuh-Nya yang akan segera dikorbankan dengan roti (ay.24). Dia menyatakan anggur sebagai lambang dari “perjanjian baru” yang menjamin pengampunan dan keselamatan kita melalui darah-Nya yang tercurah di kayu salib (ay.25). Kapan pun dan di mana pun kita menerima perjamuan kudus, kita menyatakan iman kita pada pengorbanan Yesus dan pengharapan kita akan kedatangan-Nya yang kedua (ay.26).

Di mana pun kita berada, kita dapat merayakan iman kita kepada Yesus Kristus, satu-satunya Juruselamat yang pernah bangkit dan yang akan datang kembali, dengan penuh keyakinan. —XOCHITL DIXON

WAWASAN
Penggunaan kata-kata “pada malam waktu [Yesus] diserahkan” (1 Korintus 11:23) menekankan keseriusan hal yang dibahas Paulus. Kristuslah yang mengadakan Perjamuan Kudus pertama (Perjamuan Tuhan), dan Dia melakukannya pada malam Paskah sebelum Dia disalibkan. Paulus mengemukakan kembali pentingnya ordinansi itu untuk memperbaiki kesalahan serius yang terjadi dalam jemaat di Korintus. Ia memulai bagian itu dengan mengatakan, “Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu” (ay.17), suatu teguran keras dari seorang rasul. Sang rasul menyoroti adanya “perpecahan” di antara anggota jemaat (ay.18). Ada yang makan terlalu banyak sementara yang lain kelaparan, bahkan ada yang malah mabuk. Paulus menganggap tingkah laku seperti itu memalukan, dan memperingatkan mereka pada penghakiman Allah atas mereka yang memperlakukan Perjamuan itu dengan cara tidak layak (ay.27-32). Ia mengakhiri seruannya dengan menghimbau agar mereka bersatu kembali (ay.33). —Tim Gustafson

Perjamuan Kudus di Bulan

Apa yang menghalangi kamu menerima perjamuan kudus untuk mengenang pengorbanan Kristus? Bagaimana perasaan kamu mengetahui bahwa ada saudara seiman yang pernah melakukan perjamuan kudus di bulan untuk menghormati Tuhan kita?

Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk hidup dengan berani bagi-Mu hingga kedatangan-Mu kembali!

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 20-21; Kisah Para Rasul 10:24-48

Bagikan Konten Ini
36 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  2. Sonia Dewi Kusumastuti
    Sonia Dewi Kusumastuti says:

    Amin, terima kasih atas renungannya sangat memberkati sekali. Tuhan tolong kami untuk hidup bagi-Mu sampai kedatangan-Mu yang kedua.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *