Kudapan yang Membuat Rendah Hati

Selasa, 19 Juli 2022

Baca: 1 Petrus 5:1-6

5:1 Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.

5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

5:3 Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.

5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”

5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

Rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain. —1 Petrus 5:5

Siapa sangka, kantong keripik yang kecil dapat memberi pelajaran besar bagi seorang misionaris wanita asal Amerika. Suatu petang dalam pelayanannya di Republik Dominika, ia menghadiri pertemuan gereja dan membuka kantong keripik yang dibawanya. Tidak lama kemudian, seorang wanita yang belum dikenalnya mengulurkan tangan ke dalam kantong itu dan mengambil sedikit keripik. Lalu, orang-orang lain juga melakukan hal yang sama.

Sangat tidak sopan, pikirnya. Kemudian ia menyadari bahwa ia masih perlu belajar tentang kerendahan hati. Ia belum sepenuhnya memahami budaya di tempat yang akan dilayaninya. Alih-alih menekankan individualisme yang dijunjung di negara asalnya, wanita itu belajar bahwa kehidupan di Republik Dominika sangat mementingkan kebersamaan sebagai masyarakat. Berbagi makanan dan barang kepunyaan merupakan budaya bermasyarakat di sana. Bukannya budaya yang satu lebih baik daripada yang lain, hanya berbeda. Ia mengaku, “Menyadari hal-hal tersebut tentang diriku sungguh memberikan pembelajaran yang membuatku rendah hati.” Saat mengenali prasangka-prasangkanya sendiri, ia juga belajar bahwa kerelaan berbagi dengan orang lain akan menolong dirinya untuk melayani dengan lebih baik lagi.

Petrus mengajarkan hal ini kepada para pemimpin gereja: bersikaplah rendah hati terhadap orang lain. Ia menasihati para tetua untuk tidak “bertindak sebagai penguasa terhadap mereka yang dipercayakan kepadamu” (1 Ptr. 5:3 bis). Bagaimana dengan yang muda? “Tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain” (ay.5). Ia menegaskan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya” (ay.6). Kiranya Dia menolong kita hidup rendah hati di hadapan-Nya dan di antara sesama kita. —PATRICIA RAYBON

WAWASAN
Menjelang akhir suratnya kepada jemaat yang teraniaya di abad pertama, Rasul Petrus mengalihkan perhatiannya dengan memberikan perintah kepada para pemimpin. Dengan menyapa mereka sebagai “teman penatua”, ia mendorong mereka untuk menjadi “gembala” yang melayani kawanan domba mereka bukan dengan paksa, tetapi dengan kasih (1 Petrus 5:1-2). Petrus juga pernah mengalami penganiayaan karena dipenjara dan dipukuli, bahkan kelak akan kehilangan nyawanya dalam pelayanan bagi Yesus. Ia juga telah melihat sendiri kepemimpinan Kristus yang menghamba, ketika Dia pada malam sebelum disalibkan merendahkan diri-Nya dengan mencuci kaki murid-murid-Nya. Yesus adalah panutan yang Petrus ikuti, dan ia ingin agar para rekan penatua dan gembala melakukan hal yang sama (ay.1). Apa pun jenis pelayanan yang telah Allah berikan kepada kita, besar atau kecil, kita dapat menghindari jebakan keangkuhan, materialisme, dan kesewenang-wenangan, ketika kita didorong oleh kasih yang berfokus kepada Allah dan umat-Nya. —Tim Gustafson

Kudapan yang Membuat Rendah Hati

Prasangka budaya apa yang selama ini kamu miliki? Bagaimana kamu mengizinkan Allah mengubah sikap kamu tersebut supaya kamu dapat melayani semua orang dengan rendah hati?

Ya Bapa, gantikanlah keangkuhanku terhadap sesama dengan kasih-Mu yang penuh kerendahan hati.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 23-25; Kisah Para Rasul 21:18-40

Bagikan Konten Ini
64 replies
« Older Comments
  1. cornelia wartini
    cornelia wartini says:

    Sangat memberkati. Kerendahan hati yang Tuhan Yesus sudah lakukan, menjadi teladan yang agung dan sempurna Amin🙏😇

  2. Sonia Dewi Kusumastuti
    Sonia Dewi Kusumastuti says:

    Terima kasih atas renungannya. Tuhan ajari aku untuk selalu rendah hati dan tidak hanya mementingkan diri sendiri.

« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *