Allah Tahu

Minggu, 24 Juli 2022

Baca: Yosua 22:21-27

22:21 Lalu jawab bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu, katanya kepada para kepala kaum-kaum orang Israel:

22:22 “Allah segala allah, TUHAN, Allah segala allah, TUHAN, Dialah yang mengetahui, dan patutlah orang Israel mengetahuinya juga! Jika sekiranya hal ini terjadi dengan maksud memberontak atau dengan maksud berubah setia terhadap TUHAN–biarlah jangan TUHAN selamatkan kami pada hari ini.

22:23 Jika sekiranya kami mendirikan mezbah untuk berbalik dari pada TUHAN, untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban sajian di atasnya serta korban keselamatan di atasnya, biarlah TUHAN sendiri yang menuntut balas terhadap kami.

22:24 Tetapi sesungguhnya, kami telah melakukannya karena cemas. Sebab pikir kami: Di kemudian hari anak-anak kamu mungkin berkata kepada anak-anak kami, demikian: Apakah sangkut pautmu dengan TUHAN, Allah Israel?

22:25 Bukankah TUHAN telah menentukan sungai Yordan sebagai batas antara kami dan kamu, hai orang bani Ruben dan bani Gad! Kamu tidak mempunyai bagian akan TUHAN. Demikianlah mungkin anak-anak kamu membuat anak-anak kami berhenti dari pada takut akan TUHAN.

22:26 Sebab itu kata kami: Biarlah kita mendirikan mezbah itu bagi kita! Bukanlah untuk korban bakaran dan bukanlah untuk korban sembelihan,

22:27 tetapi supaya mezbah itu menjadi saksi antara kami dan kamu, dan antara keturunan kita kemudian, bahwa kami tetap beribadah kepada TUHAN di hadapan-Nya dengan korban bakaran, korban sembelihan dan korban keselamatan kami. Jadi tidaklah mungkin anak-anak kamu di kemudian hari berkata kepada anak-anak kami: Kamu tidak mempunyai bagian pada TUHAN.

Allah segala allah, Tuhan, Dialah yang mengetahui. —Yosua 22:22

Ketika tengah mengagumi sebuah lukisan abstrak berukuran besar, sepasang kekasih melihat kaleng cat tanpa tutup dan kuas di bawahnya. Mengira bahwa lukisan itu “karya yang belum selesai” dan siapa saja diundang untuk ikut melukis, pasangan itu pun menggoreskan beberapa warna, lalu pergi. Namun, sebenarnya sang seniman memang sengaja meninggalkan peralatan lukisnya di sana sebagai bagian dari pajangan karya yang telah selesai. Setelah meninjau rekaman video dari insiden tersebut, pihak galeri mengakui adanya kesalahpahaman dan tidak mengajukan tuntutan kepada pasangan tadi.

Bangsa Israel yang tinggal di sebelah timur Sungai Yordan telah menciptakan kesalahpahaman dengan membangun mezbah besar di tepi sungai. Suku-suku di barat memandangnya sebagai pemberontakan terhadap Allah—karena kemah suci merupakan satu-satunya tempat ibadah yang diperkenan Allah (Yos. 22:16).

Ketegangan memuncak hingga suku-suku di timur perlu menjelaskan bahwa mereka hanya bermaksud membuat replika dari mezbah Allah. Mereka ingin keturunan mereka melihatnya dan mengenali hubungan rohani dan kekeluargaan mereka dengan seluruh Israel (ay.28-29). Mereka berseru: “Allah segala allah, Tuhan, Dialah yang mengetahui!” (ay.22). Syukurlah, suku-suku lain bisa mengerti. Mereka menyadari apa yang terjadi, memuji Allah, dan kembali pulang.

Karena Allah “menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita” (1Taw. 28:9), Dia melihat jelas motivasi setiap orang. Jika kita meminta Dia menolong kita mengatasi situasi yang membingungkan, Dia dapat memberikan kita kesempatan untuk menjelaskan maksud kita atau kasih yang kita butuhkan untuk mengampuni pelanggaran orang lain. Kita dapat mengandalkan-Nya dalam upaya kita menjaga kesatuan dengan orang lain. —JENNIFER BENSON SCHULDT

WAWASAN
Kesepuluh suku Israel di belahan barat Sungai Yordan memilih imam Pinehas sebagai juru bicara mereka (Yosua 22:13). Pinehas inilah yang mengakhiri penghukuman Allah atas bangsa Israel di Peor ketika ia membunuh seorang laki-laki yang berzinah dalam penyembahan berhala (Bilangan 25:7-9). Sebagai cucu Harun, imam besar dan hakim yang membawa keadilan Allah, ia menghampiri suku-suku lainnya yang disebut dalam Kitab Yosua sebagai suatu peringatan: Jika mereka menjadi penyembah berhala seperti orang-orang di Peor, ia sendiri yang akan menghukum mereka. Kesepuluh suku itu khawatir bahwa saudara-saudara mereka telah jatuh kepada penyembahan berhala dan memutuskan bahwa keadilan harus ditegakkan kembali. Generasi baru Israel telah menjadi jera dan meyakini sungguh-sungguh pernyataan Allah sebagai satu-satunya Allah yang sejati. —Jed Ostoich

Allah Tahu

Bagaimana kamu menilai pentingnya kesatuan dengan orang lain? Mengapa penting bagi kita untuk dapat berbeda pendapat tetapi tetap menjaga ikatan kasih dengan saudara-saudari seiman kita?

Ya Allah, mampukanlah aku untuk mendengarkan dengan penuh perhatian dan tetap rendah hati saat harus angkat bicara.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 35-36; Kisah Para Rasul 25

Bagikan Konten Ini
26 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amin

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *