Kesombongan dan Tipu Daya

Selasa, 14 Juni 2022

Baca: Obaja 1:1-4

1:1 Penglihatan Obaja. Beginilah firman Tuhan ALLAH tentang Edom–suatu kabar telah kami dengar dari TUHAN, seorang utusan telah disuruh ke tengah bangsa-bangsa: “Bangunlah, marilah kita bangkit memeranginya!” —

1:2 Sesungguhnya, Aku membuat engkau kecil di antara bangsa-bangsa, engkau dihinakan sangat.

1:3 Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: “Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?”

1:4 Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang, dari sanapun Aku akan menurunkan engkau, –demikianlah firman TUHAN.

 

Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau. —Obaja 1:3

Ya Allah Pengasih, terima kasih atas teguran-Mu yang lembut. Dengan bahu membungkuk, saya membisikkan kata-kata yang sulit terucap itu. Aku begitu arogan, karena mengira aku dapat melakukan semuanya sendiri. Selama berbulan-bulan saya menikmati keberhasilan dalam berbagai proyek di tempat kerja, sehingga tanpa sadar telah terbuai untuk mengandalkan kemampuan diri sendiri dan menolak pimpinan Allah. Ketika menghadapi suatu proyek yang sulit, barulah saya disadarkan bahwa sebenarnya saya tidak sepandai yang saya kira. Hati yang pongah telah memperdaya saya untuk meyakini bahwa saya tidak membutuhkan pertolongan Allah.

Kerajaan Edom yang hebat menerima penghukuman dari Allah karena kesombongannya. Edom terletak di daerah pegunungan yang curam, sehingga tampaknya tak mungkin diserang musuh (Ob. 1:3). Edom juga bangsa yang kaya raya, karena posisinya berada di pusat rute perdagangan yang strategis dan alamnya berlimpah dengan tembaga, komoditas yang sangat berharga pada zaman kuno. Edom penuh dengan hal-hal baik, tetapi juga penuh dengan keangkuhan. Penduduknya percaya kerajaan mereka tak terkalahkan, dan mereka pun menindas umat Allah (ay.10-14). Namun, Allah memakai Nabi Obaja untuk menyampaikan penghakiman-Nya atas mereka. Bangsa-bangsa akan bangkit melawan Edom, dan kerajaan yang pernah jaya itu akan dipermalukan dan dijadikan tidak berdaya (ay.1-2).

Kesombongan memperdaya kita untuk berpikir bahwa kita dapat hidup dengan kemampuan sendiri, tanpa Allah. Sikap itu membuat kita merasa kebal dari otoritas, teguran, dan kelemahan. Namun, Allah memanggil kita untuk merendahkan diri di hadapan-Nya (1Ptr. 5:6). Ketika kita berbalik dari kesombongan dan memilih pertobatan, Allah akan membimbing kita untuk percaya penuh kepada-Nya. —Karen Huang

WAWASAN
Kitab Obaja adalah nubuat yang ditujukan kepada umat Israel, tetapi juga berhubungan dengan bangsa Edom yang menghuni daerah di selatan Israel. Orang Edom adalah keturunan Esau, saudara kembar Yakub, sehingga mereka merupakan keluarga dekat umat Israel. Itulah sebabnya umat Israel dilarang membenci orang Edom (Ulangan 23:7). Namun, ketegangan yang dimiliki Yakub dengan Esau terus belanjut di antara keturunan mereka. Orang Edom tidak mengizinkan bangsa Israel melintasi tanah mereka dalam perjalanan mereka ke Kanaan (Bilangan 20:14-21). Selain itu, orang Edom berdiri saja di kejauhan ketika Yerusalem dihancurluluhkan (Obaja 1:11-14). Karena ketidakacuhan mereka terhadap kemalangan saudaranya, Edom dijatuhkan (ay.4). Nubuatan itu diulang kembali dalam Yehezkiel 35. Setelah kematian Herodes Agung (seorang Edom), bangsa dan rakyat Edom akhirnya lenyap dari catatan sejarah, sesuai dengan nubuat yang dijatuhkan atas mereka. —J.R. Hudberg

Kesombongan dan Tipu Daya
 

Apa yang akan terjadi ketika berkat-berkat dalam hidup kamu justru menjadikan kamu sombong? Bagaimana kesombongan dapat memperdaya kamu?

Ya Bapa, jauhkanlah dariku hati yang sombong. Berilah aku kerendahan hati.

Bacaan Alkitab Setahun: Ezra 9-10; Kisah Para Rasul 1

Bagikan Konten Ini
53 replies
« Older Comments
« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *