Di Saat Kelam, Berdoalah!

Sabtu, 25 Juni 2022

Baca: Mazmur 143

143:1 Mazmur Daud. Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu!

143:2 Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorangpun yang benar di hadapan-Mu.

143:3 Sebab musuh telah mengejar aku dan mencampakkan nyawaku ke tanah, menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati.

143:4 Semangatku lemah lesu dalam diriku, hatiku tertegun dalam tubuhku.

143:5 Aku teringat kepada hari-hari dahulu kala, aku merenungkan segala pekerjaan-Mu, aku memikirkan perbuatan tangan-Mu.

143:6 Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. Sela

143:7 Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku! Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka yang turun ke liang kubur.

143:8 Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.

143:9 Lepaskanlah aku dari pada musuh-musuhku, ya TUHAN, pada-Mulah aku berteduh!

143:10 Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!

143:11 Hidupkanlah aku oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan-Mu!

143:12 Binasakanlah musuh-musuhku demi kasih setia-Mu, dan lenyapkanlah semua orang yang mendesak aku, sebab aku ini hamba-Mu!

 

Hidupkanlah aku oleh karena nama-Mu, ya Tuhan, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan-Mu! —Mazmur 143:11

“Saya pernah mengalami masa kelam.” Lima kata itu menggambarkan penderitaan batin seorang pesohor wanita selama pandemi COVID-19. Menyesuaikan diri dengan kenormalan yang baru adalah salah satu tantangan yang dihadapinya, dan di tengah pergumulannya itu, ia mengaku bergulat dengan niat bunuh diri. Namun, upayanya untuk keluar dari situasi yang menjerumuskan itu terbantu ketika ia menceritakan pergumulannya kepada seorang teman yang mempedulikannya.

Kita semua rentan terhadap masa-masa yang penuh gejolak. Kekelaman dan kesukaran hidup bukanlah hal yang asing bagi kita, tetapi butuh perjuangan keras untuk bisa keluar dari sana. Terkadang, kita perlu meminta bantuan dari para ahli dalam bidang kesehatan mental.

Dalam Mazmur 143, kita mendengar sekaligus belajar dari doa Daud yang dipanjatkan pada salah satu masa terkelam dalam hidupnya. Situasi pastinya tidak diketahui, tetapi doanya kepada Allah begitu jujur ??dan penuh harapan. “Sebab musuh telah mengejar aku dan mencampakkan nyawaku ke tanah, menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati. Semangatku lemah lesu dalam diriku, hatiku tertegun dalam tubuhku” (ay.3-4). Bagi orang percaya, tidaklah cukup hanya mengakui apa yang sedang terjadi dalam diri kita kepada diri sendiri, teman-teman, atau ahli medis. Kita harus sungguh-sungguh datang kepada Allah dengan sepenuh hati, dalam doa-doa yang mencakup permohonan yang tulus, seperti yang kita baca dalam Mazmur 143:7-10. Saat-saat kelam juga dapat menjadi waktu yang tepat untuk berdoa dengan sungguh-sungguh—memohonkan terang dan kehidupan yang hanya dapat diberikan oleh Allah sendiri. —ARTHUR JACKSON

WAWASAN
Sejumlah ahli Alkitab terkemuka berteori bahwa Mazmur 143 ditulis ketika Daud melarikan diri dari kejaran anaknya, Absalom, yang memberontak dan berusaha keras merebut takhta sang ayah. Bagaimanapun keadaannya, jelas dari mazmur tersebut Daud merasa sangat terancam oleh musuh yang mematikan (ay.3,7,9). Menariknya, Daud memohon kepada Allah: “Binasakanlah musuh-musuhku” (ay.12). Apa yang mereka katakan tentang Daud? Jika memang benar orang Israel, saudara sebangsa Daud, yang berusaha memeranginya, mereka tentu ingat dosa-dosanya yang banyak, dan salah satunya pasti perzinaan yang terang-terangan dengan Batsyeba. Dosa-dosa itu menjadi makanan empuk bagi gosip jahat dan motivasi untuk bersekongkol menggulingkan sang raja. Kita pun bisa memahami perkataan Daud ini, “Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorangpun yang benar di hadapan-Mu” (ay.2). —Tim Gustafson

Di Saat Kelam, Berdoalah!
 

Dalam masa-masa terkelam di hidup kamu, bagaimana respons kamu biasanya? Mengapa terasa sulit untuk jujur mengutarakan pergumulan kamu?

Ya Bapa, perbaruilah kekuatan dan pengharapanku di dalam Engkau. Ketika saat-saat kelam menerjang hidupku dan membuatku tertekan, mampukanlah aku untuk datang kepada-Mu di dalam doa.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 3-4; Kisah Para Rasul 7:44-60

Bagikan Konten Ini
43 replies
  1. Ully RB
    Ully RB says:

    Tuntunlah hidupku agar tetap mengandalkanMu Bapa dalam seluruh segi kehidupanku.Amin.

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi Ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan biralah kehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  3. Arie Oktavianus
    Arie Oktavianus says:

    berseruh dan percaya, ketika semua terasa begitu sulit, seakan ga ada jalan, yakin dan imani bahwa Dia hanya sejauh Doa

  4. Debora
    Debora says:

    Hay teman teman semua
    saya Debora,saya sekrang berada di posisi ini,pengen nyerah,teman tidak ada,sangat sangat merasa sendiri
    saya jatuh kedalam dosa,merasa tidak berguna,masalah dalam perkuliahan,bahkan tidak ada seseorang yang benar benar menjadi sahabat atau teman cerita, seakan semuanya berkhianat
    ingin sekali bunuh diri,pilihan ini seakan jalan satu satunya yang bisa beri saya ketenangan
    saya benar benar bingung
    sekarang saya sakit

  5. Brigita Febiola Leppa Sumilat
    Brigita Febiola Leppa Sumilat says:

    Butuh waktu lama untuk akhirnya menyadari bahwa tidak ada satu hal pun yang layak dikhawatirkan. Bapa hanya menginginkan manusia untuk mengenal dan mengasihi-Nya. Pengenalan dan cinta yang benar akan Dia akan membawa manusia tumbuh sesuai dengan kehendak-Nya.

  6. Faustina Guvinarti Bagus
    Faustina Guvinarti Bagus says:

    Ya Tuhan keluarkanlah aku dari hidup ku yang kelam ini dan tuntunlah aku ke jalan yang benar menurut kehendak mu AMIN🙏🏻

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *