Pertarungan yang Sengit

Senin, 16 Mei 2022

Baca: Efesus 6:10-20

6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.

6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;

6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.

6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,

6:15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;

6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,

6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

6:19 juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil,

6:20 yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara.

 

Perjuangan kita . . . melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini. —Efesus 6:12

Pada tahun 1896, seorang penjelajah bernama Carl Akeley dikejar-kejar oleh seekor macan tutul berbobot 36 kg di sebuah kawasan terpencil di Etiopia. Ia ingat macan tutul itu menerkam, mencoba “menancapkan gigi-giginya pada leherku.” Namun, macan tutul itu meleset dan gigi-giginya justru merobek lengan kanan Akely dengan ganas. Keduanya berguling-guling di pasir dalam pertarungan yang panjang dan sengit. Akeley sempat melemah, dan “tinggal menunggu, siapa yang menyerah lebih dulu.” Akhirnya, dengan mengerahkan sisa-sisa tenaganya, Akeley berhasil mencekik kucing besar itu dengan tangan kosong.

Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap dari kita yang percaya kepada Yesus, mau tidak mau, pasti akan menghadapi pertarungan sengit dalam diri kita sendiri, yaitu ketika kita merasa kewalahan dan tergoda untuk menyerah saja. Akan tetapi, kita harus “bertahan melawan tipu muslihat Iblis” dan “[berdiri] tegap” (Ef. 6:11,14). Alih-alih menciut ketakutan atau hancur berantakan saat menyadari kelemahan dan kerentanan diri kita, kita ditantang Paulus untuk melangkah maju dalam iman, sambil mengingat bahwa kita tidak mengandalkan keberanian dan kekuatan sendiri, melainkan kuasa Allah. “Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya,” tulisnya (ay.10). Di hadapan beragam tantangan yang menghadang, Dia hanya sejauh doa (ay.18).

Kita memang punya banyak pergumulan, dan kita tidak akan pernah bisa terlepas dari semua itu dengan kekuatan atau kepintaran kita sendiri. Namun, Allah jauh lebih kuat daripada musuh atau kejahatan apa pun yang akan kita hadapi. —Winn Collier

WAWASAN
Efesus adalah sebuah kota besar Romawi pada peradaban kuno, sehingga konsep tentang perlengkapan senjata seorang tentara akan mudah dipahami oleh jemaat di sana. Karena Paulus menuliskan surat ini ketika ia berada dalam tahanan rumah di Roma, ia pasti sering melihat contoh perlengkapan senjata Romawi yang menjadi dasar analoginya. Pasukan Romawi adalah kekuatan tempur yang dahsyat, dan intensitas setingkat itulah yang dibutuhkan untuk berjuang “melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara” yang menentang umat Tuhan (Efesus 6:12). —Bill Crowder

Pertarungan yang Sengit
 

Pergumulan apa yang sedang kamu (atau orang yang kamu kasihi) hadapi saat ini? Bagaimana cara Allah memanggilmu untuk berdiri tegap dalam kuasa-Nya dan berperang bagi-Nya?

Ya Allah, pertarungan yang kuhadapi sungguh nyata. Godaan iblis pun nyata. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat, tetapi aku percaya Engkau dan kuasa-Mu yang dahsyat itu pasti menyertaiku.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-Raja 24-25; Yohanes 5:1-24

Bagikan Konten Ini
44 replies
  1. A1Do2oo7_ JULIANA ELISABET
    A1Do2oo7_ JULIANA ELISABET says:

    aku lagi bergumul dan lagi di fase terapi dari pornografi semoga aku bisa keluar ya Tuhan dari dosa ini aminnnn.. pakai aku Tuhan yang brengsek ini .. Cara Allah memanggil ku yaitu dengan memberi kan rasa kesepian dan kerinduan pada Nya

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah nama Mu kekal selamanya , amin

  3. Wulan Simamora
    Wulan Simamora says:

    Cara Allah memanggilku untuk berdiri tegap adalah, melalui orang orang sebagai perpanjangan tangan dan mulut Tuhan bahwa jangan gentar dan tetaplah tegap. Di dalam ayat ini juga sebagai penguat yang utuh yang Tuhan sampaikan kepadaku. Dan harapanku biarlah kiranya Tuhan tetap memberikan aku kekuatan dan semuanya itu tetap berjalan dengan KuasaNya. Amin🔥🔥🙏

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *