Perjumpaan yang Singkat Itu Mengingatkan Tugasku yang Belum Selesai

Oleh Syahniati Berutu

Hari ini, aku beribadah dengan adikku. Sepulang ibadah, kita memilih pulang berjalan kaki. Padahal, kami biasanya naik kendaraan umum, tapi hari ini entah apa yg membuat kami memutuskan jalan kaki.

Di perjalanan pulang, kami bertemu seorang nenek yang sedang kebingungan. Nenek itu memanggil kami dan bertanya, “Dek, kalian tahu di mana gereja GKII di sini?” Tapi, aku dan adikku tidak tahu letak gereja yang sedang dicari si nenek itu. Kami pun berusaha mencari tahu. Kita coba lihat dari Google Map. Tapi, tetap saja tidak ketemu tempatnya. Karena kata nenek itu, tempat itu masih baru, dan itu gedung yang disewa, jadi agak sulit untuk dicari. Sekitar setengah jam kita mencoba berjalan sambil bertanya ke orang-orang sekitar. Tapi, tetap saja tak kunjung ketemu. Aku dan adikku berusaha bertanya sama sang nenek, tempat apa dekat gereja yang nenek itu ingat. Tapi, nenek hanya ingat kalau di situ tempatnya banyak jualan, sehingga sangat sulit untuk kita bisa menemukan tempat yang dimaksud.

Singkat cerita, kita sudah mencoba berjalan lagi untuk mencari, tapi tidak ketemu. Nenek pun akhirnya berkata kepada kami, “Makasih ya, dek, kalian pulang aja. Nenek jalani aja lagi, siapa tau nanti ketemu. Kalau pun tidak ketemu, nanti nenek pulang aja. Walau sia-sialah kalau hari ini tidak jadi ibadah.” Tapi, aku dan adikku tidak mau balik. Kita tidak mau membiarkan si nenek mencari lagi sendirian. Aku pun bertanya ke nenek, apakah bersedia gereja di tempat lain hari ini. Kalau nenek mau, biar kita ke gereja yang terdekat dari sini, kataku. Nenek mau, tapi sedikit ragu, karena takut tidak ada yang dikenal dan bingung. Aku dan adikku memutuskan untuk menemani si nenek beribadah lagi, kalau kita tidak menemukan tempatnya yang memang dituju nenek.

Singkat cerita, kita berjalan ke arah gereja tempat kami beribadah tadi. Dalam hati, aku cuma berdoa kepada Tuhan, “Tuhan, Engkau lihat kerinduan nenek ini. Engkau lihat imannya. Izinkan kami menemukan tempat yang nenek itu maksud.” Perjalanan kita saat itu lumayan jauh. Kita jalan, karena nenek tidak mau naik kendaraan umum, takut nanti tidak bisa memperhatikan gereja yang masih kita cari. Aku yang masih muda saja merasakan lelah. Tapi, aku bisa melihat nenek masih berharap menemukan tempat itu. Dalam hati, aku hanya terus berdoa, “Tuhan, lihat Iman nenek ini.”

Dan akhirnya, puji Tuhan, kita menemukan tempat yang nenek itu cari. Dan puji Tuhannya lagi, nenek itu belum terlambat. Setelah kita berpisah, aku meneteskan air mata. Bahagia, karena aku merasakan kebaikan Tuhan saat itu menolong kita. “Sungguh baik Engkau, Tuhan,” kataku dalam hati. Engkau melihat hati dari setiap anak-anak-Mu. Engkau melihat kerinduan nenek ini.

Perjumpaan yang singkat itu mengingatkanku beberapa hal hari ini:

1. Hati yang penuh kasih

Memiliki hati yang penuh kasih, yaitu hati yang tulus dan ikhlas untuk terus menabur kasih. Hati yang mau menolong dan mengasihi orang-orang. Mengulurkan tangan bagi mereka-mereka yang ada di sekeliling kita. Yohanes 15:12, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”

2. Percaya sama Tuhan

Dalam hidup, kita sering berada di titik ketidakpastian. Tapi, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Percaya saja pada-Nya. Dia menuntun dan menyertai kita. Yesaya 41:10, “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”

3. Melayani dengan sungguh

Pelayanan tidak melulu harus dalam hal-hal besar. Tapi, hari ini aku diingatkan kembali, kalau hal kecil itu juga adalah bagian dari melayani. Tuhan kadang mengirim orang-orang ke sekeliling kita untuk kita layani. Jangan mengabaikannya.

Seperti nenek yang usianya sudah menua, dengan ingatan yang sudah berkurang, tapi masih punya kerinduan untuk datang beribadah. Walau pergi sendiri, dia tidak takut dan tidak merasa lelah. Semoga kita juga sampai masa tua setia mengikut Tuhan. Tugas kita belum selesai, sampai kita berakhir dari dunia ini. Teladan hidup yang Tuhan berikan saat Dia ada di dunia, kiranya menolong kita untuk melangkah, hari lepas hari. Hiduplah penuh dengan arti, menjalani hari dengan penuh sukacita dan penuh ucapan syukur. Jangan takut, Tuhan menyertai dan menuntun kita.

Bagikan Konten Ini
7 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *