Merindukan Rumah

Selasa, 3 Mei 2022

Baca: Mazmur 62:2-9

62:2 (62-3) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

62:3 (62-4) Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang miring, terhadap tembok yang hendak roboh?

62:4 (62-5) Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka mengutuki. Sela

62:5 (62-6) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.

62:6 (62-7) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

62:7 (62-8) Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.

62:8 (62-9) Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela

62:9 (62-10) Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin.

 

Curahkanlah isi hatimu kepada-Nya, sebab Dialah tempat kita berlindung. —Mazmur 62:9 bis

Anne, karakter utama dalam novel Anne of Green Gables, ingin sekali memiliki keluarga. Sebagai yatim piatu, ia tak lagi berharap akan menemukan tempat yang akan menjadi rumahnya. Namun, kemudian seorang lelaki tua bernama Matthew Cuthbert dan adiknya Marilla bersedia menerima Anne di rumah mereka. Dalam perjalanan ke rumah mereka, Anne meminta maaf karena terlalu banyak bicara. Akan tetapi, Matthew yang pendiam berkata, “Kamu boleh bicara sesukamu, aku tidak keberatan.” Anne senang sekali mendengarnya. Ia sempat merasa tidak seorang pun menginginkannya, apalagi mendengarkan ia bicara. Sesampainya di rumah, ia kecewa ketika anak-anak Matthew dan Marilla yang lain mengira mereka mendapatkan anak laki-laki untuk membantu di kebun. Anne takut sekali akan dipulangkan ke panti, tetapi kemudian kerinduan Anne untuk memiliki rumah yang penuh kehangatan terpenuhi ketika ia diterima sebagai bagian dari keluarga Cuthbert.

Kita semua pernah merasa tidak diinginkan atau merasa sendiri. Namun, ketika kita menjadi bagian dari keluarga Allah melalui keselamatan dalam Yesus Kristus, Dia menjadi tempat perlindungan yang aman bagi kita (Mzm. 62:3). Dia senang menerima kita dan mengundang kita untuk berbicara dengan-Nya mengenai apa saja: kekhawatiran, cobaan, kesengsaraan, dan harapan kita. Pemazmur berkata bahwa kita bisa dengan tenang “menantikan Allah” dan mencurahkan “isi hati [kita] kepada-Nya” (ay.6,9 bis).

Jangan ragu. Berbicaralah kepada Allah tentang apa saja. Dia tidak akan keberatan. Dia senang mendengar curahan hati kita. Di dalam Dia, kamu menemukan tempat yang dapat kamu sebut rumah. —ANNE CETAS

WAWASAN
Daud menggunakan empat istilah yang berbeda dalam Mazmur 62 untuk menggambarkan kuasa perlindungan Allah: gunung batu, keselamatan, kota benteng, dan tempat perlindungan. Semua istilah ini menggambarkan konsep pertahanan dan pembebasan, tetapi arti spesifik dari masing-masing istilah tersebut membentuk gambaran yang lebih utuh. Arti utama dari kata Ibrani tsur, yang diterjemahkan sebagai “gunung batu,” adalah sebuah tembok atau tebing berbatu yang sulit ditembus. Kata yang diterjemahkan sebagai “keselamatan” adalah yeshuah. Yesus (Iēsous dalam bahasa Yunani, Yeshua dalam bahasa Ibrani) berarti “Tuhan adalah keselamatan” (lihat Matius 1:21). Kata yeshuah paling sering diterjemahkan sebagai “keselamatan,” tetapi juga dapat diterjemahkan sebagai “pembebasan,” sehingga Allah itulah yang membebaskan kita dari ancaman, yang dialami pemazmur dalam bentuk fisik dan rohani. “Kota benteng” merupakan terjemahan dari kata misgav dan merujuk kepada tempat peristirahatan; Allah menawarkan tempat yang aman bagi kita ketika masalah mengancam. Terakhir, machseh diterjemahkan sebagai “tempat perlindungan” dan mengacu kepada tempat kita menaruh pengharapan dan kepercayaan. —J.R. Hudberg

Merindukan Rumah
 

Situasi apa saja yang pernah mendorongmu menjadikan Allah sebagai tempat perlindungan? Apa saja yang ingin kamu bicarakan dengan-Nya saat ini?

Allahku, tolonglah aku untuk tidak menahan diri saat mengungkapkan isi hatiku kepada-Mu. Terima kasih karena Engkau bersedia mendengarkanku.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-Raja 14-15; Lukas 22:21-46

Bagikan Konten Ini
39 replies
  1. vilakristiyanti
    vilakristiyanti says:

    Terberkati dengan renungan hari ini. sekalipun Tuhan sudah tahu tentang hidup kita tapi Dia tetap setia menantikan kita untuk bercerita kepadaNya .. terimakasih.. Tuhan memberkati

  2. TAK-B Rena Fliyani Gultom
    TAK-B Rena Fliyani Gultom says:

    aku selalu rindu bisa menceritakan isi hatiku kepada Tuhan agar aku bisa terima kedamaian dalam hatiku

  3. rico art
    rico art says:

    Terima kasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan,biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya,
    amin

  4. Reicya
    Reicya says:

    AMENNNNN, TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA😇🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻

  5. Ameliana Pigome
    Ameliana Pigome says:

    renungan hari ini sangat menyentuh hati ❤️🎉
    dengan apa yg saya alami beberapa hari ini
    terimakasih karena suda menguatkan saya🥺🙏😇

  6. Sri Purwaningsih
    Sri Purwaningsih says:

    Amin.
    Tuhan Yesus cukup bagiku ,Dia se-gala2nya bagiku.Terpujilah Dia se lama2Nya.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *