Melarikan Diri
Rabu, 25 Mei 2022
Baca: Matius 26:47-56
26:47 Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.
26:48 Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.”
26:49 Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Salam Rabi,” lalu mencium Dia.
26:50 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Hai teman, untuk itukah engkau datang?” Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya.
26:51 Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
26:52 Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.
26:53 Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?
26:54 Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?”
26:55 Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: “Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.
26:56 Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.” Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian? —Matius 26:54
Pelajaran pertama dalam aikido, seni bela diri tradisional Jepang, sungguh tak terduga. Sensei, atau guru kami, berkata bahwa ketika ada ancaman serangan, reaksi pertama kita haruslah “melarikan diri”. “Jika benar-benar tidak bisa melarikan diri, barulah kamu bertarung,” kata beliau dengan serius.
Melarikan diri? Saya tercengang mendengarnya. Mengapa pelatih bela diri yang sangat mumpuni seperti dirinya menganjurkan kami untuk melarikan diri dari pertarungan? Hal ini sepertinya berlawanan dengan intuisi, tetapi beliau menjelaskan bahwa bentuk pertahanan diri terbaik adalah menghindari pertarungan sejak awal. Tentu saja!
Ketika segerombolan orang datang untuk menangkap Yesus, Petrus bereaksi dengan menghunus pedang untuk menyerang salah satu dari mereka (Mat. 26:51; lihat Yoh. 18:10). Namun, Yesus meminta Petrus menyarungkan pedang itu, kata-Nya, “Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?” (Mat. 26:54).
Meski rasa keadilan itu penting, memahami tujuan Allah dan kerajaan-Nya juga sama pentingnya. Itulah kerajaan “paradoks” yang memanggil kita untuk mengasihi musuh dan membalas kejahatan dengan kebaikan (5:44). Ajaran itu memang sangat berlawanan dengan reaksi yang biasanya diberikan dunia, tetapi itulah respons yang Allah ingin kita kembangkan dalam diri kita.
Lukas 22:51 bahkan menggambarkan bagaimana Yesus menjamah dan menyembuhkan telinga orang yang ditebas oleh Petrus. Kiranya kita juga belajar menanggapi situasi-situasi sulit sesuai dengan teladan Yesus, dengan selalu mengusahakan perdamaian dan pemulihan, dalam keyakinan bahwa Allah akan menyediakan apa yang kita butuhkan untuk melakukannya. —LESLIE KOH
WAWASAN
Pengkhianatan dan penangkapan terhadap Yesus dicatat dalam keempat Injil (Matius 26:47-56; Markus 14:43-50; Lukas 22:47-50; Yohanes 18:1-14). Dalam Matius 26, Yesus menyatakan bahwa penangkapan-Nya di taman Getsemani “harus terjadi demikian” (ay.54) supaya “genap yang ada tertulis dalam” Kitab Suci (ay.56). Kristus sudah memperingatkan murid-murid-Nya tiga kali tentang pengkhianatan yang akan dialami-Nya dan kematian-Nya di Yerusalem (Matius 16:21; 17:22; 20:18-19), tetapi mereka tidak mengerti apa yang dimaksudkan-Nya (Lukas 18:34). Petrus menyatakan ketidakpercayaannya dengan berkata, “Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau” (Matius 16:22). Mungkin itulah mengapa ia begitu cepat menghunus pedang untuk menentang penangkapan Yesus (Yohanes 18:10). —K.T.Sim

Bagaimana kamu bereaksi terhadap suatu situasi sulit baru-baru ini? Cobalah bayangkan dan bandingkanlah respons Yesus seandainya Dia menghadapi masalah yang sama?
Allah Bapaku, buatlah aku memahami rencana besar dari kerajaan-Mu. Berilah aku hati yang saleh, penuh kasih, dan cinta damai untuk menanggapi beragam situasi sesuai dengan teladan Anak-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 25-27; Yohanes 9:1-23
amien🤲
amin
Amin
Tuhan Yesus memberkati ðŸ™
Amin
Amin
Amin ðŸ™ðŸ˜‡
amin
Amin ðŸ¤
Amin
Amin
aminn aminn aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ™ðŸ™
amin ðŸ™
Amin ðŸ™ðŸ»ðŸ˜‡
Amin…
Amin…ðŸ™
Amin Tuhan Yesus Memberkati
Haleluya. Amin ðŸ™
Bapa yang terkasih terimakasih untuk berkatmMu.a.in
Amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan Serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin
â¤
😇
Amin
aminnn
Amin
Amin..
Amin, Gbu🤗
belajat menyikapi masalah dng cara pandang Tuhan, biar rencana Tuhan yg terjadi. Amin
Amin ðŸ™ðŸ™
Amin
Aminn
Aminn
Aminn
Amin
😇
amin….
GBU all……😇
Amin
Berdamai demi kebaikan bersama. Amin.
Amin
Menggenapi rencana Allah itukah missi Yesus. Bagaimana dengan kita?
Amin
Amin
amin
Amin
amin