Salib Pendamaian-Nya

Jumat, 15 April 2022

Baca: Markus 15:16-24

15:16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul.

15:17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya.

15:18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: “Salam, hai raja orang Yahudi!”

15:19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya.

15:20 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.

15:21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.

15:22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak.

15:23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya.

15:24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing.

Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene . . . dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. —Markus 15:21

Sorot mata muram mengintip dari lukisan Simon dari Kirene karya Egbert Modderman, seorang seniman kontemporer Belanda. Sorot mata Simon mengungkapkan beban fisik dan emosional dari tugas yang diembannya. Dalam Markus 15, Simon ditarik keluar dari kerumunan penonton dan dipaksa memikul salib Yesus.

Markus menyatakan bahwa Simon datang dari Kirene, sebuah kota besar di utara Afrika, yang memiliki populasi Yahudi dalam jumlah besar pada zaman Yesus. Kemungkinan besar Simon melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Ia tanpa sadar masuk ke dalam proses eksekusi yang tidak adil tersebut, tetapi akhirnya dapat memberikan bantuan kecil yang berarti bagi Yesus (Mrk. 15:21).

Sebelumnya, dalam Injil Markus, Yesus berkata kepada para pengikutnya, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (8:34). Dalam perjalanan ke Golgota, Simon secara harfiah melakukan apa yang Yesus minta secara kiasan untuk dilakukan murid-murid-Nya: ia memikul salib yang diberikan kepadanya, dan membawanya demi Yesus.

Kita pun mempunyai “salib” yang perlu dipikul: barangkali suatu penyakit, tugas pelayanan yang sulit, kematian seseorang yang dikasihi, atau penganiayaan karena iman kita. Saat kita menanggung penderitaan-penderitaan ini dengan iman, kita mengarahkan orang lain kepada penderitaan Yesus dan pengorbanan-Nya di kayu salib. Salib-Nyalah yang memberikan kita pendamaian dengan Allah dan kekuatan bagi perjalanan kita sendiri. —Lisa M. Samra

WAWASAN
Meski Simon dari Kirene disebutkan dalam ketiga Injil Sinoptik (Matius 27:32; Markus 15:21; Lukas 23:26), kita tidak tahu banyak tentang dirinya. Selain soal asalnya dari Kirene, kita hanya tahu Simon mempunyai dua anak, Aleksander dan Rufus (Markus 15:21). Namun, secuil informasi itu sangat mungkin berarti penting ketika kita mempertimbangkan keyakinan banyak orang bahwa jemaat di Roma merupakan pembaca utama dari tulisan Markus. Mengapa? Pertama, agaknya tidak mungkin Markus merasa perlu menyebut nama kedua anak Simon jika mereka tidak dikenal oleh jemaat mula-mula. Kedua, Paulus menyebut seseorang bernama Rufus di dalam suratnya kepada jemaat Roma: “Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu” (Roma 16:13). Ada kemungkinan Rufus dari jemaat di Roma ini adalah salah seorang anak dari Simon yang memikul salib Yesus. —Bill Crowder

Salib Pendamaian-Nya

“Salib” apa yang pernah atau sedang kamu tanggung? Bagaimana kamu dapat memanfaatkan pergumulan tersebut untuk mengarahkan orang lain kepada Yesus?

Tuhan Yesus, aku bersyukur Engkau mengerti dan ikut merasakan derita yang kualami ketika aku memikul salibku dan mengikut-Mu. Berilah aku keberanian dan kekuatan ketika perjalananku terasa berat.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 27-29; Lukas 13:1-22

Bagikan Konten Ini
31 replies
  1. yesheispetros
    yesheispetros says:

    Terima Kasih akan kasihMu , Terima Kasih atas CintaMu, ajari aku arti kasih yang sebenarnya…
    Terima Kasih setia di Kayu salib Menanggung derita yang seharusnya aku rasakan.
    Yesus… I LOVE YOU!!!!❤
    Maaf jika terkadang aku mendukakan perasaanMu
    namun,lihatlah betapa aku mencintaiMu ,dan ku terkagum akan setiaMu❤❤
    I LOVE YOU GOD❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤😘😘😘😘😘😘😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘😍😍😍😍🥰😍🥰😍🥰😍🥰😍🥰😍🥰🥰😍🥰😍🥰😍🥰😍🥰😍🥰😍😍🥰😍🥰😍🥰😍🥰😍😍🥰🥰🥰🥰😍🥰😍🥰😍🥰😘🥰😘🥰😘🥰😘🥰🤗🤗

  2. Jenny Harliani Bulela
    Jenny Harliani Bulela says:

    Jumat, 15 April 2022
    Markus 15:24
    “SALIB PENDAMAIAN”

    1. Pertanyaan
    Salib apa yang pernah atau sedang kamu tanggung? Bagaimana kamu dapat memanfaatkan pergumulan tersebut untuk mengarahkan orang lain kepada Yesus?

    Jawaban : Salib yang pernah atau sedang saya tanggung yaitu pelayanan dan studi. Dimana dari pergumulan tersebut itu bisa menjadi tolak ukur buat saya untuk bisa mengarahkan orang lain kepada Yesus dengan cara mengarahkan orang lain kepada Yesus dengan cara berbagi tentang apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita. Melalui sharing-sharing yang kita lakukan akan ada satu penguatan di dalamnya dan keyakinan bahwa ada satu pribadi yang bisa menuntun dan tidak pernah meninggalkan kita dan pasti dan dari itu semua kita bisa semangat dan memiliki prinsip bahwa masalah sesulit apapun itu bisa kita lewati.

    2. Kesimpulan
    Jadi dari renungan hari ini diajarkan bahwa kita harus siap untuk memikul salib saat kita mau mengikut Tuhan Yesus. Dan saat kita mau mengikut Tuhan kita harus melalui proses yang cukup panjang. Mungkin prosesnya akan rumit,susah tapi saay kita mau berproses karena Salib-Nya kita akan mendapatkan kekuatan dan kita tidak akan pernah merasa sendiri.

    3. Aplikasi
    Kita harus selalu percaya sama apa yang Tuhan lakukan dalam kehidupan kita. Dan apapun yang menjadi pergumulan kita baik itu suka maupun duka kita harus libatkan dan senantiasa minta Tuhan untuk membimbing kita, karena tanpa Tuhan hidup kita akan sia-sia adanya. Dan yakin bahwa saat kita mau berproses dalam Tuhan pasti semuanya akan terselesaikan dengan cara yang tepat yang semuanya berasal dari Tuhan Yesus 😇

  3. Juniar Feni Rose Angelica
    Juniar Feni Rose Angelica says:

    Tuhan Yesus beri aku kekuatan dan semangat atas meninggalnya Ibu yang kukasihi. Amin

  4. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *