Nasihat yang Bijak

Senin, 4 April 2022

Baca: Keluaran 18:13-22

18:13 Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang.

18:14 Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: “Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?”

18:15 Kata Musa kepada mertuanya itu: “Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah.

18:16 Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah.”

18:17 Tetapi mertua Musa menjawabnya: “Tidak baik seperti yang kaulakukan itu.

18:18 Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.

18:19 Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah.

18:20 Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan.

18:21 Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.

18:22 Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya.

Pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja. —Keluaran 18:18

Saat belajar di seminari, saya juga bekerja purnawaktu. Selain itu, saya juga melayani sebagai rohaniwan dan menjadi pekerja magang di suatu gereja. Pokoknya, saya sibuk sekali. Ketika ayah saya datang mengunjungi saya, ia berkata, “Kalau begini terus, kamu bisa patah semangat di tengah jalan.” Saya tidak mengacuhkan peringatan beliau. Bagi saya, ayah saya orang kuno dan tidak mengerti tentang “mengejar target”.

Saya memang tidak sampai patah semangat. Namun, saya mengalami masa-masa yang sangat berat, yang membuat saya dilanda depresi. Sejak itu, saya belajar mendengarkan nasihat, terutama dari orang-orang yang saya kasihi.

Hal ini mengingatkan saya kepada kisah Musa. Musa juga bekerja keras dengan melayani sebagai hakim atas bangsa Israel (Kel. 18:13). Namun, ia memilih mendengarkan nasihat ayah mertuanya (ay.17-18). Yitro tidak terlibat dalam kesibukan itu, tetapi ia mengasihi Musa dan keluarganya. Ia bisa membayangkan masalah yang akan datang. Mungkin itulah sebabnya Musa mendengarkan Yitro dan mengikuti nasihatnya. Musa menyusun sistem dengan menempatkan “orang-orang yang cakap” dari seluruh bangsa itu untuk menangani perkara kecil, sementara Musa menangani perkara yang besar (ay.21-22). Karena mendengarkan nasihat Yitro, mengatur ulang pekerjaannya, dan mempercayakan beban tugas kepada orang lain, Musa bisa terhindar dari stres yang mengancam.

Banyak dari kita yang melakukan pekerjaan untuk melayani Allah, keluarga, dan orang lain dengan sangat serius dan sepenuh hati. Namun, kita tetap perlu mendengarkan nasihat orang-orang yang kita kasihi dan bergantung kepada hikmat dan kekuatan Allah dalam setiap hal yang kita kerjakan. —Katara Patton

WAWASAN
Nasihat Yitro kepada Musa dalam Keluaran 18:13-26 begitu tepat waktu. Pada usianya yang kedelapan puluh tahun (lihat Kisah Para Rasul 7:23,30), Musa telah menghabiskan empat puluh tahun terakhir dalam keadaan terisolasi dan tidak dikenal di tengah gurun Midian. Sekarang tahu-tahu ia menjadi pemimpin dari suatu bangsa yang luar biasa besarnya, yang mungkin berjumlah jutaan—pengalaman yang sangat jauh berbeda dari urusan menjaga domba ayah mertuanya. Setelah melalui Laut Merah dan menghadapi Gunung Sinai, itulah waktu yang tepat bagi nasihat Yitro. Dengan diberikannya Hukum Taurat sebagai konstitusi bagi Israel, kehadiran para pemimmpin baru di berbagai jenjang tentu sangat menolong Musa dan umat yang dipimpinnya. —Bill Crowder

Nasihat yang Bijak

Nasihat siapa yang dapat kamu percayai untuk mengingatkan kamu agar melayani dengan bijaksana? Langkah-langkah apa yang kamu tempuh agar terhindar dari stres yang berat? Kapan terakhir kalinya kamu menempuh langkah-langkah tersebut?

Allah yang Mahakuasa, terima kasih Kau telah memberiku kesempatan untuk melayani-Mu dalam banyak bentuk. Dalam pelayananku kepada sesama, ajarlah aku untuk bekerja dengan bijak agar aku memiliki energi untuk melakukan apa yang Engkau mau kulakukan. 

Bacaan Alkitab Setahun: Rut 1-4; Lukas 8:1-25

Bagikan Konten Ini
48 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan , serta beri kekuatan , sembuhkan juga orang – orang yang terkena penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana. kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendak Mu yang terjadi, terpuji lah NamaMu kekal selamanya, amin

  2. Yosafat Ferdian
    Yosafat Ferdian says:

    Terimakasih untuk renungannya, saya sendiri telah mengabaikan beberapa nasihat dari orang terdekat saya di masa lalu dan akhirnya mengalami beberapa kesulitan dalam pekerjaan saya. Namun renungan ini tetap mengingatkan saya kedepannya untuk tidak mengabaikan lagi nasihat-nasihat yang diberikan kepada saya.

  3. Santo
    Santo says:

    Kerja capek-capek 2000%
    Kalau ga ada rahmat Tuhan, apalagi sampai lupa keluarga semua akan jadi sia-sia, kosong dan kembali ke 0 lagi.. lebih baik sedikit, tapi tuntas, dan sesuai yg Tuhan mau, daripada banyak tapi kosong. Aminn.. terima kasih Tuhan sudah tegur lagi.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *