Jadikan Setiap Momen Berarti

Senin, 11 April 2022

Baca: Matius 24:36-44

24:36 Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.”

24:37 “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.

24:38 Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,

24:39 dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.

24:40 Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan;

24:41 kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

24:42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.

24:43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.

24:44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”

Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. —Matius 24:42

Kedua jarum jam saku yang tersimpan di arsip perpustakaan Universitas North Carolina menyimpan kisah menyedihkan. Jarum-jarum jam itu berhenti pada pukul 8:19:56, yaitu tepat saat pemiliknya, Elisha Mitchell, jatuh tergelincir dan tewas di air terjun Pegunungan Appalachian, pada pagi hari tanggal 27 Juni 1857.

Mitchell adalah profesor universitas tersebut yang sedang mengumpulkan data untuk membuktikan pernyataannya (yang ternyata benar) bahwa puncak yang dipijaknya saat itu adalah yang tertinggi di sebelah timur Mississippi. Puncak itu sekarang dikenal sebagai Mount Mitchell. Makamnya terletak di puncak gunung itu, tak jauh dari tempat ia terjatuh.

Saat mendaki puncak gunung tersebut beberapa waktu lalu, saya merenungkan kisah Mitchell dan kefanaan saya sendiri. Saya terpikir, betapa sedikitnya waktu yang kita miliki. Lalu saya merenungkan kata-kata Yesus kepada murid-murid-Nya di Bukit Zaitun mengenai kedatangan-Nya kembali: “Sebab itu hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” (Mat. 24:44).

Ucapan Tuhan Yesus dengan jelas menyatakan bahwa tak seorang pun mengetahui kapan Dia akan datang kembali dan menegakkan kerajaan-Nya yang kekal. Tak seorang pun tahu kapan Dia akan memanggil kita untuk meninggalkan dunia ini untuk datang kepada-Nya. Namun, Dia meminta kita bersiap-siap dan “berjaga-jaga” (ay.42).

Tik . . . tok . . . tik . . . tok . . . Jam kehidupan kita masih berdetak—tetapi untuk berapa lama lagi? Marilah kita menjalani setiap momen dengan mengasihi Juruselamat kita yang pemurah, sembari menanti dan melayani-Nya. —JAMES BANKS

WAWASAN
Injil Matius, yang ditulis terutama bagi orang-orang Yahudi, disusun menurut lima bagian besar pengajaran Yesus (pasal 5-7,10,13,18-20,24-25). Perikop hari ini termasuk bagian terakhir, yang dikenal sebagai Pengajaran di Bukit Zaitun sesuai dengan lokasinya. Itulah pesan yang paling bersifat eskatologis (berkaitan dengan akhir zaman) dari kelima pengajaran dalam Injil Matius. Fakta kecil yang menarik menunjukkan bahwa itulah satu-satunya momen ketika Andreas, saudara Simon Petrus, diikutkan dalam “kelompok terdekat” murid Yesus yang terdiri dari Petrus, Yakobus, dan Yohanes (lihat Markus 13:3). Hal itu ironis karena Andreas merupakan salah seorang dari dua murid yang pertama-tama mengikut Kristus (Yohanes 1:40-41). Namun, biasanya ia tidak ikut bersama ketiga murid tersebut dalam waktu-waktu pribadi bersama-Nya, seperti ketika Yesus membangkitkan anak perempuan Yairus (Markus 5:37), pada waktu Yesus dimuliakan (9:2-13), dan saat Yesus berdoa di Getsemani (14:33). Andreas hanya ikut saat Kristus mengajar mereka di Bukit Zaitun. —Bill Crowder

Jadikan Setiap Momen Berarti

Apa yang kamu lakukan untuk menyiapkan diri menyambut-Nya? Apa yang paling kamu rindukan dari kedatangan-Nya?

Tuhan Yesus, Juruselamatku yang penuh kasih, tolonglah aku agar siap bertemu dengan-Mu kapan saja. Hari ini, mampukanlah diriku melayani-Mu dan menyiapkan diri untuk kedatangan-Mu kembali.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 17-18; Lukas 11:1-28

Bagikan Konten Ini
40 replies
  1. Yohan Lee
    Yohan Lee says:

    Mohon maaf : Tulisan atau huruf yg ada dalam foto / gambar, seringkali agak sulit dan kecil untuk dibaca karena jenis Font yg kurang jelas. Terima kasih.

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  3. Clay Fernando
    Clay Fernando says:

    Tuhan, kiranya Engkau memberkati anakmu ini dan jauhkan dri hal” yg membuatku tertekan akan suruhan orang lain… biarlah aku melayani dengan ketulusan dri hati, bukan paksaan orang lain🙏✝️

  4. Edi giawa
    Edi giawa says:

    Amin…
    Mohon didoakan saya beserta keluarga, karna saat ini sedang dalam pergumulan dan kesulitan yg sedang kami hadapi. Agar Tuhan memberi kekuatan dan menuntun kejalan yg Tuhan kehendaki. Yq Tym

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *