Tidak, Terima Kasih
Rabu, 16 Maret 2022
Baca: Ezra 4:1-5,24
4:1 Ketika lawan orang Yehuda dan Benyamin mendengar, bahwa orang-orang yang pulang dari pembuangan itu sedang membangun bait suci bagi TUHAN, Allah Israel,
4:2 maka mereka mendekati Zerubabel serta para kepala kaum keluarga dan berkata kepada mereka: “Biarlah kami turut membangun bersama-sama dengan kamu, karena kamipun berbakti kepada Allahmu sama seperti kamu; lagipula kami selalu mempersembahkan korban kepada-Nya sejak zaman Esar-Hadon, raja Asyur, yang memindahkan kami ke mari.”
4:3 Tetapi Zerubabel, Yesua dan para kepala kaum keluarga orang Israel yang lain berkata kepada mereka: “Bukanlah urusan kita bersama, sehingga kamu dan kami membangun rumah bagi Allah kami, karena kami sendirilah yang hendak membangun bagi TUHAN, Allah Israel, seperti yang diperintahkan kepada kami oleh Koresh, raja negeri Persia.”
4:4 Maka penduduk negeri itu melemahkan semangat orang-orang Yehuda dan membuat mereka takut membangun.
4:5 Bahkan, selama zaman Koresh, raja negeri Persia, sampai zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia, mereka menyogok para penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda itu dan menggagalkan rancangan mereka.
4:24 Pada waktu itu terhentilah pekerjaan membangun rumah Allah yang di Yerusalem, dan tetap terhenti sampai tahun yang kedua zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. —2 Korintus 6:14
Sebuah sekolah Kristen untuk anak-anak autis di India menerima donasi dalam jumlah besar dari sebuah perusahaan. Setelah memastikan tidak ada syarat-syarat yang mengikat pemberian itu, sekolah pun menerimanya. Namun, di kemudian hari, pihak perusahaan meminta untuk dilibatkan dalam kepengurusan sekolah. Direktur sekolah menolak mengkompromikan nilai-nilai Kristen yang dipegang sekolah tersebut, maka ia pun memutuskan untuk mengembalikan uang itu. Ia berkata, “Melakukan pekerjaan Allah dengan cara Allah jauh lebih penting.”
Ada banyak alasan untuk menolak bantuan, dan peristiwa tadi adalah salah satu contohnya. Kita melihat contoh lain di dalam Alkitab. Ketika bangsa Yahudi yang diasingkan kembali ke Yerusalem, Raja Koresh menugaskan mereka membangun kembali bait suci (Ezr. 3). Ketika tetangga mereka berkata, “Biarlah kami turut membangun bersama-sama dengan kamu, karena kamipun berbakti kepada Allahmu sama seperti kamu” (4:2), para pemimpin Israel menolak. Mereka menyimpulkan, dengan menerima tawaran bantuan itu, integritas proyek pembangunan bait suci akan tercemar, karena penyembahan berhala yang dilakukan para tetangga itu bisa menyusup ke dalam komunitas Israel. Bangsa Israel membuat keputusan yang benar, karena kemudian para “tetangga” itu terus mencoba berbagai cara untuk menghambat pembangunan tersebut.
Dengan pertolongan Roh Kudus dan nasihat saudara-saudari seiman yang bijaksana, kita dapat mengembangkan kearifan. Kita juga bisa tegas menolak tawaran yang mungkin membahayakan iman, karena kita yakin Allah pasti mencukupkan pekerjaan-Nya yang dilakukan dengan cara-Nya. —Poh Fang Chia
WAWASAN
Kitab Ezra, Nehemia, dan Ester dianggap sebagai narasi “pasca-pembuangan” di Perjanjian Lama. Narasi-narasi yang sebelumnya terdapat dalam kumpulan kitab Raja-Raja dan Tawarikh menggambarkan kondisi yang menyebabkan bangsa Yehuda dihukum lewat pembuangan di Babel. Ezra, Nehemia, dan Ester kemudian melanjutkan kisah tersebut, dengan menggambarkan masa-masa setelah berakhirnya tujuh puluh tahun pembuangan Yehuda. Karenanya, ketiga kitab itu memberikan tiga gambaran berbeda dengan tiga prioritas yang berbeda. Tema Ezra adalah pembangunan kembali bait suci yang dihancurkan oleh Nebukadnezar ketika ia mengalahkan dan merampas Yerusalem. Fokus Nehemia adalah menegakkan kembali keamanan orang-orang buangan yang kembali dengan cara membangun ulang tembok-tembok kota Yerusalem. Kitab Ester memberikan gambaran mengenai apa yang terjadi di antara orang-orang Yahudi yang tetap tinggal dalam negeri pembuangan mereka. Setiap kitab menggambarkan situasi-situasi yang penuh dengan tantangan dan pergumulan. —Bill Crowder

Apa saja bahaya yang mengancam jika kita bergandeng tangan dengan pihak-pihak yang mungkin berbeda kepentingan dalam pekerjaan Allah? Bagaimana cara kamu untuk semakin mengembangkan kearifan?
Bapa terkasih, Engkau mengetahui kebutuhanku. Berikanlah kebijaksanaan kepadaku agar aku tahu kapan saat yang tepat untuk bermitra dengan pihak lain.
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 28-29; Markus 14:54-72
Amin
Perlu hikmat dari Kristus
aminn aminn aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ™ðŸ™
Amin
Turunan adalah Allah yang akan menyediakan segala sesuatu untuk pekerjaan tangan-Nya
Amin
Amin
amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang -orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kam segala rencana kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selama nya, amin
Amin
amien
Aminn ðŸ™
Amin.
Amin
Thankyou,GbuðŸ™
amin
Amin..
Amin Tuhan Yesus Memberkati
.AmiN.
Amin
amin
Amin
Amin
Amin,,
Amin,,
Amin,,
Amin ðŸ¤
amin
aminj
Amin
Ambil
Amin
Hidup dengan bijaksana. Amin.
ðŸ™ðŸ™ðŸ™
Amen
Amin