Tidak Perlu Formula

Selasa, 15 Maret 2022

Baca: Matius 5:13-16

5:13 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

 

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. —Matius 5:16

Ketika Jen masih muda, seorang guru Sekolah Minggu yang berniat baik melatih anak-anak cara penginjilan. Mereka diajar untuk menghafal serangkaian ayat Alkitab dan langkah-langkah untuk mengabarkan Injil. Jen dan temannya mempraktikkan hal ini kepada seorang teman yang lain. Mereka gugup dan khawatir ada ayat atau langkah penting yang terlupakan. Jen tidak ingat persis apakah teman yang mereka datangi itu akhirnya bertobat, tetapi ia merasa hal itu tidak terjadi. Cara penginjilan tersebut tampaknya lebih mementingkan ketepatan formula ketimbang orang yang didekati.

Kini, bertahun-tahun kemudian, Jen dan suaminya meneladankan kasih akan Allah kepada anak-anak mereka dan membagikan iman mereka dengan cara yang lebih ramah. Mereka memahami pentingnya mengajari anak-anak mereka tentang Allah, Alkitab, dan hubungan pribadi dengan Yesus. Namun, mereka melakukannya dengan meneladankan kasih kepada Allah dan kepada firman-Nya dalam hidup sehari-hari. Mereka menunjukkan apa artinya menjadi “terang dunia” (Mat. 5:14) dan menjangkau orang lain melalui kebaikan dan perkataan yang bersahabat. Jen berkata, “Kita tidak dapat membagikan firman yang hidup kepada orang lain jika kita sendiri tidak memilikinya.” Ketika Jen dan suaminya menunjukkan kebaikan dengan cara mereka sendiri, mereka menyiapkan anak-anak mereka “untuk mengundang orang lain mengenal iman mereka.”

Kita tidak memerlukan formula untuk menuntun orang datang kepada Yesus. Yang terpenting adalah kasih kepada Allah terpancar nyata melalui diri kita. Ketika kita menghayati dan membagikan kasih Allah, Dia akan menarik orang-orang untuk mengenal Dia. —Alyson Kieda

WAWASAN
Di dunia kuno, tanpa teknologi pendinginan, garam paling banyak digunakan untuk mengawetkan makanan dan mencegah pembusukan. Ketika Yesus menyatakan para pengikut-Nya sebagai “garam dunia” (Matius 5:13), Dia sedang memanggil mereka untuk menjadi penghambat pencemaran yang tak terhindarkan dalam masyarakat. Di masa Yesus, garam sering kali tidak bersifat murni, karena diambil dari rawa garam, tempat banyak unsur lain yang mencemarkan mineral penting ini. Ketika unsur-unsur yang mencemarkan itu mendominasi garam yang digunakan dalam pengawetan, garam tersebut gagal berfungsi dan dagingnya akan membusuk. Yesus menantang para pendengar-Nya untuk menghindari unsur-unsur pencemaran yang sepatutnya mereka cegah di tengah dunia sekitar mereka. Penggambaran Yesus tentang para pengikut setia-Nya dalam Khotbah di Bukit juga menantang orang-orang percaya masa kini untuk hidup melawan arus budaya, mencegah pencemaran dalam dunia, dan hidup dalam dengan tulus beriman. —Jed Ostoich

Tidak Perlu Formula
 

Seperti apa pengalaman kamu membagikan kabar baik kepada orang lain? Apa hasilnya? Adakah cara lain yang dapat kamu gunakan untuk membagikan kabar baik tentang Yesus?

Ya Allah, aku ingin orang lain menikmati hubungan penuh kasih seperti yang kumiliki bersama-Mu. Tuntunlah perbuatan dan perkataanku agar dapat mengarahkan mereka kepada-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 26-27; Markus 14:27-53

Bagikan Konten Ini
45 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan,biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  2. ayu agil mujakar
    ayu agil mujakar says:

    emang sakit untuk mengasihi sesama manusia,tapi Puji Tuhan saya sedang berusaha.Tuhan Yesus memberkati kita semua ❤️😇

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *