Melampaui Batas Pemahaman
Selasa, 29 Maret 2022
Baca: 2 Korintus 4:7-18
4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.
4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. —2 Korintus 4:18
Sungguh hari yang sulit ketika suami saya diberi tahu, seperti banyak orang lain, bahwa ia akan diberhentikan dari pekerjaannya sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Kami percaya Allah akan memenuhi kebutuhan kami, tetapi ketidakpastian tentang bagaimana itu akan terjadi tetaplah menakutkan.
Saat berusaha mengelola emosi saya yang kacau balau, saya membaca kembali sajak karya John of the Cross, seorang tokoh reformasi abad ke-16. Sajak berjudul I Went In, I Knew Not Where (Aku Masuk, tetapi Tidak Tahu ke Mana) itu menggambarkan keajaiban yang ditemukan dalam perjalanan hidup yang penuh penyerahan diri. Ketika berjalan “melampaui batas pemahaman”, kita belajar “memahami Yang Ilahi dalam segala wujudnya.” Jadi, itulah yang saya dan suami lakukan sepanjang masa yang sulit tersebut: mengalihkan fokus dari apa yang dapat kami kendalikan dan pahami, kepada jalan-jalan Allah yang tak terduga, misterius, dan indah di sekeliling kami.
Rasul Paulus mengundang orang percaya untuk menempuh perjalanan dari yang kelihatan menuju yang tidak kelihatan, dari realitas lahiriah kepada yang batiniah, dan dari pergumulan di dunia yang sementara ini kepada “kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya” (2Kor. 4:17).
Paulus menganjurkan hal itu bukan karena ia tidak menaruh belas kasihan terhadap pergumulan mereka. Ia tahu, dengan melepaskan apa yang dapat mereka pahami, mereka akan dapat mengalami penghiburan, sukacita, dan pengharapan yang sangat mereka butuhkan (ay.10,15-16). Mereka akan mengalami keajaiban hidup Kristus yang menjadikan segala sesuatu baru. —Monica La Rose
WAWASAN
Dalam memenuhi panggilannya untuk memberitakan Injil, Paulus mengalami berbagai bahaya, aniaya, dan kesulitan (1 Korintus 4:9-13; 2 Korintus 1:8-9; 6:4-10; 11:23-29). Ia memilih untuk melihat hal-hal tersebut sebagai “penderitaan ringan yang sekarang ini” untuk mencapai “kemuliaan kekal” (2 Korintus 4:17). Paulus bertahan, dengan dikuatkan oleh kemurahan Allah (ay.1), kebesaran Injil (ay.2-6), dan kuasa kebangkitan Kristus (ay.7-14). Dengan penuh keyakinan, ia menyatakan, “Kami tidak tawar hati” (ay.1,16). Keyakinan seperti ini tidak berakar pada dirinya sendiri, melainkan pada “kekuatan yang melimpah-limpah” dari Allah (ay.7) dan kasih karunia-Nya yang selalu mencukupi (12:9). —K. T. Sim

Pernahkah kamu mengalami kemuliaan Allah dalam cara-cara yang tak dapat kamu pahami? Dalam area hidup mana saja kamu ingin mengalami Allah di luar “batas pemahaman” kamu?
Allah Mahakasih, ada begitu banyak kesedihan dan ketidakpastian di dunia ini. Tolonglah aku belajar mengikut Engkau melampaui apa yang dapat kupahami, supaya aku melihat keajaiban hidup-Mu yang memperbarui sekitarku.
Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 7-8; Lukas 5:1-16
.AmiN.
aminn aminn aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ™ðŸ™
amin
Amin
Amin
Tuhan ajarkan aku untuk tetap yakin dan percaya akan mukjizat mu di tengah2 ketidakpastian ini ,mampukan aku untuk selalu bersyukurðŸ™ðŸ™
Amin
ðŸ™
Thankyou, GbuðŸ™
aminn
Haleluya, amin
Amin Tuhan Yesus Memberkati
Amin
amien
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuh kan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan , biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin
Terpuji lah Tuhan, ðŸ™ðŸ™ðŸ™
amin Tuhan Yesus memberkati
Amin
😇😇
Amin
Aminnnn ya Tuhan Yesus💕💞
aminnnn
Aminn
amen..
kehilangan sahabat 5 hari yg lalu. renungan ini menguatkan dan memberi penghiburan..
terima kasih… Tuhan berkatiâ¤
Amen
Amin ðŸ¤
Amin
amin
Amin
Amin
sangat terberkati 😇
Amien
amin
Amin
Amin
amin
Amin