Lagu Cinta
Sabtu, 12 Maret 2022
Baca: Zefanya 3:9-17
3:9 “Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu.
3:10 Dari seberang sungai-sungai negeri Etiopia orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak, akan membawa persembahan kepada-Ku.
3:11 Pada hari itu engkau tidak akan mendapat malu karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan terhadap Aku, sebab pada waktu itu Aku akan menyingkirkan dari padamu orang-orangmu yang ria congkak, dan engkau tidak akan lagi meninggikan dirimu di gunung-Ku yang kudus.
3:12 Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama TUHAN,
3:13 yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya.”
3:14 Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem!
3:15 TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.
3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai. —Zefanya 3:17
Di suatu Sabtu sore, taman di tepi sungai itu terasa begitu tenang dan damai. Ada yang joging, ada yang memancing, dan burung-burung camar berebut kertas pembungkus makanan, sementara saya dan istri duduk memperhatikan sepasang pria dan wanita. Mereka mungkin berusia sekitar akhir empat puluhan dan berbicara dalam bahasa yang tidak kami pahami. Si wanita duduk menatap mata pria yang sedang menyanyikan lagu cinta untuknya tanpa rasa risih sedikit pun, sambil semilir angin membuat kami semua bisa ikut mendengarkan suaranya.
Adegan menyenangkan ini mengingatkan saya pada Kitab Zefanya. Mungkin hal ini membuat kamu heran. Pada zaman Nabi Zefanya, kehidupan umat Allah telah rusak karena tunduk kepada berhala (1:4-5), sementara para nabi dan imam Israel berbuat najis dan arogan (3:4). Sebagian besar kitab itu berisi pesan penghakiman Allah yang akan datang bukan hanya atas Israel tetapi juga atas seluruh bumi (ay.8).
Namun, Zefanya menubuatkan sesuatu yang lain. Dari masa yang gelap itu akan muncul umat yang mengasihi Allah dengan sepenuh hati (ay.9-13). Bagi orang-orang ini, Allah akan menjadi seperti mempelai laki-laki yang bersukacita karena kekasih-Nya: “Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai” (ay.17).
Pencipta, Bapa, Pahlawan, Hakim—itulah gelar-gelar yang digunakan Alkitab bagi Allah. Namun, berapa banyak dari kita melihat Allah sebagai Penyanyi Agung yang menyanyikan lagu cinta untuk kita dengan gembira? —SHERIDAN VOYSEY
WAWASAN
Zefanya 1:1 tidak lazim karena kita diberikan latar belakang biografi yang lebih jauh daripada yang biasa kita temukan tentang para nabi Perjanjian Lama. Isinya berbunyi, “Firman TUHAN yang datang kepada Zefanya bin Kusyi bin Gedalya bin Amarya bin Hizkia dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda.” Dua hal patut diperhatikan di sini. Pertama, Zefanya merupakan keturunan langsung dari salah satu raja terbesar Yehuda—Hizkia—sehingga termasuk keluarga kerajaan. Kedua, Zefanya melayani dalam pemerintahan Yosia, yang menetapkan kembali perayaan Paskah dalam suatu reformasi agama besar-besaran. —Bill Crowder

Bagaimana biasanya kamu menggambarkan Allah—sebagai Pencipta, Bapa, Pahlawan, atau yang lainnya? Apa pengaruhnya bagi hidup kamu bila kamu melihat Allah sebagai Kekasih, dan kamu sendiri sebagai kekasih-Nya?
Ya Allah, aku bahagia Engkau bersorak-sorak karena diriku.
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 17-19; Markus 13:1-20
😇
aminn aminn aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ™ðŸ™
Amin..
Amin
Amin
Amin
Amin
amin
Amin Tuhan Yesus Memberkati
ðŸ™ðŸ™ðŸ™
Amen HalleluYah..
Amin ðŸ™
amen
Biarlah kami berseru seterus nya memuji Yesus
amin Tuhan Yesus memberkati
Tuhan kiranya sorak-soraiMu memberkatiKu dan memberikanku cinta dan kasih yang Tulus. Amin
Amin
Amin
Amin, Haleluya
amin
wow
Tuhan akan bersorak sorai saat qta bertobat & mencari wajahNya. Amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana , kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin
AMIN
amin
Amin
Aminn
ðŸ¤ðŸ¤
amin
Amin
Amen
Bersorak-sorai bersama Tuhan. Amin.
Amin
Amin
amin ya robal alamin
so blessed!
amin