Kedutaan Allah

Kamis, 31 Maret 2022

Baca: Lukas 14:7-14

14:7 Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:

14:8 “Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,

14:9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.

14:10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.

14:11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

14:12 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.

14:13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.

14:14 Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”

 

Apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia. —Lukas 14:13-14

Ludmilla, seorang janda berusia 82 tahun, menyatakan rumahnya di Republik Ceko sebagai “Kedutaan Kerajaan Surga”. Ia berkata, “Rumahku adalah perluasan dari Kerajaan Kristus.” Ia menyambut siapa saja, baik teman maupun orang asing, yang sedang menderita dan membutuhkan penerimaan yang hangat. Ludmilla terkadang menyediakan bagi mereka makanan dan tempat tidur—selalu dengan semangat penuh belas kasih dan doa. Dengan mengandalkan karya Roh Kudus untuk menolongnya mengurus para tamu, Ludmilla bersukacita melihat cara Allah menjawab doa-doa mereka.

Ludmilla melayani Tuhan Yesus dengan membuka pintu hati dan pintu rumahnya. Ini sangat berbeda dengan seorang pemimpin agama terkemuka yang mengundang Yesus makan pada suatu hari Sabat. Yesus memberi tahu ahli Taurat itu bahwa ia harus mengundang “orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta” ke rumahnya, dan bukan mereka yang dapat membalas undangannya (Luk. 14:13). Komentar Yesus menyiratkan bahwa orang Farisi itu menjamu Yesus karena kesombongannya (ay.12). Sementara Ludmilla, berabad-abad kemudian, mengundang orang-orang ke rumahnya agar ia dapat menjadi “alat kasih dan hikmat Allah”.

Melayani orang lain dengan rendah hati adalah salah satu cara kita dapat menjadi “duta Kerajaan Surga”, seperti dikatakan Ludmilla. Meskipun kita tidak selalu dapat menyediakan tumpangan bagi orang asing, kita dapat menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan kita sendiri dengan cara-cara yang unik dan kreatif. Jadi, bagaimana cara kamu memperluas Kerajaan Allah dalam lingkungan pergaulan kamu hari ini? —Amy Boucher Pye

WAWASAN
Dalam Injilnya, Lukas sering kali menyoroti kejadian di balik perumpamaan Yesus (lihat Lukas 12:13; 15:1-2; 18:9; 19:11). Dalam pasal 14, kita membaca bahwa “Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan” (ay.7). Protokol jamuan makan zaman kuno menetapkan bahwa dua tempat yang paling terhormat adalah sisi kanan dan kiri sang penjamu (Matius 20:21). Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita bahwa adalah lebih baik merendahkan diri daripada direndahkan orang lain, suatu peringatan yang sering disampaikan Yesus (Matius 23:12; Lukas 18:14). Dengan Kristus sebagai acuan, Paulus mengajar kita untuk “menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:5). Meskipun Yesus adalah Allah, Dia rela menjadi seorang hamba manusia. —K. T. Sim

Kedutaan Allah
 

Menurut kamu, bagaimana reaksi orang Farisi itu ketika Yesus memintanya untuk mengubah sikap? Bagaimana cara kamu membuat orang lain merasa disambut dengan baik?

Tuhan Yesus, aku bersyukur Engkau memelihara mereka yang membutuhkan pertolongan. Jadikanlah aku seperti diri-Mu, rela mempedulikan sesama dan menyatakan kasih-Mu kepada mereka.

Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 11-12; Lukas 6:1-26

Bagikan Konten Ini
33 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  2. Sindhu
    Sindhu says:

    belajar kerendahan hati dng memberikan perhatian org lain, kasih buat mereka yg membutuhkan. memiliki hati seorang hamba spt teladan Yesus, Tuhan & juruselamat kita. Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *