Iman yang Tak Tergoyahkan

Jumat, 4 Maret 2022

Baca: Matius 6:19-24

6:19 “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.

6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

6:22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;

6:23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

6:24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

 

Hidup manusia tidak tergantung dari kekayaannya. —Lukas 12:15 BIS

Setelah ayahnya meninggal dunia, Kevin pergi ke panti jompo untuk mengambil barang-barang almarhum. Staf panti menyerahkan dua kotak kecil, dan hari itu Kevin sadar, tidak diperlukan banyak harta untuk merasa bahagia.

Ayahnya, Larry, seorang yang periang dan rajin memberikan senyuman serta kata-kata penyemangat bagi orang lain. Alasan kebahagiaannya adalah sesuatu yang tidak dapat ditaruh di dalam kotak, yaitu iman yang tak tergoyahkan kepada Penebusnya, Yesus Kristus.

Yesus mendorong kita untuk “[mengumpulkan] . . . harta di sorga” (Mat. 6:20). Maksudnya bukanlah bahwa kita tidak boleh mempunyai rumah, membeli mobil, menabung untuk masa depan, atau memiliki berbagai benda. Namun, Dia mendorong kita untuk menguji fokus hati kita. Apa yang menjadi fokus hati Larry? Hatinya diarahkan untuk mengasihi Allah dengan cara mengasihi sesama. Ia kerap berjalan menyusuri lorong tempatnya tinggal, untuk menyapa dan menyemangati setiap orang yang ia temui. Kalau ada yang menangis, ia akan menemani dengan kata-kata penghiburan, menyediakan telinga untuk mendengarkan, atau menaikkan doa yang tulus. Pikirannya diarahkan untuk menjalani kehidupan demi kemuliaan Allah dan kebaikan sesama.

Kita mungkin dapat bertanya kepada diri sendiri, bisakah kita berbahagia dengan lebih sedikit benda yang memenuhi perhatian kita dan mengalihkannya dari hal-hal yang lebih penting, yakni mengasihi Allah dan sesama? “Di mana harta [kita] berada, di situ juga hati [kita] berada” (ay.21). Apa yang kita hargai akan tecermin dalam cara hidup kita. —Anne Cetas

WAWASAN
Dalam Matius 6:19-24, Yesus mengajar murid-murid-Nya menggunakan perbandingan. Dengan membandingkan harta duniawi dengan harta surgawi, Dia menunjukkan bahwa apa yang kita hargai menunjukkan hati kita. “Harta di sorga” (ay.20) kemungkinan besar merujuk kepada kekayaan rohani. Penafsir Alkitab, Craig Blomberg, berpendapat bahwa ini mengacu kepada “penggunaan harta benda yang didasari sikap belas kasihan demi mencukupi kebutuhan jasmani dan rohani orang lain.” Dengan membandingkan mata yang baik dan jahat (ay.22-23), Yesus bermaksud menyatakan bahwa apa yang menjadi fokus kita, itulah yang akan memenuhi hati kita. Contoh-contoh tersebut berujung pada perbandingan dua tuan—Allah dan Mamon (uang, ay.24). Kata mengabdi adalah kunci dalam memahami ayat ini. Mengabdi berhubungan dengan istilah doulos, yang merujuk kepada budak dan bukan karyawan biasa. Yesus hendak mengatakan bahwa kesetiaan seorang budak tidak terbagi-bagi. Yesus menyerukan para pengikut-Nya untuk memiliki pengabdian yang tak terbagi-bagi seperti itu—”kebencian” atas apa pun yang mengalihkan kita dari kesetiaan kita kepada-Nya (lihat Matius 10:34-39; 12:30; Lukas 14:26). —J. R. Hudberg

Iman yang Tak Tergoyahkan
 

Apakah prioritas-prioritas dalam hidup kamu sudah berada pada tempat yang seharusnya? Menurut kamu, perubahan apa yang Allah ingin kamu lakukan?

Ya Allah, aku mengasihi-Mu dan kuingin mengasihi-Mu lebih lagi. Tunjukkanlah kepadaku bagaimana aku bisa menjadi semakin serupa dengan-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 31-33; Markus 9:1-29

Bagikan Konten Ini
43 replies
  1. ritha
    ritha says:

    bahwa hidup di dlm Kristus adalah yg terutama, harta dunia hanya sebagai pelengkap saja.

  2. Miclo
    Miclo says:

    Alasan kebahagiaannya adalah sesuatu yang tidak dapat ditaruh di dalam kotak, yaitu iman yang tak tergoyahkan kepada Penebusnya, Yesus Kristus.

  3. SOESILO
    SOESILO says:

    bagus mengingat saat kita berpulang, alkali kapling ku 1x2m. Lahan fisik antara rumah sekarang dengan rumah kekal…. ( atau neraka apa abadi )….

  4. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkan lah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan Segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  5. Elly Kurniawati
    Elly Kurniawati says:

    Syalom, selamat pagi. Puji Tuhan, Renungan yg meningatkan & menguatkan iman. Diberkati kita semua yg mengandalkan Tuhan Yesus. Amin.

  6. Intan Lubis
    Intan Lubis says:

    Terkadang manusia hanya mementingkan harta duniawi, mereka lupa bahwa masih ada harta yang berharga yaitu kerajaan sorga

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *