Sukses dan Pengorbanan

Selasa, 8 Februari 2022

Baca: 1 Yohanes 3:11-18

3:11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;

3:12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.

3:13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.

3:14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.

3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

3:16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?

3:18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. —1 Yohanes 3:16

Dalam suatu program studi musim panas, putra saya membaca buku tentang seorang anak yang ingin mendaki Pegunungan Alpen di Swiss. Anak itu menghabiskan waktunya untuk berlatih demi mencapai keinginan tersebut. Namun, ketika akhirnya ia berangkat, ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Di tengah pendakian, rekan seperjalanannya jatuh sakit dan anak itu memutuskan untuk berhenti demi menolong rekannya daripada mencapai cita-citanya.

Di kelas, guru anak saya bertanya, “Apakah anak itu menjadi pecundang karena tidak berhasil mendaki gunung?” Seorang murid menjawab, “Ya, karena pada dasarnya ia memang orang gagal.” Namun, anak lain tidak setuju. Ia berkata anak itu bukan pecundang, karena ia rela melepaskan sesuatu yang penting demi menolong orang lain. 

Kita bersikap seperti Yesus ketika kita mengesampingkan rencana pribadi demi menolong orang lain. Yesus melepaskan hak-Nya untuk memiliki rumah, memperoleh penghasilan yang mapan, dan penerimaan sosial demi berkeliling memberitakan kebenaran Allah. Akhirnya, Dia menyerahkan nyawa-Nya demi membebaskan kita dari dosa dan menunjukkan kasih Allah kepada kita (1Yoh. 3:16).

Sukses duniawi sangat berbeda dengan sukses di mata Allah. Dia menghargai belas kasihan yang mendorong kita menolong orang-orang yang kurang beruntung dan terluka (ay.17). Dia menyetujui keputusan yang melindungi sesama kita. Dengan pertolongan Allah, kita dapat menyelaraskan nilai-nilai diri kita dengan nilai-nilai-Nya, dan mengabdikan diri kita untuk mengasihi Dia dan sesama. Itulah pencapaian kita yang terbesar. —JENNIFER BENSON SCHULDT

WAWASAN
Terkadang Yohanes disebut sebagai rasul kasih. Banyak bagian dari Injil yang menyandang namanya, begitu juga surat-suratnya, berfokus kepada topik kasih. Perikop hari ini memberikan ciri sekaligus penerapan kasih. Kasih yang diwujudkan dalam tindakan—yang muncul dalam langkah-langkah konkret sebagai ungkapannya—adalah ciri orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus, yang “sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup” (1 Yohanes 3:14). Untuk menunjukkan contoh kasih yang diwujudkan lewat tindakan, Yohanes mengambil dari Perjanjian Lama, kehidupan Yesus, dan pengajaran-Nya. Kasih tidak berbuat seperti Kain, yang membunuh adiknya sendiri (ay.12; lihat Kejadian 4:1-16), melainkan meneladani Yesus yang telah menyerahkan nyawa-Nya (1 Yohanes 3:16). Pada akhirnya, kasih mencoba menyediakan kebutuhan fisik orang lain, seperti yang ditunjukkan dalam kisah orang Samaria yang murah hati (ay.17; lihat Lukas 10:25-37). —J.R. Hudberg

Sukses dan Pengorbanan

Bagaimana upaya mengejar kesuksesan telah mempengaruhi hidup kamu? Mengapa kadang-kadang sulit untuk menyelaraskan nilai-nilai diri kita dengan apa yang penting bagi Allah?

Bapa Surgawi, aku ingin sukses di mata-Mu. Ajar aku mengasihi sesama seperti Engkau mengasihiku.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 4-5; Matius 24:29-51

Bagikan Konten Ini
45 replies
  1. elvina octavia
    elvina octavia says:

    Tuhan biarlah kesuksesan menjadi berkat untuk orang lain dan hidupku penuh dengan kasih. amin🙏🙏

  2. Samsarif
    Samsarif says:

    mengasihi dengan tulus,adalah hal yang sangat disenangi Tuhan Yesus,Dan mengasihi saudara” adalah hal yang harus kita lakukan untuk meninggikan nama Yesus..

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan,biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu

  4. rambu tade
    rambu tade says:

    saya sekrang dalam masa mengampuni orang yang telah menyakiti hati keluarga kami. tolonglah kami Tuhan

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *