Mendapatkan yang Kita Inginkan
Senin, 7 Februari 2022
Baca: 1 Raja-raja 1:5,32-37
1:5 Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: “Aku ini mau menjadi raja.” Ia melengkapi dirinya dengan kereta-kereta dan orang-orang berkuda serta lima puluh orang yang berlari di depannya.
1:32 Lagi kata raja Daud: “Panggillah imam Zadok, nabi Natan dan Benaya bin Yoyada.” Mereka masuk menghadap raja,
1:33 dan raja berkata kepada mereka: “Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku Salomo ke atas bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon.
1:34 Imam Zadok dan nabi Natan harus mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel; kemudian kamu meniup sangkakala dan berseru: Hidup raja Salomo!
1:35 Sesudah itu kamu berjalan pulang dengan mengiring dia; lalu ia akan masuk dan duduk di atas takhtaku, sebab dialah yang harus naik takhta menggantikan aku, dan dialah yang kutunjuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda.”
1:36 Lalu Benaya bin Yoyada menjawab raja: “Amin! Demikianlah kiranya firman TUHAN, Allah tuanku raja!
1:37 Seperti TUHAN menyertai tuanku raja, demikianlah kiranya Ia menyertai Salomo; semoga Ia membuat takhta Salomo lebih agung dari takhta tuanku raja Daud.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Adonia . . . meninggikan diri dengan berkata, “Aku ini mau menjadi raja.” —1 Raja-raja 1:5
Aaron Burr dengan cemas menantikan hasil keputusan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS. Dalam kedudukannya yang sama kuat dengan Thomas Jefferson dalam pemilihan presiden tahun 1800, Burr meyakini bahwa DPR akan mengumumkan kemenangannya. Namun, ternyata ia kalah, dan kepahitan menggerogoti jiwanya. Burr memupuk kebencian terhadap Alexander Hamilton karena tidak mendukung pencalonannya, dan perasaan itu mendorongnya membunuh Hamilton dalam duel senjata kurang dari empat tahun kemudian. Karena marah terhadap pembunuhan itu, rakyat AS menolak Burr dan akhirnya ia meninggal sebagai orang tua yang getir.
Perebutan kekuasaan politik merupakan bagian sejarah yang tragis. Ketika Raja Daud mendekati ajal, anaknya, Adonia, merekrut panglima dan imam besar pilihan Daud untuk menjadikan dirinya raja (1Raj. 1:5-8). Namun, Daud telah memilih Salomo sebagai raja (ay.17). Dengan bantuan Nabi Natan, pemberontakan Adonia berhasil dipadamkan (ay.11-53). Meskipun diampuni, Adonia bersekongkol kedua kalinya untuk merampas takhta, dan Salomo pun menghukumnya mati (2:13-25).
Alangkah manusiawi untuk menginginkan sesuatu yang bukan milik kita! Namun, tak peduli betapa gigihnya kita mengejar kekuasaan, prestise, atau harta, semua itu tidak akan pernah cukup. Kita selalu menginginkan lebih. Alangkah jauhnya kita dari Yesus, yang “merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:8).
Ironisnya, pengejaran ambisi demi kepentingan sendiri tidak akan pernah menjawab kerinduan kita yang paling sejati dan terdalam. Menyerahkan hasilnya kepada Allah adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan damai sejahtera dan sukacita. —TIM GUSTAFSON
WAWASAN
Menurut peraturan kuno tentang warisan, Adonia, anak tertua di antara putra-putra Daud yang masih hidup, adalah ahli waris takhta yang sah. Namun, Daud memutuskan bahwa Salomo, yang lebih muda, anaknya dari Batsyeba, yang akan menggantikannya (1 Raja-Raja 1:17-18,30), meskipun dua dari penasihat kepercayaannya berpendapat bahwa Adonia adalah pilihan yang lebih baik (ay.5-7). Pertanyaannya, mengapa Allah mengizinkan Daud memilih Salomo, padahal Dia mengetahui pada akhirnya Salomo akan melanggar semua hukum bagi raja (Ulangan 17:14-20), merusak reputasinya sendiri, dan menjerumuskan diri ke dalam penyembahan berhala (1 Raja-Raja 11:1-13)? Kitab Suci tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Sebaliknya, hal itu justru menjadi bagian dari kisah yang lebih besar. Sama seperti dunia membutuhkan raja yang lebih setia dan sanggup mengendalikan diri daripada Daud, dunia juga membutuhkan raja yang lebih setia dan berhikmat daripada Salomo. Hanya dengan kedatangan Yesus kita memperoleh hikmat, kebaikan, rasa aman, dan seorang Raja yang dibutuhkan seluruh dunia. —Mart DeHaan

Apa yang dikatakan kerinduan dan tujuan kamu mengenai hati kamu? Apa yang perlu kamu serahkan kepada Allah hari ini?
Ya Allah, tolong aku memenuhi peran yang telah Engkau berikan dan tidak mengingini lebih dari itu. Bantulah aku untuk mempercayai-Mu dalam segala hal.
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 1-3; Matius 24:1-28
Amen
aminn aminn aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ™ðŸ™
amin
Amin
Amin ðŸ™
Amin
Amin
ðŸ™
mendapatkan yang kita inginkan dengan selalu mengucap syukur kepada Tuhan Yesus adalah langkah awal kita dalam menerima berkat” yang datang nya dari Tuhan Yesus..
Tuhan berkati aku seturut kehendakMu . aminðŸ™ðŸ™
Yah Allah bapa, berikanlah terus Hikmat untuk kami, sehingga kami mampu untuk menjalankan tugas tanggungjawab kami dengan baik sambil bersandar dan Berharap hanya kepada Engkau saja.
Amin.
Amin…
Amin Tuhan Yesus Memberkati
Amin. Terima kasih
Amin Terpujilah Tuhan
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta beri kekuatan, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tangan Mu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin
AMIN
Amin
Sangat tragis
Amin.
Amin
Thankyou,GbuðŸ™ðŸ¤—
â¤ï¸â¤ï¸
.AmiN.
Amin
kl pdptku secara pribadi, sbtulnya sdh terjwb, bahwa yg membangun bait suci hny org yg bersih dr pertumpahan darah. dan lg rancangan Tuhan tergenapi, bangsa Israel menjadi bangsa yg besar dan tdk ada lg yg spt itu di seluruh dunia. spy dunia bs melihat, siapakah Tuhan yg di sembah oleh org Israel. Tq renungannya yg mengajar mengejar kepuasan dlm Tuhan dan bukan ambisi pribadi. Amin
Amin
aminn
Mantab, puji Tuhan.
Amin ðŸ¤
Aminn
Amin
amin
Amin
aminn
😇
Tidak meninggikan keinginan diri sendiri. Amin.
amin
Amin ðŸ™ðŸ»
Amin
AMIN
amin
amin
Amin